Sabtu, 30 Agustus 2014

Di Swiss, Ada Layanan Dhrive Thru Esek-esek


Pemerintah setempat yang membuatnya.


Ilustrasi wanita penghibur.
Ilustrasi wanita penghibur.(www.memobee.com)
Prostitusi di planet ini sepertinya menjadi penyakit kronis yang sangat sulit untuk dibasmi hingga tuntas. Banyak negara, bahkan mengaku kehabisan akal untuk menyingkirkan bisnis lendir tersebut.
Beragam cara pun kemudian ditempuh, agar transaksi 'adu badan' itu tetap ada, namun tidak mengganggu kenyamanan masyarakatnya.
Seperti halnya yang dilakukan Pemerintah Swiss. Berbeda dengan langkah wali kota Surabaya yang membumi hanguskan Dolly, pemerintah di sana justru mengatur dan melihara bisnis ini. Pilihan itu dianggap tepat, lantaran tingkat prostitusi di sana sangatlah tinggi. Demikian dilansir Dailymail, Kamis 28 Agustus 2014.
Swiss memilih cara unik, yakni memberikan sebuah tempat khusus, di mana pelacur dapat menghibur para pelanggannya, tanpa harus mengganggu ketertiban umum. Para pelacur jalanan dan pelanggannya, disediakan sebuah tempat khusus yang diberinama drive thru "kotak seks".
Ruang privasi tersebut dibuat di Zurich, tepatnya di kawasan industri, alias sebelah barat kota. Penunjukkan wilayah diklaim pemerintah sudah dipikirkan matang-matang, karena dianggap mumpuni dan banyak dibutuhkan para pekerja di sana.
Untuk melakukan transaksi 'mandi keringat', para pengunjung tak perlu keluar dari dalam mobilnya. Mereka cukup memilih kotak-kotak seks yang disediakan dan memarkirkannya.
Setelah masuk kotak, para pelacur akan bergantian menghampiri pengunjung sampai ada kecocokan dengan selera si pengunjung. Jika tidak berkenan, para pelacur akan silih berganti menghampiri jendela pengunjung tersebut.
Aktivitas seksual sendiri akan dilakukan di dalam mobil dengan kotak yang ditutup. Soal keamanan, dijamin karena sudah ditanggung pemerintah setempat.
"Peraturan baru dari prostitusi jalanan telah sesuai. Ini dilakukan untuk melindungi penduduk dan para pekerja seks," kata Pemerintah Swiss dalam sebuah pernyataan.
Pemerintah mengklaim, setelah kebijakan itu diresmikan sejak Agustus tahun lalu, banyak pihak yang mengaku senang dan tidak dirugikan.
Curhat PSK
Meski dianggap pemerintah berhasil, namun cerita miris disampaikan para pekerja seks di sana. Sejak awal, para pekerja seks yang diajak bergabung dengan rencana pemerintah itu mengaku keberatan. Namun, dengan pertimbangan takut kehilangan pekerjaan, mereka pun mau bekerja sama.

Benar saja, setelah dilaksanakan, mereka mengaku pendapatannya berkurang. Lantaran tempat tersebut, jauh dari pusat kota dan bar, atau kafe.

Salah seorang pelacur yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, meskipun ia masuk dalam daftar pekerja seks drive thru yang dibuat pemerintah, ia juga diwajibkan harus membayar sejumlah biaya, seperti halnya pajak, serta beberapa biaya lainnya. (http://otomotif.news.viva.co.id/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar