Minggu, 25 Mei 2014

Sejarah Lokalisasi Saritem dengan Perang Kemerdekaan Indonesia


Saritem? Bagi penduduk Kota Bandung siapa yang tidak mengenal nama tempat ini? Seperti lazimnya kota-kota besar lain di Indonesia seperti Surabaya dengan Dolly nya, Yogyakarta dengan Sarkem nya, dan kota-kota besar lainnya di Indonesia yang memiliki ‘objek wisata’ lokalisasi seperti ini. Keberadaan Saritem secara tidak langsung seperti sudah menjadi sebuah trademark Kota Bandung sendiri di mata masyarakat Indonesia.

Saritem dijadikan lokalisasi bagi para serdadu. Para PSK kala itu berjejer, dipajang dengan menggunakan kebaya di setiap rumah. Kebanyakan PSK tersebut didatangkan dari desa-desa dengan cara ditipu atau dipaksa, meski ada pula yang menawarkan diri secara terang-terangan.


Quote:
Saritem awal nya didirikan oleh orang-orang Belanda dahulu yang tinggal di tanah Priangan ini. Saritem sudah ada sekitar tahun 1838, yang berarti sudah 170 tahun keberadaan lokalisasi ini (wow sebuah angka yang sangat fantastis untuk sebuah tempat lokalisasi).
Nama lokalisasi Saritem, berasal dari nama gadis belia pedagang jamu, asal kota kembang Bandung bernama Saritem. Saritem memang berparas cantik dan berkulit putih. Pesona Saritem ternyata memikat seorang pembesar Belanda kala itu. Kemudian Saritem dijadikan gundiknya. Sejak saat itulah gadis Saritem menjadi ‘Nyonya Belanda’. Namanya pun berganti menjadi Nyi Saritem.

Beberapa tahun kemudian Saritem disuruh Kompeni Belanda tersebut mencari wanita untuk dijadikan teman kencan serdadu Belanda yang masih lajang. Waktu itu daerah Gardujati dijadikan sebagai markas militer serdadu Belanda. Untuk kegiatan itu Saritem difasilitasi sebuah rumah yang lumayan besar. Lambat laun perempuan-perempuan yang dikumpulkan Saritem bertambah banyak.

Saritem mengumpulkan perempuan-perempuan dari berbagai daerah dari Bandung dan sekitarnya, seperti Cianjur, Sumedang, Garut, dan Indramayu. Sejak itu nama Saritem mulai kesohor. Yang datang ke rumah yang dikelolanya pun bertambah banyak. Tidak hanya dari kalangan serdadu yang lajang.

Serdadu yang lanjut usia pun juga berdatangan ke tempat Saritem. Bahkan beberapa warga pribumi ada juga yang datang. Hal ini membuat teman-teman Saritem yang juga menjadi gundik tentara Belanda tertarik membuka usaha serupa. Mereka rata-rata perempuan bekas binaan Saritem. Sejak perang kemerdekaan 1945 markas militer serdadu Belanda berhasil dikuasai pejuang Republik Indonesia.

Namun, bisnis Saritem tidak tersentuh. Meski Saritem telah tiada toh tetap saja masyarakat mengenal lokasi itu dengan sebutan Saritem. Selanjutnya rumah-rumah penduduk pun berdiri di sekitar lokasi Saritem. Lokasi Saritem berada di tengah-tengah pemu****n penduduk. Inilah yang membuat warga kala itu tidak menggubris keberadaan lokalisasi Saritem.

Pasalnya, lokalisasi itu telah berdiri lebih awal dibanding pemu****n warga. Bahkan kala itu banyak warga dari berbagai daerah membuka pemu****n di sekitar lokalisasi untuk mengais rupiah dari bisnis ala Saritem ini.


Banyak versi menunjukkan asal mula nama Saritem. Ada yang bilang kalau Saritem itu nama seorang tukang jamu berkulit hitam manis yang bernama Sari. Ada juga yang menyebutkan, nama Saritem diambil dari nama seorang penjaga warung remang-remang yang nongkrong di pinggir jalan.

Memang, tak ada yang mengetahui secara pasti kapan Saritem berdiri. Namun, menurut catatan sejarah yang ditulis seorang peneliti barat, Saritem telah ada sejak dibangunnya jaringan rel kereta api sampai di Kota Bandung, awal 1800-an. Lokasinya yang berdekatan dengan stasiun kereta api yang kini dinamakan Stasiun Bandung itu menambah persyaratan bagi Saritem sebagai lokasi melting pot (tempat berbaurnya masyarakat yang berbeda latar belakang dan asalnya).


Saritem memang sudah bukan lokalisasi resmi lagi. Bahkan, di gang ini sudah dibangun pesantren. Namun ternyata pembangunan pesantren ini pun tidak mampu menghalangi kegiatan bisnis ***** ini.

Membubarkan atau meniadakan bisnis sex di Gang Saritem memang sangat sulit. Selain karena sudah terkenal se-Indonesia bahkan sampai ke luar negeri. Gilanya lagi, ada acara lelang segala di Saritem. Bukan lelang barang lho, tapi lelang "keperawanan". Benar atau tidaknya masih harus banyak mencari informasi soal bisinis lelang perawan ini.(kittys/forum.viva.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar