Sabtu, 13 Desember 2014

Ahok Minta Pelacur Tua Tidak Usah Dirazia

Belasam wanita dirazia Dinas Sosial Jaktim

Bagai jamur di musim hujan, pelacur jalanan mejeng di wilayah Jakarta Timur. Jumat (12/12) malam, 12 pelacur ‘pijat payung’ digaruk saat menjajakan cinta di jalanan.
Mereka dijaring petugas di sejumlah tempat antara lain Jatinegara, Taman Mini, Jalan Raya Bogor, kawasan Boker, dan lainnya.
“Saya ini hanya menunggu teman. Bener Pak, saya bukan pelacur. Masak berdiri di jalan ditangkap,” protes Bunga, satu wanita yang ditangkap di kawasan Boker, Ciracas. “Salah saya apa?”
Petugas tidak langsung percaya. Bunga yang berdandan menor, mejeng di kawasan Boker menjajakan cinta. Boker memang dikenal tempat mangkal pelacur jalanan. Wanita berusia 25 tahun ini  digelandang ke mobil operasional.
Petugas juga merazia dua wanita yang tengah praktik pijat di bawah payung alias pijat hot di kawasan Jatinegara.  “Saya pijat biasa kok, Pak. Nggak pakai hot-hotan. Saya juga sudah tua nggak hot,” tutur wanita berusia 50 tahun itu.
Ia juga juga menolak disebut praktik ‘pijat hot’ , karena dia sudah tua. Padahal beberapa hari sebelumnya petugas memergoki pemijat tua itu tengah melayani pria ‘hidung belang’. Ia pun dibawa petugas untuk dibina di Panti Rehabilitasi Cipayung.
Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Timur, Masyudi mengatakan, akan terus menertibkan penyandang masalah kesejahteran sosial (PMKS) dan pelacur jalanan. Pelacur tidak pernah kapok meski aparat Suku Dinas Sosial Jakarta Timur bolak-balik merazia.
HARUS MANUSIAWI
Gubernur Ahok memerintahkan petugas Satpol PP menertibkan  praktik pelacur jalanan, namun harus manusiwi. “Kami ingin membangun Jakarta menjadi kota modern, tapi harus manusiawi,” tegasnya  pada acara peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) tingkat DKI Jakarta, di Lapangan Monas.
Ahok menceritakan, saat baru menjabat Wagub DKI pada 2012, ia pernah melarang Satpol PP menertiban pelacur jalanan berusia tua.  “Saya bilang tidak boleh. Yang tua-tua sudah tidak laku dirazia, tapi yang muda-muda di hotel dan apartemen tidak dirazia,” katanya.
Ahok juga pernah mendapat laporan ada seorang pelacur yang mencoba kabur dari kejaran, akhirnya nekat terjun ke Kali Sunter dan tewas.
“Yang seperti ini juga sering terjadi dalam razia gelandangan. Satpol PP ngejar-ngejargelandangan yang masih kecil-kecil. Anak-anak itu malah ketabrak mobil,” ujar Ahok.
Atas dasar itulah, Ahok mengatakan bahwa dari sejak awal, ia dan Jokowi  berkomitmen proses penertiban para PMKS  di Jakarta harus dilakukan dengan cara persuasif dan manusiawi. (poskotanews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar