Senin, 18 September 2017

PSK Ingin Tobat

 Wanita adalah perhiasan dunia. Beranjak dari kata mutiara tersebut, Islam mengangkat sangat menjaga kehormatan wanita.

Namun begitu, terkadang hidup memang tak sesuai harapan. Desakan ekonomi kerap kali mendesak seorang wanita untuk menjajakan dirinya sebagai pekerja esek-sesek.
Berikut ini kisah seorang pekerja prostitusi yang ingin memiliki kehidupan lebih baik dengan bertaubat. Ganjalan di hatinya sempat menyapa, akankah Allah menerimanya?
Terkait dengan itu, simak jawaban ustaz terkait taubat seorang wanita pekerja esek-esek berikut ini, yang pernah dimuat di Harian Umum Soloposedisi, Jumat (6/2/2015).
Pertanyaan
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.Setelah saya membaca rubrik Khazanah Keluarga di Harian Solopos edisi  Juni 2014saya yang berstatus bekas penghuni Gang Dolly di Surabaya ingin  mencurahkan isi hati saya kepada Pak Ustaz.

Nama saya Ratmi (nama samaran). Umur saya 24 tahun berasal dari Wonogiri. Orangtua saya buruh tani (miskin). Saya anak mbarep dari tiga bersaudara. Saya lulusan SMA swasta di Wonogiri.
Saya diajak kawan untuk bekerja di toko swalayan di Surabaya. Saya menempati tempat indekos (kontrak) di Surabaya dengan kawan saya tersebut.
Pada awal Februari 2014, saya didatangi tamu laki-laki (gagah berdasi) dan saya belum kenal. Tamu tersebut menawari saya dan kawan saya untuk pindah tempat indekos di rumah orang tersebut. Rumahnya bagus (dua lantai) dan sewanya tiap bulan Rp250.000.
Gaji saya di swalayan tersebut per bulan Rp1.225.000. Saya dan kawan saya ditawari pekerjaan baru dengan gaji Rp3,5 juta oleh pemilik tempat indekos tersebut. Saya dan kawan tergiur gaji yang cukup besar.
Awalnya saya tidak tahu kalau pemilik tempat indekos tersebut adalah germo (melayani lelaki hidung belang). Saya diberi tahu tetangga bahwa kalau yang menempati tempat indekos itu masih gadis, gajinya tinggi dan dibebaskan dari kewajiban membayar uang indekos.
Dalam keadaan terpaksa, saya dan teman saya juga sudah telanjur tanda tangan, tugas sebagai pekerja esek-esek saya jalani. Tiga malam saya harus melayani lelaki hidung belang dan tiap malam saya diberi uang ekstra Rp100.000 dan makan enak secara gratis. Berapa uang yang harus disetor ke germo saya tidak tahu.
Sebenarnya saya khawatir hamil, tetapi sang germo menjamin saya tidak akan hamil karena ada dokter yang menanggung, saya disuntik antihamil. Setelah Gank Dolly ditutup oleh Pemkot Surabaya, saya diberi pesangon oleh Dinas Sosial Surabaya untuk pulang ke kampung dan bekerja sebagai penjahit karena sudah punya modal untuk membeli mesin jahit.
Pertanyaan saya Pak Ustaz, karena orang tua tidak tahu kalau saya menjadi PSK di Gank Dolly dan sudah tidak perawan lagi, bagaimana sebaiknya, apakah saya ceritakan yang sebenarnya kepada orang tua atau sebaiknya diam saja?
Saya menyadari perbuatan dosa saya. Sebagian uang hasil menjadi PSK saya perbantukan untuk perbaikan masjid di kampung saya. Bolehkah? Apakah saya mendapat pahala?
Sekarang saya sudah di Wonogiri dan ingin tobat kepada Allah SWT. Bagaimana caranya agar tobat saya diterima oleh Allah SWT? Bagaimana kalau ada pemuda yang melamar saya untuk dijadikan istri?
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. [Ratmi—nama samaran—Tinggal di Wonogiri]
Ustaz Menjawab
Wa’alaikumsalam warahmatullaahi wabarakaatuh.Sangat saya sayangkan bahwa Anda gadis muslimah dari desa yang masih murni setelah sampai di Surabaya menjadi PSK alias melayani lelaki hidung belang.
Andaikata Anda sebelum berangkat ke Surabaya, saya punya kenalan yang bisa saya beri tahu bahwa Anda mencari pekerjaan, saya jamin Anda bisa bekerja di PT Sritex, Sukoharjo, di bagian garmen.
Sudah banyak remaja putri lulusan SMA kami salurkan bekerja di PT Sritex. Nasi telah menjadi bubur, bagaimana lagi? Menurut saya, solusi terbaik adalah dalam hukum Islam perbuatan zina/pelacur adalah perbuatan yang dilarang oleh syariat Islam dan termasuk dosa besar.
Satu-satunya jalan, Anda harus bertobat nasuha, artinya tidak akan mengulang lagi, menyesal dan kapok dengan sungguh-sungguh, dan segera ditutup dengan amalan-amalan yang baik, misalnya rajin salat lima waktu, rajin salat sunah, rajin puasa sunah seperti puasa Senin dan Kamis, puasa bith, puasa Syawal, salat Duha, salat Tahajud, dan sebagainya.
Uang hasil barang haram tidak mendatangkan pahala walau untuk membantu pembangunan masjid.  Allah itu suci, tidak akan menerima barang yang haram.
Daripada menyesal di kemudian hari, lebih baik terus terang bercerita kepada orang tua, meminta maaf, meminta doa, kalau ada pemuda yang ingin melamar bilang saja apa adanya. Insya Allah lebih aman. (http://www.solopos.com/2015/07/06/tentang-islam-dilema-bekas-psk-ingin-tobat-621166)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar