Sabtu, 18 April 2015

Esek-esek di Media Sosial, 'Bisyar' Kadang Berbeda Saat Tatap Muka di Dunia Nyata

Dunia prostitusi alias esek-esek di media sosial sedang merebak. Meski sebenarnya telah ada dari zaman dulu, trend dunia esek-esek di dunia maya menyeruak.

Yon (bukan nama sebenarnya-red) seorang pemburu perempuan 'bisa dibayar' atau 'bisa dipakai' dari media sosial bersedia mengungkapkan kisah dunia prostitusi tersebut kepada detikcom. ‎Yon mengaku telah malang melintang dalam dunia esek-esek Ibu Kota.

‎Cara konservatif seperti menyambangi langsung lokalisasi bagi Yon sudah tidak menarik. Yon lebih tertantang untuk berburu bisyar dari akun-akun alter di media sosial seperti Twitter dan Facebook.

"Kalau langsung (ke lokalisasi) itu kan ketemu germonya, cuma ya enaknya langsung beres. Cuma kurang ada tantangannya. Kalau dari media sosial kan butuh waktu dan itu lebih menantang," kata Yon saat ditemui di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, Senin (13/4/2015).

Selain dari segi tantangan, Yon mengakui mencari bisyar di dunia media sosial ada untung ruginya. Terkadang apa juga yang memasang foto cantik di media sosial tapi saat ditemui ternyata tidak sesuai harapan.

"Ada nih pas ketemu ternyata mukanya beda. Ya suka-suka sendiri aja, kalau masih tetep mau pakai ya hajar. Kalau nggak ya tinggal aja," ucap Yon blak-blakan.

Namun selama menggeluti dunia bisyar di media sosial, Yon bisa mendapatkan harga miring dengan perempuan dengan kisaran usia 20-an. Selain itu, negosiasi dilakukan langsung tanpa perantara.

"Nah untungnya ya itu, nggak pakai germo atau mucikari. Terus tempatnya juga suka-suka kita, mau di kos di hotel ya tinggal pilih," tutur Yon.

Menurut Yon, kebanyakan perempuan bispak atau bisyar tidak memiliki pekerjaan tetap yang jelas. Namun ada pula yang memiliki pekerjaan di perusahaan swasta atau mahasiswi. (http://news.detik.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar