Kamis, 20 November 2014

Pemkab Madiun Tutup Gude, PSK dan Mucikari Siap Bertahan

 Penghuni lokalisasi Wanita Harapan Gude yang terdiri wanita tuna susila, mucikari dan pemilik usaha melakukan aksi demo di depan kantor Bupati Madiun, Jatim, Jumat (7/11/2014). ANT/Siswowidodo

Pemerintah Kabupaten Madiun resmi menutup Lokalisasi Gude, Desa Teguhan, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin (10/11/2014) malam. Penutupan ditandai dengan deklarasi pemulangan penghuni lokalisasi di Balai Desa Teguhan pukul 20.30 WIB.

Tapi, acara yang dibuat Bupati Madiun Muhtarom itu hanya dihadiri segelintir orang. Pasalnya, penghuni Lokalisasi Gude menolak hadir, malah menggelar acara sendiri, yakni istigasah di Balai Pertemuan Lokalisasi Gude.

Deklarasi penutupan dibacakan oleh Harjono Wirotomo, tokoh desa setempat. Deklarasi penutupan berisi keinginan sebagian warga menjadikan Desa Teguhan bebas dari prostitusi. Sebab, sejak 1978 lalu, Desa Teguhan dikenal masyarakat luas sebagai daerah mesum. Padahal, hampir semua PSK itu adalah para pendatang, kata Harjono.

Deklarasi juga berisin keinginan menjadikan Desa Teguhan bermartabat dengan roda perekonomian sesuai tuntunan agama dan peraturan yang berlaku. Juga, memohon aparat menindak tegas para pelaku perbuatan asusila, penggunaan bangunan untuk kemaksiatan, dan pelaku kejahatan perdagangan orang.

"Kami juga ingin menjadikan wilayah maju sesuai dengan arahan aparat keamanan dan Pemkab Madiun," kata Harjono Wirotomo. Pihaknya masih memberi batas pemulangan pada 15 November mendatang meski sesuai penetapan Pemkab Madiun penutupan dilakukan Senin (10/11) pukul 20.30 WIB.

Di tempat lain, lantunan doa mengumandang dari puluhan mulut pekerja seks komersial, mucikari, dan warga lainnya penghuni Gude. Mereka beristigasah untuk mendobrak kebuntuan perjuangan mempertahankan Gude.

"Kami menggelar istigasah untuk memperingati Hari Pahlawan, sekaligus berdoa bersama-sama karena malam ini nasib kami terancam. Pemkab Madiun menutup Lokalisasi Gude, tempat kami menggantungkan hidup selama ini," kata Susie, 27, salah satu PSK. Dia berkerudung kuning.

PSK dan mucikari tak kalah semangat dengan Pemkab. Mereka siap bertahan di Gude. "Saya tetap akan di sini meski nanti Pemkab Madiun akan menggunakan tangan aparat untuk menyeret tubuh kami," kata para mucikari dan PSK saat mengikuti istigasah.

Sementara itu, Basir Ali Basroh, penceramah dalam istigasah malam itu, meminta kepada seluruh penghuni Lokalisasi untuk bersabar. "Sandang pangan tersedia melimpah di dunia ini, jadi enggak perlu cemas dan khawatir," kata Basir.

Dia meminta para PSK dan mucikari optimistis dalam memperjuangkan hidupnya pasca-penutupan Gude. (http://news.metrotvnews.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar