Kamis, 30 April 2015

Bangun Lokalisasi, Ahok Tak Hormati Muslim di Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama/Ahok (foto: Antara)
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama/Ahok (foto: Antara)

 Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dianggap tak menghormati umat Islam di Jakarta, lantaran mewacanakan pendirian lokalisasi kepada pekerja seks komersial (PSK).
Hal tersebut diungkapkan oleh, anggota Komisi VIII DPR Khatibul Umam Wiranu. Menurutnya, Ahok selalu bertindak tanpa menghargai umat muslim, seperti akan menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) untuk memberi izin kepada toko-toko yang akan menjual minuman keras di Jakarta dan akan mendirikan lokalisasi prostitusi.
"Ahok selalu tidak menghormati umat Islam, karena dengan adanya tempat lokalisasi akan membuat seseorang malakukan maksiat," ujar Khatibul kepada Okezone, Rabu (28/4/2015).
 
Dia menambahkan, saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok tak mengunakan akal sehatnya. Sebab, kebijakannya selalu membuat keresahan dan yang terbaru adalah akan mendirikan tempat lokalisasi.
"Pemimpin itu harus berdasarkan kepada tata nilai, dan Ahok sudah tidak menggunakan moralitas atas kebijakannya," tegasnya.
Sebelumnya, Ahok mengatakan akan mewacanakan membangun lokalisasi prostitusi. Hal itu diperuntukan sebagai solusi guna menyelesaikan masalah prostitusi secara tuntas di Ibu Kota. (http://news.okezone.com)

Rabu, 29 April 2015

Selepas Hindia Belanda, Pelacuran Zaman Jepang Lebih Ramai


Selepas Hindia Belanda, Pelacuran Zaman Jepang Lebih Ramai
Ilustrasi Pelacuran (MerahPutih/Alfi Rahmadhani)  
 Usai penjajahan Belanda tahun 1942, pelacuran di Zaman Jepang bukannya berkurang tapi justru tambah membabibuta. Bisa dikatakan cukup memprihatinkan. Bagaimanakah pelacuran saat itu merajalela?
Penjajah Jepang sebagai ganti kekuasaan Belanda di Indonesia menjalankan pemerintahan dengan sangat represif. Ketika itu, keadaan ekonomi Indonesia malah makin parah. Kenapa? Semua hasil ditujukan untuk Jepang, yakni zamannya romusha. Sontak saja kemiskinan dan kelaparan terjadi di mana-mana. Banyak penduduk yang hanya berpakaian dari kain goni, sehingga berbagai penyakit kulit diderita oleh penduduk.
Untuk mengurangi penderitaan karena penyakit kulit itu, mereka melepas baji goni lalu mencucinya. Selama menanti baju goni kering, mereka berjemur agar kudis dan penyakit kulit bisa kering oleh sinar matahari. Meninggal di berbagai tempat sudah menjadi kejadian lumrah sehari-hari waktu itu. Di sekitar stasiun Tanah Abang waktu itu banyak orang-orang kelaparan, sakit lalu meninggal. Masa pendudukan Jepang merupakan zaman yang paling tidak bisa dilupakan oleh sebagian besar penduduk Indonesia, sebab penduduk mengalami tekanan lahir dan batin yang luar biasa di tengah suasana perang yang berkepanjangan.
Selama Jepang menduduki Indonesia, secara fisik dapat dikatakan bahwa Jakarta sama sekali tidak mengalami perkembangan, namun pelacuran dan komersialisasi seks terus berkembang selama pendudukan Jepang. Pada masa pendudukan Jepang inilah disinyalir terjadi eksploitasi dan kekerasan seksual terhadap perempuan dan juga ada jaringan perdagangan perempuan untuk dijadikan pelacur. Indikasi ini terkait dengan banyaknya perempuan yang tertipu atau dipaksa memasuki dunia prostitusi.
Bangsa Jepang menawarkan pendidikan dan kehidupan yang lebih baik di Tokyo atau kota-kota Indonesia lainnya kepada sejumlah perempuan. Banyak perempuan yang tertarik dengan tawaran itu dan dibawa dan ditampung ke daerah daerah sekitar pelabuhan Semarang, Surabaya dan Jakarta (Tanjung Priok). Dalam kenyataanya, mereka dipaksa melayani hasrat seks para serdadu dan perwira Jepang serta dilarang meninggalkan rumah bordil.
Pada umumnya perempuan yang tertipu dan dipaksa menjadi pemuas nafsu tentara Jepang (belakangan mereka dikenal sebagai Jugun Ianfu) itu berasal dari latar belakang keluarga pegawai pangreh praja yang takut kehilangan pangkat dan jabatannya. Janji-janji untuk disekolahkan ke luar negeri tidak disiarkan melalui surat kabar, tetapi dari mulut ke mulut yang ditangani oleh Sendenbu (Jawatan propaganda). Pada masa Jepang, pangreh praja tunduk melaksanakan perintah Sendenbu. Sebagai konsekuensinya, para pangreh praja—dari bupati sampai lurah—harus memberi contoh menyerahkan anaknya.
Mereka tidak boleh hanya berpropaganda, tetapi juga harus jadi suri tauladan. Selain itu, mereka ada juga yang berasal dari perempuan-perempuan desa yang berpendidikan rendah dan atau tidak berpendidikan sama sekali, sehingga tidak mengenal baca tulis. Kebanyakan mereka ini berasal dari desa, yang secara ekonomi sangat miskin. Sebagian masih gadis—malah ada yang masih di bawah umur, ada juga yang telah bersuami dan punya anak. Bagaimana perempuan-perempuan itu bisa terjebak menjadi Jugun Ianfu? Tawaran pekerjaan yang dijanjikan oleh Jepang merupakan pola perekrutan yang dominan.
Masalah kelangkaan lapangan pekerjaan sebagai akibat situasi ekonomi yang sulit pada masa Jepang menjadi alasan utama para perempuan mudah dijebak dengan iming-iming mendapatkan pekerjaan untuk meringankan beban hidup keluarga. Demikianlah yang dilansir dari serbasejarah.blogspot.com. (http://news.merahputih.com)

Selasa, 28 April 2015

Prabowo: Memangnya Lokalisasi Otomatis Hapus Prostitusi Terselubung?

Ilustrasi: Okezone
Ilustrasi: Okezone

Kritik dan sindiran terus berdatangan soal wacana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk melegalkan prostitusi dengan membangun apartemen khusus.
Setelah sebelumnya Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD DKI, Zainuddin, kini giliran anggota DPRD dari Fraksi Partai Gerindra, Prabowo Soenirman yang ikut mengecam Ahok.
Menurut Prabowo, jika prostitusi dilegalkan, malah bisa dijangkau golongan yang tak diharapkan, seperti para pelajar untuk jadi pelanggan para pekerja seks komersial (PSK) yang juga diwacanakan akan diberi sertifikasi.
"Apakah dengan adanya lokalisasi prostitusi, Pemprov yakin dapat menghapus lokalisasi ilegal dan terselubung? Apakah Pemprov dapat menjamin PSK mau dilokalisasi?” ketus Prabowo.
“Sudah pasti yang mau itu, PSK menengah ke bawah yang terjangkau kantung para pelajar," lanjutnya.
Legalisasi prostitusi juga dianggapnya tak serta-merta jadi solusi terbaik. Justru Prabowo meminta Ahok untuk mengikuti para tokoh pemimpin daerah lain.
Contohnya seperti mantan Gubernur DKI Sutiyoso (Bang Yos) yang menutup lokalisasi Kramat Tunggak, atau Wali Kota Surabaya, Tri Rishamarini yang memberangus lokalisasi dolly.
"Bang Yos dan Bu Risma itu sudah benar menghapusnya (lokalisasi). Jadi tidak ada tempat yang mudah di jangkau," tandas Prabowo. (http://news.okezone.com)

Senin, 27 April 2015

Ini Solusi Prostitusi versi Muslimah HTI

ilustrasi
ilustrasi
 
Juru bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Iffah Ainur Rochmah mengatakan penyediaan lapangan kerja yang layak merupakan solusi dari praktik prostitusi, bukannya dengan melegalkan lokalisasi.

"Bila negara memberikan jaminan kebutuhan hidup setiap anggota masyarakat, termasuk lapangan kerja bagi para laki-laki, perempuan tidak perlu menjadi pencari nafkah utama bagi keluarga," kata Iffah Ainur Rochmah melalui siaran pers di Jakarta, Senin (27/4).

Selain itu, untuk mencegah perempuan terjerumus dari praktik prostitusi, pemerintah juga harus menjamin adanya pendidikan yang sejalan.

"Pendidikan yang bermutu dan bebas biaya harus memberikan bekal ketakwaan selain keahlian sehingga setiap orang mampu bekerja dengan cara yang halal," tambahnya.

Iffah menyebut salah satu alasan pekerja seks komersial kembali ke tempat prostitusi setelah mendapat pembinaan keterampilan adalah karena lebih sulit mendapatkan uang dari hasil pelatihan keterampilan daripada melacur.

"Bila ada penanaman kuat mengenai ketakwaan serta standar benar dan salah, maka hal itu tidak akan terjadi," ujarnya.

Faktor sosial juga dinilai memiliki peran penting untuk mencegah munculnya praktik prostitusi.

Pembinaan keluarga yang harmonis akan menjadi penyelesaian jalur sosial yang harus menjadi perhatian pemerintah.

"Penting untuk membentuk lingkungan sosial yang tidak permisif terhadap kemaksiatan sehingga pelaku prostitusi mendapat sanksi dan kontrol sosial dari lingkungan," tuturnya.

Sedangkan dari aspek politik, pemerintah dianggap perlu membuat peraturan perundangan yang tegas mengatur bahwa segala sesuatu yang terkait pelacuran merupakan hal yang haram sehingga bisnis semacam itu tidak boleh dibiarkan.

"Negara tidak hanya harus menutup semua lokalisasi, menghapus situs prostitusi 'online' tapi juga melarang semua produksi yang memicu seks bebas seperti pornografi lewat berbagai media," katanya. (www.republika.co.id)

Contoh Filipina, Ahok Usul PSK Bersertifikat


KOMPAS.COM/ANDRI DONNAL PUTERA Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah.

 Sekretaris Daerah DKI Saefullah mengatakan, pekerja seks komersial (PSK) akan diberi sertifikat pekerjaannya. PSK yang dibekali sertifikat adalah PSK yang berada di apartemen khusus kegiatan prostitusi yang diwacanakan oleh Pemerintah Provinsi DKI.

"Jadi, ini ide dari Pak Gubernur. Kalau bisa, ada satu apartemen yang memang berizin untuk profesi itu, dia (PSK) dikasih sertifikat gitu,sertifikat seperti di Filipina. Jadi, kalau dia memang profesinya itu, dia punya sertifikat. Saya praktik begini karena saya punya sertifikat," ujar Saefullah di Balai Kota DKI, Senin (27/4/2015).

Akan tetapi, Saefullah mengatakan, belum ditentukan persyaratan untuk mendapatkan sertifikat tersebut. Selain itu, ada pula ide untuk membangun apartemen khusus kegiatan prostitusi. (Baca: Ahok Lontarkan Ide Bangun Apartemen Khusus Prostitusi)

Pemerintah Provinsi DKI akan melihat bagaimana tanggapan masyarakat dari aspek sosial dan ekonominya. Atas wacana ini, Saefullah mengatakan Pemprov DKI mengacu kepada lokasi prostitusi Dolly di Surabaya yang telah ditutup.

Menurut Saefullah, dampak penutupan tersebut membuat para PSK tersebar ke mana-mana. Pengendaliannya pun menjadi sulit dilakukan. Hal inilah yang memicu Pemprov DKI melalui Gubernur melontarkan ide untuk membangun apartemen khusus kegiatan prostitusi dan juga PSK bersertifikat.

"Ini idenya biar bergulir dulu. Kita dengar dulu masukan-masukan dari masyarakat. Setelah dengar dari masyarakat, baru Pemprov DKI akan ada (tindakan) konkretnya," ujar Saefullah. (http://megapolitan.kompas.com)

Minggu, 26 April 2015

Pil Biru Tanpa Tanding

 Meski bukan sekelas nasional tetapi burung yang bertanding di gelaran BnR Pasadena Jl. Caringin, Bandung (19/4/2015) terbilang ketat. Beberapa burung tampil menonjol, bendera kemenangan pun layak diraihnya.
Guntur Bumi Milik Ir. Wahyu Rajai Anis Merah (Foto: Ricky)
Guntur Bumi Milik Ir. Wahyu Rajai Anis Merah (Foto: Ricky)
Di murai batu, Dragon andalan Dedi Purnama cetak double winner. Isian rambatan, kapas tembak, jenggot, kenarian yang disambung cililin membuatnya tak terbendung. Di ans merah, pasca istirahat panjang, Guntur Bumi gacoannnya Ir. Wahyu dari Indahco nyaris cetak hattrick. 2x juara satu membuktikan bahwa kualitasnya diatas rata-rata. Sudah tiga pekan ini, Guntur Bumi meraih juara. Lewat kawalan H. Gandi, kedepannya torehan prestasi akan kembali direbutnya.
Ade KKLB-RMI semakin mapan saja dengan skuad lovebird jawaranya. Diantaranya Pil Biru siang ini cetak hattrick jawara satu. Bak kesetanan aksinya memukau para pengadil, siang ini pun Pil Biru jadi tontonan lovebirdmania yang menyaksikannya.
Dragon Murai Dedi Purnama Double Winner (Foto: Ricky)
Dragon Murai Dedi Purnama Double Winner (Foto: Ricky)
Marcopolo Kenari Besar Masa Depan Prasetyo-Dival (Foto: Ricky)
Marcopolo Kenari Besar Masa Depan Prasetyo-Dival (Foto: Ricky)

Selain itu, Jalal, LB debutannya raih juara 1, 3, 3 & 5, serta Ambasador curi posisi juara 2. Lengkap sudah amunisi LB jagoan Ade, siang ini mendominasi kelasnya. Marcopolo kenari besar Prasetyo/Dival sodok jawara satu sesi pertama. Durasi kerja maksimal dipertontonkan kenari F1 tersebut. Juara lintas organiser diraihnya lewat aksinya yang selalu tampil gemilang. (http://mediabnr.com)

Sabtu, 25 April 2015

Servis Memuaskan, Omset Semakin Melimpah

 
Salah satu toko obat dan alat bantu seks di Yogya. (Foto: JH Kusmargana/doc)

 Praktek bisnis jual beli alat bantu seks tak bisa ditampik semakin tumbuh subur di Yogya dan sekitarnya beberapa tahun belakangan ini. Meski tak memiliki ijin resmi, toko alat bantu sex yang biasanya berkedok toko kesehatan dan kecantikan yang menjual obat kuat ini sangat leluasa menjalankan usahanya.

Kepada KRjogja.com, salah seorang pelaku bisnis jual beli alat bantu seks, Hengky (bukan nama sebenarnya), mengaku telah cukup lama menjalankan usahanya itu. Selain memiliki toko di kawasan Yogya timur, sejak beberapa tahun terakhir ia bahkan telah membuka cabang di kawasan Yogya selatan.

"Toko kita cuma ada di Yogya. Tidak buka cabang di kota lain," ujarnya yang secara gencar melakukan promosi beragam produknya lewat internet itu.

Hengky sendiri mengaku memulai usaha jual beli alat bantu seks di Yogya sejak 9 tahun lalu. "Saya mulai usaha di Yogya itu sejak beberapa bulan sebelum gempa tahun 2006," katanya yang langsung bungkam begitu ditanya soal ijin usaha.

Terkait bisnisnya, Ia mengakui lebih banyak melakukan transaksi usaha jual beli alat bantu seks melalui internet. Hal itu karena kebanyakan konsumennya merasa malu jika harus mendatangi tokonya secara langsung.

"Semua produk impor langsung dari Jepang. Karena memang disana banyak sekali produk-produk semacam itu. Untuk omset itu tidak pasti. Ya bisa sampai puluhan juta lah," katanya.

Untuk meyakinkan toko alat bantu seks miliknya asli dan bukan usaha tipu-tipu, ia pun tak segan memberikan alamat lengkap tokonya kepada calon pelanggan baru. Selain itu, proses pembayaran produk pun juga dapat dilakukan begitu barang telah sampai di rumah konsumen pemesan.

"No tipu-tipu.. silahkan datang dan cek alamat toko kami di.. ," ujarnya menyebutkan alamat lengkap beserta petunjuk arah toko miliknya.

"Kalau dikirim langsung pakai kurir, pembayaran bisa dilakukan di tempat (ongkir), kalau via travel silakan transfer ke no rekening ini," katanya. Hengky menjamin semua proses pengiriman baik dengan kurir, atau paket tersebut aman.

"Mau pakai kurir, paket, travel atau pos, semua aman. Rahasia juga kita jamin. Kita sudah mengirim ke banyak daerah di Indonesia. Sudah tak terhitung," ujarnya. (http://krjogja.com)

Dikebiri demi Sebuah Pekerjaan

Dikebiri demi Sebuah Pekerjaan
(Foto: theatlantic)

Pengebirian

Seorang kasim adalah julukan untuk pria yang dikebiri. Istilah ini biasanya mengacu pada mereka yang melakukan fungsi sosial tertentu seperti yang umum terjadi pada masyarakat China masa lampau.

Proses pengebirian pada masyarakat China kuno sendiri adalah sarana untuk mendapatkan pekerjaan di kalangan imperial. Pada akhir Dinasti Ming, ada sekira 70 ribu orang kasim di Istana Kaisar. Nilai mereka sangat luar biasa dibandingkan dengan yang bukan kasim. Jumlah kasim yang dipekerjakan di kalangan imperial jatuh pada 1912 ketika pekerjaan mereka terhenti.

Para kasim dikebiri sebelum beranjak pubertas. Mereka juga dihargai dan dilatih di beberapa tempat budaya untuk suara luar biasa mereka. Kasim tersebut dikenal sebagai castrati. Sayangnya, pilihan harus dibuat pada usia tertentu ketika si anak belum cukup sadar bahwa mereka harus mengorbankan potensi seksual, dan tidak ada jaminan bahwa suaranya akan tetap mengagumkan setelah dikebiri.
(http://lifestyle.okezone.com)

Jumat, 24 April 2015

Mengapa Jakarta Butuh Lokalisasi Pelacur? Ini Penjelasannya

Mengapa Jakarta Butuh Lokalisasi Pelacur? Ini Penjelasannya
Ilustrasi pelacuran / prostitusi. REUTERS/Edgar Su
  Wakil Ketua Perkumpulan Keluarga Bencana Indonesia Budi Wahyuni mengungkapkan penyakit menular seksual di DKI Jakarta bisa tak terkendali bila tak punya lokalisasi pelacur. Alasannya, sebagian besar psk ialah perempuan yang masih dalam posisi subordinat dalam relasi sosial. "Setidaknya di lokalisasi, psk bisa mendapat pendampingan rutin dan pengecekan kesehatan," kata Budi saat dihubungi Tempo, Rabu, 22 April 2015.

Menurut Budi, lembaganya menyarankan pemerintah DKI Jakarta membangun lokalisasi pelacur untuk mengawasi praktek prostitusi yang semakin marak terjadi. Pembangunan lokalisasi, ujarnya, masih dipandang langkah terbaik dibandingkan dengan membiarkan praktek prostitusi menjamur di tempat tersembunyi yang tak diketahui pemerintah.

Ia menjelaskan, perempuan sering dalam posisi tak berdaya saat meminta pasangannya mengenakan kondom saat berhubungan intim. Pelacur, kata Budi, sering dituduh mencurigai pasangannya mengidap penyakit kelamin bila meminta penggunaan kondom. Apalagi, baik pelacur maupun warga yang kerap memakai jasa pelacur rentan terinfeksi penyakit menular seksual bila bisnis prostitusi tak dikontrol.

Menurut Budi, yang pernah terjun menangani lokalisasi Pasar Kembang, Yogyakarta, pelacur yang diawasi dalam lokalisasi punya peluang terhindar dari penyakit menular hingga 50 persen ketimbang pelacur di luar lokalisasi. Sebab, mereka punya kesempatan memperoleh fasilitas pemeriksaan kesehatan sebulan sekali. "Bahkan sekarang puskesmas terlibat memantau dan memeriksa kesehatan mereka."

Maka, kata Budi, lokalisasi pelacuran berperan penting menegakkan aturan penggunaan alat kontrasepsi demi kesehatan pelacur. Selain itu, pemerintah punya akses memantau kesehatan mereka. Dia tak menampik paradigma masyarakat soal konsep lokalisasi masih negatif. Tapi, dia menyarankan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama agar melibatkan masyarakat di sekitar calon tempat lokalisasi agar tak menolak ide pembangunan itu.

Pelibatan masyarakat, kata Budi, maksudnya ialah pemberian akses pada masyarakat di sekitar lokasi pada sumber-sumber ekonomi. Dia mencontohkan lokalisasi pelacuran dapat menciptakan mata pencarian baru, yakni dibukanya warung makan yang dikelola warga. "Masyarakat akhirnya ikut bertanggung jawab juga pada lokasi itu," dia menjelaskan.

Sekitar 1970 hingga 1990-an, Jakarta pernah memiliki lokalisasi pelacuran Kramat Tunggak di Kramat Jaya, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara di bawah kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin. Lokalisasi tersebut menjadi kompleks pelacuran terbesar di Asia Tenggara. Kala itu jumlah pelacurnya lebih dari 2.000 orang di bawah kendali sedikitnya 258 mucikari alias germo.

Lokalisasi Kramat Tunggak menjadi sumber penghidupan lebih dari 700 pembantu pengasuh, 800 pedagang asongan, dan 155 tukang ojek. Belum lagi tukang cuci dan pemilik warung makan yang bertebaran di sekitarnya. Lahan lokalisasi itu terus berkembang hingga 12 hektare. Namun pada 1999, atas ide Gubernur Sutiyoso, lokalisasi ini ditutup pada 1999 dan dibangun Jakarta Islamic Centre. (www.tempo.co)

Kamis, 23 April 2015

Kota-Kota Termaksiat di Dunia

 
Porn city, julukan yang diberikan orang Eropa kepada kota-kota ini. Di sana, hampir di setiap sudut kamu bisa melihat pemandangan yang benar-benar …. ngerti kan maksudnya! hehe …
Nah, inilah kota-kota termaksiat di dunia itu:
1. Pattaya Kota Seks
Pattaya adalah surga seks ternyaman di dunia. Wajar saja, pertunjukan seks dan kabaret transeksual merupakan pemancing turis yang legal di kota yang terletak di pesisir Teluk Thailand, sebelah tenggara Bangkok ini. Tidak harus menunggu malam jika ingin menghabiskan waktu dengan pelacur.
Mereka 24 jam bisa ditemui dan diajak berkencan. Ada juga para waria cantik jelita yang beredar di sepanjang jalur wisata. Bosan dengan seks, tonton saja Thai Boxing di sejumlah bar.
2. Amsterdam Kota Mariyuana
Amsterdam, Belanda, memiliki puluhan kafe mariyuana, salah satu jenis obat-obatan terlarang. Mariyuana, rokok, dan sejenisnya memang legal di negeri kincir angin ini. Tidak ada aturan yang menyebutkan benda-benda itu harus digunakan dengan prosedur tertentu.
Ingin berkencan dengan pelacur? Cukup datangi distrik di salah satu bagian kota. Di sana, Anda bisa melihat dan memilih wanita yang diinginkan dari jendela kaca. Para pelacur akan bergaya dengan atau tanpa busana bak boneka pajangan. Kemenangan juga dirasakan para pecinta sesama jenis. Mereka bisa dengan bebas mengikrarkan hubungan tersebut, karena tak ada larangan untuk cinta semacam ini. Bagi merekayang tak menyakini Tuhan, tidak ada yang mempersoalkan hal itu di Amsterdam.
3. Manama Kota Pesta
Selamat datang di Pesta Oasis Timur Tengah. Ungkapan itu yang bakal Anda terima begitu tiba di Manama, Bahrain, sebuah kawasan yang berdekatan dengan Arab Saudi. Kalau selama ini aturan Pemerintah Arab Saudi sangat ketat mengekang warga negara dan pengunjungnya, di Manama semua bisa dinegosiasikan.
Ingin clubbing seharian, atau berpesta seks? Di Manama sah-sah saja. Memang kota ini dikenal sebagai salah satu yang berpenduduk Muslim terbesar di kawasan padang pasir itu. Namun pada 2001 kota ini bersikap lebih liberal. Penduduknya juga mulai membuka mata terhadap pergaulan dunia Barat.
4. Las Vegas Kota Judi
Las Vegas surga penjudi. Semua orang bisa berjudi siang dan malam, bahkan saat sedang berada di bandar udara. Hampir seluruh wilayah di Las Vegas menyediakan lokasi perjudian. Walau belum legal sepenuhnya, prostitusi juga sudah lama menjadi daya tarikyang menemani aktivitas di kasino.
Bagian terbaik dari kota ini, tak peduli latar belakang budaya pendatangnya, Las Vegas tetap menjadi tempat singgah terbaik di Amerika Serikat. “Go On and Sin”, itulah industriyang dikelola di sini.
5. Rio de Janeiro Kota Topless
Wanita-wanita Brazil memiliki pesona kecantikan luar biasa. Tak heran supermodel top dunia berasal dari sini. Rio de Janeiro salah satu kota yang menyimpan kemolekan tubuh tersebut. Coba saja kunjungi pantai-pantai di sana, tak sedikit wanita bertelanjang dada alias topless lalu-lalang sambil bercanda ria.
Suasana tersebut makin liar ketika matahari terbenam di sudut pantai. Sejumlah rumah pelacuran di tepi pantai siap memanjakan nafsu kaum Adam. Jangan heran, prostitusi legal di kota ini. Jika musim karnaval tiba, musik dan wanita akan membawa Anda lebih jauh berfantasi.
6. Moskow Kota Clubbing
Apa jadinya ketika negara komunal berganti wajah? Masyarakatnya bakal mengalami histeria. Itu yang kini terjadi di Moskow, Rusia. Setiap klub malam di sana memutar musik tekno hardcore hingga rock. Hampir seluruh anak muda Moskow menghabiskan waktu di klub.
Jika ingin mendapat teman kencan ekspres, hampir semua klub menyediakan pelayanan ini. Coba saja ke klub striptis di dekat Red Square. Ada juga The Hungry Duck, bar yang menyelenggarakan ladies’ night tiga kali dalam sepekan serta penari telanjang pria selama 24 jam. Prostitusi memang dilarang di Moskow, namun masih bisa dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Semoga bermanfaat …

Rabu, 22 April 2015

Ahok Diminta Tiru Bang Yos Tutup Lokalisasi

Dok. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purna (Ahok). Foto: Antara



Gubernur Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) Fahrurrozi Ishaq menentang wacana Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang ingin membangun lokalisasi khusus prostitusi.
Sebagai pemangku kekuasaan di Jakarta, kata Fahrurrozi, seharusnya Ahok mencontoh kebijakan mantan Gubernur Sutiyoso yang di zamannya telah sukses menutup banyak tempat prostitusi di Jakarta.
"Kenapa dia (Ahok) tidak mengambil contoh baik Gubernur sebelumnya. Sutiyoso itu Gubernur yang berhasil karena dalam situasi yang luar biasa, dia dapat menutup banyak tempat prostitusi," ujarnya kepada Rimanews, Selasa (21/4/2015).
Saat itu, lanjut pria yang akrab disapa Gubernur tandingan Ahok ini, Bang Yos telah berhasil menutup lokalisasi prostitusi Kramat Tunggak di Koja, Jakarta Utara, dan lokalisasi yang dikenal dengan nama Boker di Ciracas, Jakarta Timur.
"Jika Sutiyoso saja bisa memerangi prostitusi, lalu kenapa Ahok sekarang justru mau menyediakan tempat, aneh kan namanya pemikiran Ahok. Kalau saya bilang sih bodoh, dia hanya mau memenangkan emosinya sendiri," terang Fahrurrozi.
Sebelumnya, Jauh sebelum kasus pembunuhan Deudeuh Alfisahrin alias Tata Chubby di kamar kost, Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, mengaku berencana ingin membuat lokalisasi. Kawasan tersebut nantinya diperuntukan khusus untuk prostitusi.
Lokalisasi tersebut salah satunya bertujuan agar indekost yang ada di Jakarta sesuai dengan peruntukannya. "Saya sudah wacana tapi dicacimaki kok," ujar Ahok. (http://nasional.rimanews.com)

Selasa, 21 April 2015

Di Bagansinembah, Warung Remang-remang Hanya Boleh Jual Rokok dan Minuman Ringan

Di Bagansinembah, Warung Remang-remang Hanya Boleh Jual Rokok dan Minuman Ringan


Camat Bagansinembah, M,Nasir, S.Pd meminta kepada pemilik warung remang remang yang ada di kecamatan Bagan Sinembah, Bagan Batu agar mematuhi aturan yang telah dikeluarkan oleh pihak kecamatan agar setiap warung hanya diperbolehkan menjual rokok dan minuman ringan.

''Kita melarang warung remang remang menjual minuman keras tanpa terkecuali. Nanti kita akan berkoordinasi dengan pihak kepenghuluan untuk memantau daerahnya masing masing,'' kata Nasir kepada GoRiau.com, Selasa (21/3/2015) usai menerima keluhan dari warga.

Agar aturan itu bisa berjalan dengan baik, kata Nasir, dirinya telah bekerjasama dengan satpol PP untuk melakukan eksekusi ke lapangan jika masih ada pemilik warung membandel. Dia menduga, warung yang selama ini dilaporkan warga acap kali dijadikan sebagai tempat esek esek. Agar suasana didalam warung tidak begitu kelihatan dari luar, maka lampu warung sengaja menggunakan tegangan rendah. Oleh sebab itu disebut warung remang-remang.

Dikatakan Nasir, kebanyakan warung remang remang berada di perbatasan Riau - Sumut kecamatan Bagansinembah. Persoalan menjamurnya warung yang juga menyediakan minuman keras, sudah dilaporkan kepada Polres Rohil. Namun alangkah bagusnya penertiban itu dilakukan oleh aparatur setempat dengan dibantu tenaga pengamanan dari Satpol PP.

Sebelumnya pihak kecamatan Bagansinembah menerima laporan dari warga ada warung yang masih berjualan minuman keras dan menyediakan perempuan sebagai bumbunya. Warga menilai, ada unsur tebang pilih dalam penertiban warung remang remang karena menurut keterangan mereka, diduga ada orang berpengaruh disebalik masih berdirinya warung itu. (*)
- See more at: http://www.goriau.com/berita/rokan-hilir/di-bagansinembah-warung-remangremang-hanya-boleh-jual-rokok-dan-minuman-ringan.html#sthash.MAYYLtuC.dpuf

Senin, 20 April 2015

Prostitusi Online Muncul Akibat Lokalisasi Ditutup

Prostitusi Online Muncul Akibat Lokalisasi Ditutup
Petugas satpol PP dibantu TNI melakukan penggusuran tempat prostitusi dan hiburan malam di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Senin 26 Januari 2015. Terlihat alat berat yang ikut dikerahkan, dalam aksi penertiban tersebut. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Direktur Eksekutif Persatuan Keluarga Berencana Indonesia, Inang Winarso, mengatakan maraknya prostitusi online terjadi akibat ditutupnya lokalisasi di sejumlah daerah. Akhirnya, penutupan ini membuat para perempuan penjaja seks beraksi secara bawah tanah.

"Itu adalah salah satu dampak. Karena ilegal, mereka cari alternatif," ujar Inang saat berbicara via telepon, Jumat, 17 April 2015.

Prostitusi online mengemuka di masyarakat setelah Deudeuh Alfi Shahrin, perempuan berusia 26 tahun, tewas karena diduga dibunuh oleh Prio Santoso, seorang guru bimbingan belajar. Deudeuh diduga memasarkan dirinya melalui akun Twitter.

Inang mengatakan prostitusi online yang kebanyakan dipilih para Pekerja Seks Komersial ini justru membuat mereka semakin rawan ekspoitasi. Bahkan, kemungkinan mengenaskan yang terjadi seperti dialami Deudeuh semakin tinggi.

Inang beranggapan baik prostitusi online maupun fisik (lokalisasi) tetap memiliki risiko eksploitasi oleh preman setempat ataupun mucikari. Namun, paling tidak, di lokasi pelacuran, keamanan PSK tetap terjaga.

Sebelumnya, kriminolog dari Universitas Indonesia Adrianus Meliala beranggapan kasus Deudeuh adalah bukti pemerintah yang lalai melindungi hak hidup warga negaranya, sekalipun yang bekerja sambilan sebagai PSK. Akhirnya, ketiadaan hukum ini dimanfaatkan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan tindak pidana. (www.tempo.co)

Minggu, 19 April 2015

Prostitusi Rumahan Terbongkar saat 1 PSK di Bawah Umur Kabur

Prostitusi Rumahan Terbongkar saat 1 PSK di Bawah Umur Kabur
Terbongkarnya prostitusi rumahan di Jalan Dewi Sartika, Gg Ijan No 45, Pungkur, Regol, Bandung, berawal dari kaburnya seorang PSK yang masih di bawah umur. Sejumlah germo dan PSK yang diamankan. (Tri Ispranoto/Okezone).
Terbongkarnya prostitusi rumahan di Jalan Dewi Sartika, Gg Ijan No 45, Kelurahan Pungkur, Kecamatan Regol, Kota Bandung, berawal dari kaburnya seorang PSK yang masih di bawah umur.

Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol AR Yoyol mengatakan, sejak dirinya menjabat pada Desember 2014 telah mencurigai beberapa tempat yang digunakan sebagai lokasi pelacuran.

“Akhirnya itu semua terbukti setelah kemarin salah seorang PSK yang masih di bawah umur berhasil kabur dan melapor pada kami,” katanya kepada wartawan di Aula Mapolrestabes Bandung, Minggu (19/4/2015).

Ditempat yang sama PSK di bawah umur yang berhasil kabur, LH (17), mengaku sudah niat ingin kabur sejak dua minggu lalu. Namun aksinya tersebut baru berhasil pada Sabtu 18 April kemarin.

LH mengaku, keinginannya untuk kabur lantaran merasa tertipu oleh salah seorang germo yang semula mengajaknya untuk menjadi pembantu rumah tangga atau penjaga toko.

“Saya sudah sebulan di Dewi Sartika. Awalnya mau jadi pembantu atau pekerja toko. Tapi ternyata malah jadi PSK,” tuturnya.

Selain itu LH pun semakin tak betah lantaran sering mendapat perlakuan kasar dari para tamu. Tidak hanya itu, uang yang dijanjikan oleh sang germo tak kunjung didapatnya. “Malah saya disebut punya utang. Jadi gak bisa keluar,” ungkapnya.

Setelah memendam rasa sakit yang cukup lama, akhirnya LH pun mendapatkan ide dengan berpura-pura mendapat informasi jika akan ada razia dari polisi. Cara tersebut dilakukan lantaran setiap ada razia seluruh PSK meninggalkan lokasi prostitusi.

Akhirnya cara tersebut pun ampuh, LH berhasil mengelabuhi para penjaga dan germo yang telah membuka kamar kost yang biasanya dikunci untuk menghindari para PSK kabur.

“Saya minta tolong ke warga naik motor untuk cari kantor polisi, dan diantarkan ke Polrestabes Bandung. Terus saya ceritakan semua yang menimpa saya,” bebernya.

Kini LH bisa bernafas lega karena bisa terbebas dari jeratan dunia hitam yang selama satu bulan ini membelenggunya.

“Kedepannya saya mau kerja yang bener aja. Karena saya ini sebatang kara, kedua orang tua saya sudah meninggal dunia,” timpalnya.

Rencananya LH akan dititipkan kepada pihak yayasan untuk dibina dan dihindarkan dari hal-hal negatif mengingat dalam kasus ini dia menjadi saksi kunci.

“Untuk yayasan yang mana, mohon maaf itu kami rahasiakan,” tukas Kasatreskrim Polrestabes Bandung, 

AKBP M Ngajib. (http://daerah.sindonews.com)

Sabtu, 18 April 2015

Esek-esek di Media Sosial, 'Bisyar' Kadang Berbeda Saat Tatap Muka di Dunia Nyata

Dunia prostitusi alias esek-esek di media sosial sedang merebak. Meski sebenarnya telah ada dari zaman dulu, trend dunia esek-esek di dunia maya menyeruak.

Yon (bukan nama sebenarnya-red) seorang pemburu perempuan 'bisa dibayar' atau 'bisa dipakai' dari media sosial bersedia mengungkapkan kisah dunia prostitusi tersebut kepada detikcom. ‎Yon mengaku telah malang melintang dalam dunia esek-esek Ibu Kota.

‎Cara konservatif seperti menyambangi langsung lokalisasi bagi Yon sudah tidak menarik. Yon lebih tertantang untuk berburu bisyar dari akun-akun alter di media sosial seperti Twitter dan Facebook.

"Kalau langsung (ke lokalisasi) itu kan ketemu germonya, cuma ya enaknya langsung beres. Cuma kurang ada tantangannya. Kalau dari media sosial kan butuh waktu dan itu lebih menantang," kata Yon saat ditemui di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, Senin (13/4/2015).

Selain dari segi tantangan, Yon mengakui mencari bisyar di dunia media sosial ada untung ruginya. Terkadang apa juga yang memasang foto cantik di media sosial tapi saat ditemui ternyata tidak sesuai harapan.

"Ada nih pas ketemu ternyata mukanya beda. Ya suka-suka sendiri aja, kalau masih tetep mau pakai ya hajar. Kalau nggak ya tinggal aja," ucap Yon blak-blakan.

Namun selama menggeluti dunia bisyar di media sosial, Yon bisa mendapatkan harga miring dengan perempuan dengan kisaran usia 20-an. Selain itu, negosiasi dilakukan langsung tanpa perantara.

"Nah untungnya ya itu, nggak pakai germo atau mucikari. Terus tempatnya juga suka-suka kita, mau di kos di hotel ya tinggal pilih," tutur Yon.

Menurut Yon, kebanyakan perempuan bispak atau bisyar tidak memiliki pekerjaan tetap yang jelas. Namun ada pula yang memiliki pekerjaan di perusahaan swasta atau mahasiswi. (http://news.detik.com)

Prostitusi "Online" Dianggap Lebih Berisiko Dibanding Lokalisasi


KOMPAS.com/Achmad Faizal Ilustrasi

 Praktik prostitusi gaya baru, yang transaksi perjanjian layanannya menggunakan jejaring online, dinilai lebih berisiko dibandingkan prostitusi yang sudah dilokalisasikan.
Hal itu dikemukakan Sosiolog Universitas Negeri Malang (UM) Abdul Kodir, mengomentari maraknya praktik prostitusi online, termasuk menggunakan sarana jejaring media sosial.
"Secara sosial akan sulit dilakukan pengawasan dan pengendalian, termasuk soal jaminan keselamatan dalam bertransaksi baik bagi pekerja seks komersial maupun pelanggan," kata Kodir, saat dihubungi Antara News, Jumat (17/4/2015).
‎Misalnya, risiko yang menimpa salah satu praktisi PSK online, Deudeuh Alfisarin. Wanita itu ditemukan tidak bernyawa di kamar kostnya di Jalan Tebet Utara 15-C No. 28 RT007/RW010 Tebet Timur Jakarta Selatan pada Sabtu (11/4/2015), yang diduga dibunuh oleh pengguna jasanya, tersangka RS (24).‎
Menurut Kodir, dengan tidak adanya pendataan yang biasanya bisa ditemui dalam lokalisasi kawasan PSK, tidak ada jaminan keamanan dalam transaksi.
Kodir menyebutkan, prostitusi online juga menjadi salah satu pelarian dari dampak penutupan lokalisasi di Gang Dolly, Jarak, Surabaya.‎
"Faktanya setelah penutupan Dolly banyak klub malam, mal, dan hotel yang dijamuri oleh praktik prostitusi terselubung berkedok tempat pijat, dan juga ada yang menjadi dalam bentuk online," katanya.
Peralihan modus prostitusi tersebut, lanjur Kodir, tidak lepas dari efek terusan penutupan lokalisasi.
"Karena tidak mungkin untuk mengubah seorang PSK untuk secara langsung meninggalkan profesinya, apalagi dengan cara-cara paksaan," kata Kodir.‎ ‎
Lebih jauh lagi, dengan hilangnya lokalisasi dan peralihan modus prostitusi akan memberikan dampak lanjutan semisal soal pendataan dan pengawasan penyakit menular seksual. "Kalau ada lokalisasi pemerintah melakukan pengawasan termasuk pemeriksaan kesehatan rutin setiap pekan.
"Sekarang ibaratnya mereka tidak mempunyai rumah tetap, bagaimana pemerintah bisa mengendalikan," ucapnya. (http://megapolitan.kompas.com)

Jumat, 17 April 2015

Polda Jateng: 3 gadis asal Jateng dijual & jadi PSK di Malaysia

Polda Jateng: 3 gadis asal Jateng dijual & jadi PSK di Malaysia
Ilustrasi Prostitusi. ©2014 Merdeka.com

Kasus perdagangan manusia atau human trafficking dengan modus merekrut sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) khususnya Tenaga Kerja Wanita (TKW) masih menjadi persoalan serius di Jateng. Para pelaku kerap menjanjikan pekerjaan kepada para korbannya dengan iming-iming gaji menggiurkan.

Namun sesampai di negara tujuan atau di luar negeri, para gadis di bawah umur asal Indonesia tersebut justru dipekerjakan di tempat-tempat prostitusi. Nasib tragis itulah yang menimpa tiga gadis di bawah umur asal Jateng. Mereka diketahui dipekerjakan sebagai pekerja seks di negeri Jiran, Malaysia. Kasus itu yang sudah terendus oleh pihak Polda Jateng.

Kepala Sub Direktorat IV Remaja Anak dan Wanita (Renata) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng, AKBP Susilowati membenarkan adanya sejumlah gadis di bawah umur asal Jateng yang dipekerjakan sebagai pekerja seks komersil (PSK) di tempat-tempat prostitusi.

"Ada. Tiga orang lebih. Anak perempuan di bawah umur asal Jateng. Mereka menjadi korban human trafficking, dipekerjakan di tempat prostitusi di Malaysia," ungkap Susilowati saat dikonfirmasi merdeka.com, Minggu (12/4).

"Kasus itu sudah kami tindaklanjuti. Sekarang masih proses (penanganan). Karena posisinya berada di luar negeri, maka kami bekerja sama dengan Mabes Polri dan Keimigrasian," jelasnya.

Susilowati mengungkapkan, selain melakukan penanganan terhadap kasus human trafficking, pihaknya sejauh ini terus melakukan upaya preventif atau pencegahan agar bisa mengurangi terjadinya perdagangan manusia.

"Kalau ditemukan indikasi pidana, tentu kami lakukan proses hukum yang berlaku dan sesuai ketentuan yang ada," ungkapnya.

Susilowati membeberkan, rata-rata praktik perdagangan manusia yang kerap terjadi memiliki modus serupa. Pelaku mengiming-imingi sebuah pekerjaan dengan gaji besar.

"Trafficking itu delik murni. Jadi, meskipun baru melakukan percobaan penjualan manusia, dia sudah bisa terjerat pidana. Baik percobaan maupun sudah melakukan perbuatan, jeratan pasalnya sama," bebernya.

Pelaku tindak kejahatan trafficking ini bisa dijerat dengan pasal 10 Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang pidana perdagangan orang, ataupun pasal 372 dan 378 KUHP Jo Pasal 64 KUHP dengan ancaman hukuman 3 sampai 6 tahun penjara.

"Kami imbau kepada masyarakat agar tidak mudah tergiur terhadap iming-iming pekerjaan di luar negeri dengan gaji besar. Sasaran korbannya biasanya adalah para siswi SMK menjelang kelulusan," imbaunya.

Lebih lanjut kata Susilowati, kalau ada orang yang mengatasnamakan kelompok, maupun PT, dengan menjanjikan pekerjaan di luar negeri dengan gaji besar, sedangkan mereka di kemudian hari meminta untuk membayar ganti 3 kali lipat, itu harus hati-hati.

"Masyarakat harus bisa membaca indikasi-indikasi perbuatan pidana. Terlebih jika pekerjaan yang diberikan tidak sesuai dengan pekerjaan yang dijanjikan," katanya.

Misalnya, dalam perjanjian awal akan dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga, tapi setelah di luar negeri dipekerjakan di bidang berbeda, itu patut diwaspadai.

"Apalagi di tempat prostitusi," terangnya.

Sejauh ini, pihaknya mengaku terus melakukan sosialisasi secara terus menerus kepada masyarakat, termasuk di sekolah-sekolah, bekerja sama dengan Babinkamtibmas dan Binmas. Hal itu untuk memberi masukan kepada masyarakat.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, dua pria yaitu Didi Haryanto (43 tahun), warga dusun Cilempuyang Cilacap dan Wardoyo (36 tahun) warga Desa Krawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ditangkap dan ditetapkan tersangka oleh penyidik Ditreskrimum Polda Jateng.

Mereka disangka melakukan kejahatan perdagangan manusia dengan modus merekrut para pelajar untuk dijadikan Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI). Dalam aksinya, mereka mendatangi sekolah-sekolah menjelang kelulusan dan diiming-imingi pekerjaan di Kanada dengan gaji menggiurkan. Tak tanggung-tanggung, tersangka mampu mengeruk keuntungan uang Rp 1,9 miliar.

Tersangka memberi iming-iming pekerjaan di sebuah perusahaan peternakan cacing dengan gaji 14 Dolar Kanada per-jam, atau Rp 150 ribu per-jam. Masing-masing korban diminta membayar Rp 35 juta sebagai biaya administrasi pemberangkatan.

Sekolah-sekolah yang pernah didatangi pelaku di antaranya SMK N 1 Trucuk, Klaten. Di sekolah tersebut mereka menipu sebanyak 20 orang. Kemudian di SMK N 1 Bawen Kabupaten Semarang, 20 orang juga tertipu. Di daerah Cimanggu, Kabupaten Cilacap, pelaku berhasil menipu 30 orang. Selain beraksi di Jateng, diduga pelaku juga beraksi di Ponorogo, Ngawi, Magetan, Cianjur, Jawa Barat dan DIY.

Dari data Legal Resourcer Center untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC KJHAM) Kota Semarang, Jawa Tengah tercatat, sepanjang tahun 2014, ada 19 kasus trafficking dengan 61 korban perempuan, sedangkan kasus prostitusi ada 37 kasus dengan 211 korban.

Selama 4 bulan terakhir di tahun 2015, berdasarkan pengaduan kasus di LRC-KJHAM terdapat 23 kasus kekerasan terhadap perempuan, rata-rata perempuan korban mengalami kekerasan seksual. (www.merdeka.com)

Ya Ampun... Unas Tuntas Langsung Pesta Seks, Ini Fotonya


Puluhan pasangan pelajar yang tengah asyik memadu kasih berhasil terjaring razia petugas Satpol PP Kendal di sebuah losmen di Kendal, Kamis (16/4).

Foto: Jateng Pos/JPNN
Puluhan pasangan pelajar yang tengah asyik memadu kasih berhasil terjaring razia petugas Satpol PP Kendal di sebuah losmen di Kendal, Kamis (16/4). Foto: Jateng Pos/JPNN
Ulah puluhan pelajar di Kabupaten Kendal ini sungguh membuat miris. Usai mengikuti ujian nasional (unas) Kamis (16/4), mereka langsung menggelar pesta seks di kawasan objek wisata Pantai Muara Kencan, di Desa Pidodowetan, Kecamatan Patebon Kendal.
Aksi mereka terbongkar setelah satuan polisi pamong praja (Satpol PP) Kabupaten Kendal melakukan razia di kawasan itu. Sebanyak 10 pasangan pelajar terjaring razia di sejumlah kamar losmen yang ada di kawasan objek wisata itu.
Saat dirazia, di antara mereka ada tak mengenakan sehelai benang pun alias telanjang. Tidak menutup kemungkinan para pelajar itu juga sudah melakukan persetubuhan.
Selain mengamankan pelajar, petugas juga menggelandang seorang lelaki yang sendang ngamar bersama wanita selingkuhannya. Bersama puluhan pelajar, sepasang lelaki perempuan yang bukan suami-istri itu dimasukkan ke dalam truk patroli petugas Satpol PP Kabupaten Kendal.
          
Salah satu pelajar yang ikut terjaring razia, sebut saja Luluk (18), warga Gondang Kecamatan Cepiring, mengaku hanya diajak pacarnya. Ia justru tak menyangka ternyata ada razia oleh satpol PP.
“Saya ke sini diajak pacar, bersama teman-teman yang lain. Eh, tidak tahunya dibawa ke sebuah losmen. Tiba-tiba banyak petugas Satpol PP menghampiri, lalu kami dibawa ke kantor,” ucapnya dengan polos.
Pengakuan senada disampaikan Hidayah (17), warga Magersari Kecamatan Patebon. Dia tidak menduga akan ada razia.
Dengan polosnya Hidayah mengaku baru mau memulai berhubungan intim dengan pacarnya ketika tiba-tiba petugas datang. “Kami sangat malu. Ketika pintu kamar digedor-gedor petugas, saat itu saya dan pacar saya sudah tidak mengenakan baju,” katanya jujur.
Sementara Kasatpol PP Kendal Toni Ari Wibowo mengatakan, kegiatan razia yang dilakukan merupakan operasi yustisi penegakan Perda Kabupaten Kendal Nomor 3 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan Perda Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pelacuran. Ia mengakui bahwa sebagian besar yang terjaring dalam razia itu masih di bawah umur.
“Kebanyakan mereka masih banyak yang berada di bawah umur. Dalam hal ini tindakan yang kami lakukan masih sebatas pembinaan dan memanggil kedua orang tua mereka masing-masing untuk menjemputnya. Usai kami lakukan pendataan dan pembinaan,” terang Toni.
Ia menjelaskan, melihat hazil razia yang masih berusia pelajar itu maka Pemkab Kendal berupaya mengingatkan dan melakukan pembinaan. “Namun bagi pasangan selingkuh tetap akan kami proses ke dalam tindak pidana ringan,” tandasnya. (www.jpnn.com)

Kamis, 16 April 2015

Prio Sapa 15 Akun PSK Online, Hanya Deudeuh yang Merespon

Prio Sapa 15 Akun PSK Online, Hanya Deudeuh yang Merespons
Foto: Istimewa

 Muhammad Prio Santoso (24), pembunuh Deudeuh Alfin Sahrin (26) sempat menyapa belasan akun PSK online melalui Twitter. Dari belasan akun tersebut hanya Deudeuh yang merespons mention guru privat itu.
Prio mengaku, mengetahui adanya akun-akun wanita yang bisa diajak kencan dari berbagai forum di internet. Prio pun memberanikan diri mengirmkan mention ke belasan akun yang disebut bisa diajak berkencan tersebut.
"Dari 15 akun, hanya akun @tataa_chubby yang merespons pesan dari saya. Sebelumnya saya ini hanya berani melihat akun-akun itu tidak berani menyapa," tuturnya di Mapolda Metro Jaya, Kamis (16/4/2015).
Menurut Prio, pada awal Maret lalu itulah dirinya memberanikan diri menyapa akun-akun wanita tersebut.
Setelah mendapat respons dari Deudeuh, Prio pun sepakat untuk bertemu dan ingin berkencan dengan wanita cantik ini. (Sindonews)

Rabu, 15 April 2015

Dua Lokalisasi yang Tersisa di Jatim akan Ditutup Sebelum Puasa

Ilustrasi

 Pemerintah Jawa Timur optimis penutupan dua lokalisasi yang ada di Ponorogo dan Mojokerto bisa dilakukan sebelum bulan puasa mendatang. Dua lokalisasi ini merupakan kloter terakhir setelah seluruh lokalisasi di Jawa Timur sudah selesai dilakukan penutupan.

"Saat ini tinggal menyisakan yang di Kedung Banteng Ponorogo dan Balong Cangkring Mojokerto," kata Hizbul Wahton, Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Jawa Timur, Selasa (14/4/2015).

Menurut dia, dua lokalisasi ini tercatat masih dihuni oleh 324 PSK. Khusus lokalisasi di Ponorogo, saat ini sudah ada kesepakatan antara Pemerintah Jawa Timur, pemerintah Kabupaten Ponorogo serta tokoh masyarakat setempat.

Dalam kesepakatan itu tertuang akan dilakukan proses deklarasi penutupan pada 6 Juni 2015 mendatang. "Jadi sebelum puasa yang di Ponorogo ini optimis bisa ditutup," kata dia.

Sebagai persiapan, Ikatan Dai Lokalisasi (Ideal) juga telah diterjunkan. Berbagai pelatihan dan pendampingan saat ini juga terus dilakukan di lokalisasi tersebut.

Yang jadi kendala, kata dia, adalah proses penutupan lokalisasi di Balong Cangkring, Kota Mojokerto. "Di Mojokerto ini saya melihat Pemerintah Kota Mojokerto masih setengah berani untuk menutup tempat prostitusi itu, mungkin banyak aspek yang masih dipertimbangkan mereka," kata dia.

Meski begitu, dirinya tetap yakin penutupan lokalisasi di Mojokerto tetap bisa dilakukan berbarengan dengan lokalisasi di Ponorogo. (http://kelanakota.suarasurabaya.net)

Selasa, 14 April 2015

Warga Yayasan Mojopahit Keluhkan Minimnya Perhatian Pemkot Mojokerto

Foto: Yayasan Mojopahit, Kota Mojokerto, Jawa Timur/MTVN_Nurul Hidayat Foto: Yayasan Mojopahit, Kota Mojokerto, Jawa Timur/MTVN_Nurul Hidayat


Warga yang mendiami puluhan wisma di bawah naungan Yayasan Mojopahit yang lebih dikenal balong cangkring, Kota Mojokerto, Jawa Timur, mengeluhkan minimnya perhatian Pemerintah Kota Mojokerto. Ada 600 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari tuna wisma, tuna karya, dan tuna susila menetap di sana.

Ketua Yayasan Mojopahit, Teguh Stariaji mengatakan yayasan yang berdiri sejak 1984 ini dihuni oleh ratusan warga penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

"Sampai saat ini, perhatian pihak pemerintah kota (Mojokerto) maupun pemerintah provinsi terhadap yayasan (Mojopahit) kurang," kata Teguh Stariaji di Yayasan Mojopahit, Kota Mojokerto, Senin (14/4/2015).
Warga berharap Pemkot Mojokerto segera memberikan solusi terhadap warga PMKS di Yayasan Mojopahit. Mereka mengaku tidak hanya bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK) melainkan buruh dan pekerja usaha kecil menengah.

"Jangan hanya fokus pada pekerja seks komersial saja. Di sini banyak PMKS yang harus diperhatikan. Kalau memang niat mengentaskan masalah ini, seharusnya kita (warga dan Pemkot Mojokerto) duduk satu meja. Bukan main sendiri-sendiri. Harus selaras antara yayasan dan pemerintah kota," pungkasnya.

Seperti diberitakan, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo akan menutup dua lokalisasi yang ada di Jawa Timur. Salah satu lokalisasi itu adalah Yayasan Mojopahit, Kota Mojokerto. (http://jatim.metrotvnews.com)

Senin, 13 April 2015

Lokalisasi Yayasan Mojopahit Dijadikan Laboratorium Sosiologi

Foto: Ada 600 KK yang terdiri dari tuna wisma, tuna karya, dan tuna susila mendiami Yayasan Mojopahit, Kota Mojokerto, Jawa Timur/MTVN_Nurul Hidayat Foto: Ada 600 KK yang terdiri dari tuna wisma, tuna karya, dan tuna susila mendiami Yayasan Mojopahit, Kota Mojokerto, Jawa Timur/MTVN_Nurul Hidayat 

  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, menetapkan Yayasan Mojopahit di Kota Mojokerto sebagai laboratorium sosiologi. Sejumlah instansi pendidikan di Jawa Timur pun turut menjadikan Yayasan Mojopahit sebagai pusat penelitian.

"Karena dalam Yayasan Mojopahit didiami berbagai macam orang dengan latar belakang sosial yang berbeda. Mulai gelandangan, pemulung, pengemis, lansia, hingga pekerja seks komersial, semua ada di sini," kata Ketua Yayasan Mojopahit, Teguh Stariaji kepada Metrotvnews.com di Yayasan Mojopahit, Kota Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (10/4/2015).

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo akan menutup sejumlah lokalisasi yang ada di Jawa Timur. Salah satu lokalisasi itu adalah Yayasan Mojopahit. Teguh pun membantah bahwa wisma di bawah naungan yayasan yang ia kelola merupakan lokalisasi. Ia juga menyayangkan langkah yang akan diambil Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu.

"Jika isu benar maka satu masalah sosial akan hilang dalam yayasan. Jika mau mengatasi masalah sosial jangan hanya fokus kepada PSK saja, namun semua harus diatasi," kata Teguh.

Yayasan Mojopahit berdiri di tanah seluas 25 hektar. Ada 600 kepala keluarga yang terdiri dari tuna wisma, tuna karya, dan tuna susila menetap di sana. Mereka menempati 5 hektare dari lahan Yayasan Mojopahit, selebihnya area sawah dan kebun.

Selain Yayasan Mojopahit, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga akan menutup lokalisasi yang berada di Ponorogo dan Lokalisasi Balong Cangkring, Kota Mojokerto. (http://jatim.metrotvnews.com)

Minggu, 12 April 2015

Ratusan PSK Demo Penutupan Lokalisasi

Ratusan PSK Demo Penutupan Lokalisasi
 
Ratusan pelacur, Kamis (9/4), turun ke jalan-jalan di Amsterdam untuk memprotes rencana pemerintah Belanda mengubah distrik lampu merah terkenal di kota itu dengan menutup beberapa jendela tempat pekerja seks duduk dan menarik klien.

Marjolein Koek, juru bicara kepolisian mengatakan, aksi protes diikuti sekitar 250 pekerja industri seks. Pelacur dan pendukung aksi berbaur. Mereka mengenakan topeng dan membawa spanduk imbauan.

"Jangan tutup jendela kami," bunyi salah satu spanduk yang disorot TV Belanda.

Para pelacur juga mengajukan petisi ke walikota Eberhard van der Laan. Salah satu kalimat dalam petisi itu berbunyi penutupan jendela mencegah mereka memiliki tempat aman untuk bekerja.

Pemerintah Amsterdam menutup 115 dari 500 jendela merah menyala, sebagai upaya memerangi perdagangan manusia dan kejahatan seksual lainnya.

"Pelacur adalah pekerjaan legal di Belanda dan kami membutuhkan dukungan," ujar juru bicara para pelacur kepada kantor berita ANP. "Kami ingin dianggap serius oleh para politis."

Namun, masih menurut juru bicara itu, mengapa pelacur diperlakukan seperti sampah di masyarakat, ditendang keluar dari lingkungan tanpa ada yang meminta kami bicara.

Salah satu spanduk yang dibentangkan di depan balai kota berbunyi; "Anda mencuri pekerjaan kami." Spanduk itu ditujukan ke walikota Van der Laan.

Amsterdam adalah rumah bagi 7.000 pekerja seks, dengan 75 persen berasal dari Eropa Timur. Di Belanda, pelacuran dilegalisir sejak tahun 2000. [http://beritajatim.com/]

Sabtu, 11 April 2015

Klaim Kemenkominfo Blokir 9 Situs Nikah Siri Online Belum Terbukti

Ilustrasi - (independent.mk)
Ilustrasi – (independent.mk) nikah 

 Kementerian Komunikasi dan Informasi (kemenkominfo) memastikan bahwa mulai Jumat (20/3/15) akan memblokir 9 situs nikah siri online yang telah dilaporakan oleh Kementerian Agama.
Tapi sayangnya, hingga Selasa, 24 Maret 2015, situs-situs tersebut masih bisa diakses.
Dikutip dari VIVA.co.id, sembilan situs nikah siri online masih bisa diakses. Saat dicoba akses pukul 10.25 hingga 10.29 WIB, sembilan situs yang menawarkan nikah siri online masih bebas diakses. Belum terblokir.
Sembilan situs yang dimaksud yaitu nikah-siri.blogspot.com, nikahs.blogspot.com, jasanikahsiri.blogspot.com, nikahsiribatam.blogspot.com, asyiknyanikahsiri.blogspot.com, tokoarisuparli.blogspot.com, terbaru-terpopuler.blogspot.com, arisuparlijasanikah.blogspot.com, dan abieharits.com.
Awal pekan ini, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kominfo, Ismail Cawidu, mengatakan Kominfo bakal terus mengupayakan pemblokiran tersebut. Cawidu menegaskan, Kominfo akan melakukan cek ulang untuk memastikan proses pemblokiran telah dilakukan.
Sebelumnya diberitakan, Kominfo telah menerima surat rekomendasi dari Kementerian Agama terkait nikah sirih online. Kominfo pun memastikan jika proses pemblokiran situs tersebut sudah dilakukan sejak Jumat, 20 Maret 2015.
“Sudah diblokir kalau itu. Surat sudah diterima dari Dirjen Bina Masyarakat (Bimas) Islam diterima hari Kamis sore, kemudian Jumat baru kita proses (pemblokiran),” ungkap Cawidu, awal pekan ini.

Jumat, 10 April 2015

Taubatnya dari Seorang Pelacur kelas kakap



Menjual barang dagangan sebagai profesi hidup itu sangat baik, bahkan amat dianjurkan oleh agama. Bagaimana jika ia menjual diri? Profesi pelacur alias menjual diri jelas sangat tidak boleh dan diharamkan oleh Allah. Dengan dalih apapun, profesi haram ini tidak boleh dilakoni. Tidak saja merupakan aib bagi masyarakat tapi juga dilaknat oleh Allah. Kecuali ia bertaubat dan bersungguh-sungguh untuk tidak kembali lagi kepada jalan yang salah, Allah pasti akan mengampuninya. Kisah berikut ini salah satu contohnya. Ia adalah seorang pelacur kelas kakap pada masanya. Mulai dari kalangan biasa hingga pejabat pernah menjadi langganannya. Kemudian ia bertaubat dan menginsyafi segala perbuatannya setelah bertemu dengan seorang tentara yang saleh dan baik hati. Kini, ia menghabiskan sisa hidupnya dengan banyak mengikuti pengajian dari satu mushala ke mushala lain. Subhanallah! Sebut saja namanya Intan. Sebagai seorang perempuan ia sebenarnya sangat beruntung. Wajahnya cantik dengan tubuh semampai dan berkulit kuning langsat. Di antara tiga saudaranya yang perempuan dari lima bersaudara, ia termasuk anak yang paling cantik. Ia pun menjadi kejaran banyak lelaki mulai dari mengajaknya kencan, iseng-iseng saja hingga menikah. Salah satu lelaki yang beruntung mendapatkan Intan adalah Anto. Sebagai lelaki, Anto sebenarnya tidak memiliki keistimewaan apapun, selain hanya wajah lumayan ganteng, badan tinggi dan kekar serta kulit yang agak kuning. Selebihnya, dia tidak memiliki kelebihan apapun untuk bisa dibanggakan. Sekolah saja hanya lulusan SD. Entahlah, rayuan apa yang dikeluarkan oleh Anto kala itu sehingga bisa menaklukkan hati Intan. Padahal, pada saat yang bersamaan, ada laki-laki lain yang sebenarnya lebih mapan dan berpendidikan hendak meminangnya. Mungkin begitulah jodoh! Intan akhirnya menikah dengan Anto. Bulan-bulan pertama pernikahan, mereka begitu bahagia hingga mereka memiliki anak yang gemuk, sehat dan kulitnya kuning seperti ibunya. Dari ronanya, anak yang kemudian diberi nama Zaenab tersebut sepertinya hendak mewarisi kecantikan ibunya. Intan dan Anto melalui hari-harinya pun dengan sangat bahagia, hingga kemudian persoalan penting muncul. Anto yang sejak awal menikahi Intan berjanji akan menjadi suami yang baik mulai berubah. Ia mulai suka keluar malam dan bergaul dengan teman-teman yang tidak baik. Itu tidak menjadi persoalan jika Anto adalah lelaki yang bertanggung jawab. Anto adalah suami yang pengangguran. Sebelum punya anak, Intan masih memakluminya jika suaminya belum bekerja. Sebab, mencari pekerjaan itu tidak gampang. Tapi, sang bayi telah lahir dan itu membutuhkan asupan makanan yang lebih banyak untuk menunjang keluarga mereka termasuk susu buat bayi dan sebagainya. Rupanya Anto tidak mengerti akan hal ini. Ia malah lebih senang berada di luar, hingga ia terjebak dalam pesta mabuk-mabukan bersama teman-temannya. Pada puncaknya, Intan tidak tahan lagi tepatnya saat Zaenab berusia tiga tahun. Kehadiran suami tidak membawa berkah apapun –malah menyusahkan dan merepotkan. Sebab, sudah tidak bertanggung jawab tapi kebutuhannya masih ingin dipenuhi seperti menyucikan pakaiannya, memenuhi hasrat seksnya dan sebagainya. Intan akhirnya bercerai dengan Anto dengan sebuah perpisahan yang tidak mengenakkan alias tidak baik. Zaenab ikut pada ibunya, sementara Anto hidup sendiri dan kembali pada orang tuanya. Sejak bercerai, kehidupan Intan tidak berangsur baik. Salah satu kelemahan Intan adalah ia tidak terdidik dalam sebuah keluarga yang taat beragama. Ia memang beragama Islam, tapi dalam keluarganya shalat seperti sebuah aktivitas yang asing mereka lakukan. Dalam kondisi seperti itu, Intan dituntut oleh keadaan yang mengharuskan dirinya punya uang untuk menghidupi anak semata wayangnya, Zaenab. Keadaan ini pun dimanfaatkan oleh makhluk paling durjana di muka bumi yaitu setan. Rayuan setan berhasil merasuk ke dalam otaknya. Intan bertemu dengan seseorang yang kemudian menawarkannya pekerjaan gampang, nikmat, mendatangkan uang banyak tapi dilaknat Tuhan yaitu pelacur. Awalnya, Intan tentu saja menolak. Tapi, setan terus merayunya. Akhirnya, dorongan ekonomi yang awut-awutan membuatnya terpaksa menentukan pilihan terpahit dalam hidupnya yaitu menjadi pelacur. Awal-awal menjalani profesinya, Intan masih ogah-ogahan. Tapi, setelah ia sudah kenal uang banyak dari pelanggan yang menikmati tubuhnya yang aduhai, ia pun mulai menikmati profesinya itu. Masa gelap telah berlalu, saatnya tiba hari yang terang benderang bagai bintang gumintang bergantung di angkasa pada malam hari. Dengan kecantikan memesona setiap lelaki manapun, petualangan cinta terlarang Intan semakin luas saja. Awalnya, lelaki biasa berkantong tipis yang datang, tapi lama-kelamaan pejabat juga kepincut olehnya. “Dalam pengakuannya ada salah satu pelanggannya yang merupakan seorang pejabat,” ujar Kholik, yang merupakan tetangga Intan itu. Intan semakin terkenal saja sebagai pelacur kelas kakap. Petualangannya pun tidak lagi di tempat-tempat murahan tapi hotel berbintang dan tempat-tempat mewah. Uang pun semakin banyak masuk ke kantongnya. Meski begitu, Intan masih senang hidup ngekos. Ia berpisah dengan saudara-saudaranya karena mereka juga mulai membenci dirinya yang berpofesi sebagai pelacur. Kost Intan berada di Jl. Lima. Suatu kali Jl. Lima kedatangan seorang tentara yang dapat tugas dari pemerintah di daerah itu dan sekitarnya. Ia ngekost persis di depan kost Intan. Jl. Lima memang berdiri banyak kost. Maklum, daerah di situ merupakan kawasan wisata sehingga bisnis kost-kostan ini termasuk menggiurkan. Kost Intan dan kost tentara itu hanya dibatasi oleh jalan lima itu sendiri. Intan pergi bekerja setiap jam 18.00 WIB, sedang tentara yang ternyata bernama Halim itu selalu pulang dari tugasnya jam 18.00. Jadi, saat Intan pergi Halim pulang. Mereka pun kerapkali berpapasan di Jl. Lima tersebut. Sebagai seorang lelaki, wajah Halim sebenarnya tidak terlalu jelek. Kulitnya sawo matang khas warna kulit melayu dan tubuhnya lumayan kekar. Tapi, kelebihan Halim sebagai lelaki adalah ia anak yang saleh. Shalatnya rajin dan berasal dari keluarga yang taat beragama. Meski kedua orang tuanya bukan kiayi atau ustadz, tapi mereka sudah berhaji. Jadi, agama benar-benar tertanam dalam keluarga Halim. Halim termasuk orang yang murah senyum. Ia juga tidak arogan, meski dirinya seorang tentara. Setiap kali bertemu dengan orang ia selalu menyapanya dan tersenyum. Begitu juga saat pertama kali bertemu dengan Intan. Ia menundukkan tubuhnya sambil tersenyum, meski mereka tidak saling kenal. Intan pun demikian. Ia membalasnya layaknya orang yang sedang disapa. Begitulah hari-hari seterusnya. Mereka seringkali berpapasan saat Halim pulang dari kerjanya dan Intan pergi untuk menjual diri. Makin lama Halim penasaran dengan ulah Intan yang seringkali pergi saat adzan Maghrib bergema. Awalnya ia menyadari mungkin Intan sedang datang bulan, tapi hal itu berkali-kali ia melihatnya. Penasaran ingin tahu lebih banyak tentang sosok Intan pun tertanam dalam pikiran Halim. Apalagi ditambah wajah Intan yang cantik, membuat Halim penasaran ingin mengetahui sosok perempuan itu lebih jauh. Intan sendiri sebenarnya mulai penasaran dengan sosok tentara itu. Setiap kali bertemu, lelaki itu sopan sekali dan selalu mengumbar senyum kepadanya. Senyumnya yang manis begitu menggodanya. Dalam hatinya pun sebenarnya ingin berkenalan dengan Halim. Tetapi, merasa kelasnya sudah tinggi sebagai pelacur ia pun gengsi. “Jika ia butuh, nanti juga datang.” Begitu pikir Intan saat itu. Betul saja, Halim akhirnya bertandang ke kost Intan di suatu siang hari –kebetulan Halim sedang tidak bertugas dan Intan sendiri kalau siang ada di rumah. Intan pun merasa menang ketika melihat Halim datang bertamu ke kostnya. Mereka pun ngobrol dengan bebas. Halim memperkenalkan dirinya, begitu pun Intan. Pertemuan pertama di kost Intan itu dilalui Halim dengan lancar. Ia pun mulai tahu siapa Intan. Di mata Halim, Intan adalah sosok gadis yang lembut, tidak nakal, dan sopan. Halim rupanya tertipu oleh penampilan anggun Intan saat itu. Ia tidak sadar bahwa ia sebenarnya sedang berhadapan dengan seorang pelacur kelas kakap yang suatu saat bisa saja menyantapnya habis-habisan. Pertemuan pertama di kost Intan itu pun sangat membekas di hati Halim. Hal ini membuatnya ketagihan. Saat ia tidak ada tugas, ia pun menyempatkan diri bertamu ke kost Intan. Intan sendiri menyambutnya dengan hangat. Sebab, dalam hati Intan sendiri sebenarnya sudah menaruh rasa kagum sama Halim. Gagah, sopan, murah senyum, dan baik hati. Setiap perempuan pasti suka kepadanya. Suatu ketika Halim bertamu kembali. Entahlah, ini pertemuan yang ke berapa. Rupanya, pada pertemuan kali ini Halim ingin mengutarakan sesuatu. Jika tidak, itu akan membuat hatinya tersiksa. “Tan. Aku sudah mengenalmu cukup jauh meski baru beberapa kali bertemu. Aku suka padamu. Aku cinta pada-Mu, Tan.” Ujar Halim blak-blakan penuh keberanian. Mendengar ucapan cinta yang spontan dari Halim, Intan pun kaget. “Kamu belum tahu lebih banyak tentang saya. Kamu pasti menyesal nanti.” Ujar Intan yang mulai b erusaha terus terang. “Bagi saya itu sudah cukup.” Jawab Halim. Merasa tidak ingin menipu Halim, Intan pun berterus terang kalau dirinya sebenarnya seorang pelacur. Telah banyak lelaki yang masuk dalam perangkap kecantikannya. Selama ini dirinya tidak terlalu serius menanggapi Halim –meski dalam hatinya juga kagum, itu karena profesinya yang seorang pelacur. Halim sangat kaget dan nyaris tidak percaya. Apalagi, setelah ia tahu bahwa Intan juga sudah punya anak yang kini bersama kedua orang tuanya di rumah. Usai mendengar kejujuran Intan, Halim pun minta pamit. Ia kembali ke kostnya. Semalaman ia tidak bisa tidur memikirkan Intan. Ia menyesali nasib yang digariskan Tuhan untuk Intan. Kenapa orang secantik Intan harus menjadi seorang pelacur? Apa sebabnya? Kenapa pula ia harus ditakdirkan bertemu dengan perempuan kotor seperti dia? Halim benar-benar tersiksa batinnya. Ia pun bangkit dari duduknya dan mengambil air wudhu. Di atas sajadah ia mengumandangkan takbiratul ihram dan bersedekap. Rupanya ia sedang menunaikan shalat istikharah untuk mendapatkan jawaban rasa gelisah yang menerpanya begitu kuat. Berhari-hari ia melakukannya, hingga kemudian ia mendapatkan sebuah jawaban yang baginya itu adalah yang paling benar –meski keluarganya mungkin akan menolaknya. “Halim sudah terlanjur kepincut dan jatuh hati kepada Intan. Ia ingin menikahi perempuan itu,” ujar Kholik. Halim segera bangkit dari lamunannya. Shalat istikharah membuatnya memiliki satu jawaban pasti untuk segera menyelamatkan Intan dari jalan yang salah. Kini, ia tidak lagi mengejar kecantikan Intan untuk dijadikan istri, tapi lebih pada persoalan dakwah Islam. Menikahi Intan sama saja dirinya sedang berdakwah, mengajak orang kembali kepada jalan yang diridhai Allah. Suatu kali Halim datang kembali ke kost Intan dan menyatakan kesungguhannya untuk menikahinya. Tapi, Intan tidak langsung menjawab. Ia meminta waktu untuk berpikir dan merenung. Jika saat itu tiba, ia pasti akan mendatangi kost Halim dan memberikan jawabannya. Benar saja. Intan lalu mendatangi kost Halim pada malam hari. Malam itu sengaja ia tidak bekerja demi seorang tentara yang telah mengusik hatinya beberapa hari ini. Melihat Intan datang, Halim kaget. Di depan Halim, Intan pun menanyakan kembali keseriusan Halim untuk menikahinya, “Kamu yakin ingin menikahi saya dan mau menerima saya apa adanya.” “Yakin, Tan.” “Saya minta syarat. Jika kelak kita berumah tangga, kamu jangan mengungkit-ungkit masa lalu saya.” Halim setuju dengan syarat yang diajukan Intan. Mereka pun akhirnya menikah. Sejak itu, Intan meninggalkan profesinya yang sebenarnya sedang berada di puncak dan mendatangkan uang banyak. Ia lebih memilih Halim, seorang tentara baik hati dan saleh yang telah menaklukkan hatinya. Padahal, sebelumnya sudah banyak lelaki yang serius ingin menikahi Intan meski ia seorang pelacur. Tetapi, Intan selalu menolaknya. Pada seorang tentara bernama Halim ini, ia melabuhkan cinta terakhirnya dalam sebuah mahligai pernikahan yang indah. Masya Allah! Halim tampak bahagia usai menikahi Intan. Tugasnya untuk menyelamatkan Intan dari jalan yang salah akhirnya berhasil. Pertentangan dari keluarga Halim seperti diduga sebelumnya ternyata tidak ada. H. Ismail dan Hj. Aisyah, orang tua Halim, menyadari keinginan Halim untuk menikahi Intan karena sebuah tugas yang mulia itu. Mereka pun meridhai pernikahan anaknya dengan seorang pelacur itu. Kini, Intan menjadi istri yang bertanggung jawab. Halim sendiri sekarang telah pensiun dan menjadi purnawirawan. Perkawinan Halim dan Intan tidak dikaruniai anak hingga sekarang. Zaenab sendiri sudah besar dan sedang kuliah di sebuah universitas swasta terkenal di luar Jawa. Perubahan yang paling kental dari Intan setelah dinikahi Halim adalah ia suka pergi dari satu mushala ke mushala lain di kampungnya untuk mengikuti pengajian. Kesungguhan Intan untuk bertaubat ini diamini oleh banyak warga. Halim tidak saja berhasil membawa Intan dari jalan yang salah tapi juga telah sukses menanamkan benih-benih agama yang baik pada Intan. Mereka benar-benar telah menjadi keluarga bahagia, apalagi Zaenab kini telah menjadi seorang mahasiswi yang berprestasi dan berkali-kali mendapatkan beasiswa dari kampusnya. Sebuah akhir hidup yang manis dan enak untuk dikenang. Demikian kisah tentang seorang pelacur kelas kakap yang mendadak insyaf dan meninggalkan pekerjaannya setelah bertemu dan diajak menikah oleh tentara yang saleh dan bertanggung jawab. Semoga kita bisa belajar dari kisah ini! Amien. (Eep Khunaefi/dimuat Hidayah edisi 83/Juli/2008)

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ