Selasa, 17 Juni 2014

Keabadian Dolly Terkubur di Malang

* Dolly Adfonso Chavid (Papi Dolly)
Beribu orang membicarakan dan “mungkin akan” mengenang Lokalisasi Dolly, tapi kenangan dan keabadian Dolly benar-benar terkubur di makam kristen Sukun. Dolly oh Dolly…..
f1 DOLLY 21 Keabadian Dolly Terkubur di Malang
Makam jarang dikunjungi kerabat (oso)
Ibarat “panasnya” pro kontra penutupan lokalisasi Dolly di Surabaya yang liar, begitu pula rumput liar dan daun kering di atas pusara peristirahatan Dolly—wanita keturunan Belanda-Birma yang “melambungkan dan membesarkan” nama kompleks lokalisasi ke seantereo negeri.
Ya, rumah keabadian Dolly seolah dilupakan demi kepentingan politik, lahan pencarian sandang pangan. Tanpa doa dan ziarah kubur.
Memo mencatat berbagai referensi dan wawancara seputar Dolly. Diakui banyak orang, Dolly diyakini sebagai pendiri kompleks lokalisasi Dolly meski Pi’i (dilansir dari http://kelanakota.suarasurabaya.net/news/2014/135806-Papi-Dolly-Bukan-yang-Pertama-di-Gang-Dolly) bukanlah tempat bisnis “lendir” kali pertama.
Bisnis esek-esek justru “dibuahi” pribumi warga Jarak Surabaya dengan sebutan warung Tekate. Dolly sendiri hadir mencium peluang “pasar”.
Ia lalu berpindah (1966) dari Jarak dan mendirikan wisma di makam Kembang Kuning dekat dengan Masjid Rahmat (gang Dolly). Pengubahan makam Tionghoa di Putat Jaya menjadi perkampungan kemudian menjadi berkah dan Dolly kian terkenal (1980-1990).
Disebut pula dalam buku “Dolly : Membedah dunia Pelacuran Surabaya” yang diterbitkan Grafiti Pers, April 1982, karangan Tjahyo Purnomo Wijadi-Ashadi Siregar, bahwa tahun 1966, Dolly menginginkan dipanggil Papi Dolly. Wisma Mami Dolly, Tante Dolly, Papi Dolly itu berawal di Pandegiling, pindah ke Kembang Kuning dan Gang Dolly.
Namun usia manusia kian “beruban” dibumbui permasalahan hidup. Ia berpisah dengan suaminya seorang pelaut. Dolly Chavid—nama pendek—Dolira Advonso Chavid berpindah ke Malang.
Faktanya, Dolly berpulang di bumi Aremania pada wafat 7 Januari 1992. Timbul pertanyaan lain menjadi “teka-teki”, apa sebab Dolly menghabiskan masa tua di Kota Malang dan keluarga memilih menguburkan Dolly di Malang ?
Minggu (15/6) sore, wartawan Memo dan Aan, salah satu wartawan Elektronik berkeliling di sisi Utara dan Barat hanya untuk mencari keberadaan makam Dolly di pemakaman Belanda Sukun (belakang SPBU Sukun).
Dua tiga orang sempat mengaku tidak mengetahuinya, termasuk warga kampung terdekat. Nggletek alias ternyata, makam ini tidak sulit ditemukan.
Senin (15/6) pagi, makam Dolly masih terlihat berdiri kokoh. Tiga orang penjaga dan pembersih makam menyakini dan mengenalnya sebagai Mami Dolly.
f1 DOLLY 22 Keabadian Dolly Terkubur di Malang
Peristirahatan Dolira Advonso Chavid (oso)
“Disini Mami Dolly ya disitu Mas. Ada dua makamnya, satu makam Mami Dolly dan anaknya yang namanya Eddy, “ ungkap Masaki. “Lek nang kono, terus yo mrono Mas, (Kalau ke situ, ya terus ke sana (makam Eddy).
Makamnya tidak semewah komplek lokalisasi atau makam orang kaya lainnya. Terbilang ukuran standar biaya Rp 3-4 jutaan, makam Dolly dibangun di atas lahan seluas 10 hektare lebih itu.
Bukan nama Dolly akan terbaca. Bukan pula Dolly Van Der Mert (nama orangtuanya). Khas makam kristen, ada salip. Panjangnya 2 meteran. Rumput liar tumbuh seolah simbol tidak pernah keluarga berziarah untuk membersihkannya.
Di batu nisan yang diyakini makam Mami Dolly itu tertulis nama D. A Chavid. Kelahiran 15 September 1929 dan wafat pada 7 Januari 1992. Tertulis nama anak dan menantu, diantaranya Eddy Y, B Harianto, Sutejo, R Budiono, Andi P, Maria S.
Menantunya bernama Dra Watik, Napsiah SH, Lina Darlinah, Rosa. Makam lain yang disebut-sebut biasa dikunjungi cucu atau cicit atau keluarga Dolly yakni Eduard Soukup Eddy, kelahiran 1944 dan meninggal pada 1999.
“Sejak Eddy meninggal, sudah jarang keluarga berziarah dan mendoakan Dolly, “ ungkap Masaki disamping Lesus dan Heri, Senin (16/6) sore. “Kalau ada, mungkin ya cucu cicitnya Mas, “ sebut Lesus. Masaki lalu mengaku tidak mengetahui kapan terakhir keluarga Dolly datang di Sukun.
Sementara itu, Henry (58) mengaku warga Ngreco, Sumberpucung asal Blitar mengaku sekilas mengetahui sedikit banyak soal Dolly. Dari pengalaman memijat banyak orang, Henry mendapat cerita berharga, termasuk sejarah Lokalisasi Dolly. Ia pernah bertemu seorang pelaut yang masih kerabat dengan Dolly Van Dert Mart. Siapa sangka dilontarkan Henry.
f1 DOLLY 25 Keabadian Dolly Terkubur di Malang
Simpan keabadian Dolly
Henry mengungkap bahwa Dolly merupakan anak salah satu pejabat besar di Batavia (Jakarta masa itu). “Dulu hanya melayani pelaut dan pedagang yang singgah di pelabuhan (keliru bila di beberapa referensi menyebut melayani tentara), “ ungkap Henry.
“Van Der Mart itu nama keluarganya. Dia keturunan Belanda. Ada keluarganya masih hidup, ” tambah Henry. Sayangnya, ia lupa dimana letak persis rumah Dolly menghabiskan masa tuanya.
Ia lalu menambahkan dari cerita pasiennya, ada beberapa pejabat menemui keluarga Dolly. “Maksudnya minta restu. Kenapa kok sulit, “ papar Henry, Minggu (15/6) siang saat ditemui di seputaran Kepanjen.
Kata Henry, soal permohonan restu dan doa baik dari pihak Pro ataupun Kontra sudah menjadi isu kasep—(bahasa Jawa : Terlambat). Bagi Henry, dunia lokalisasi berwarna “hitam”.
Lepas dari kasak kusuk dipanggilnya Papi Dolly usai berpisah dengan sang suami karena sakit hati dan perdebatan pro kontra jelang penutupan Dolly (18 Juni mendatang), kenangan dan Dolly terkubur di Malang.
Mahendra PW, dalam kutipan penggalan puisinya berjudul “Kepada Doly Van Der Mart” (Kompasiana, 11 Jun 2014) menuliskan, “…Oh Dolly Van Der Mart Dengarkan pertentanganku Dan dengarkan pernyataanku Setidaknya mahakaryamu telah mengurangi jumlah pemerkosaan Juga jumlah pasangan mesum di jalanan…” Tjahjono Widarmanto, penyair, pimpinan majalah Sastra Kalimas (Esai di Jawa Pos Senin 16 Juni 2014) menuliskan, .”..Dolly oh Dolly, apa pun nasibmu … nanti, kau akan abadi dalam perbincangan dan kenangan… Dolly oh Dolly. Oh, Dolly…”.
Mengutip lirik lagu “You Are” penyanyi legendaries Amerika yang kebetulan sama bernama Dolly (Dolly Rebecca Parton), lirik lagu itu menyiratkan ada cinta dan ketidak mampuan mencari alasannya.
“Sometimes I try to count the ways and reasons that I love you… You are my inspiration, you are the song I sing… You are what makes me happy, you are my everything” (Kadang-kadang saya mencoba untuk menghitung cara dan alasan bahwa aku mencintaimu … kamu inspirasi saya, kamu adalah lagu yang saya nyanyikan … kamu adalah apa yang membuat saya senang, Anda adalah segalanya). (http://www.memoarema.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar