Pemkot Mojokerto, Jawa Timur, mengaku sudah mencapai kata sepakat dengan para pemilik kawasan untuk menutup lokalisasi di Desa Balongcangkring, Kecamatan Prajurit Kulon.
Saat ini, pemkot tengah berunding soal nilai kompensasi yang harus diberi kepada puluhan pekerja seks komersial (PSK) yang masih beroperasi di tempat itu.
"Prinsipnya sudah ada kata sepakat menutup lokalisasi Balongcangkring, asalkan ada kompensasi, nah sekarang sedang dirundingkan kompensasinya," kata Wali Kota Mojokerto, Mas'ud Yunus di Surabaya, Selasa (22/12/2015).
Dia mengakui, penutupan lokalisasi di kota yang dipimpinnya itu terbilang lambat, karena kompleks lokalisasi itu adalah milik sebuah yayasan sosial.
"Dulu yayasan sosial itu menghimpun dan mengumpulkan anak-anak jalanan, namun kemudian berubah fungsi menjadi lokalisasi," kata dia.
Mas'ud memastikan, awal tahun depan lokalisasi tersebut sudah tidak beroperasi lagi.
Pihaknya bersama Pemprov Jatim dan Kementerian Sosial akan terus berkoordinasi terkait penanganan 83 PSK setelah lokalisasi Balongcangkring ditutup.
"Masyarakat di sekitar lokalisasi juga akan kami pikirkan bagaimana penanganannya pasca-lokalisasi ditutup," ujar Mas'ud.
Baloncangkring adalah lokalisasi terakhir di Jawa Timur yang akan ditutup. Seharusnya semua lokalisasi di Jawa Timur sudah ditutup tahun ini.
Pada 2010, di Jawa Timur terdapat 47 lokasi prostitusi dengan jumlah PSK lebih dari 7.000 orang.
Penutupan lokalisasi di Dolly Surabaya dinilai sebagai penutupan lokalisasi paling fonemenal di Jawa Timur.
Saat ini, pemkot tengah berunding soal nilai kompensasi yang harus diberi kepada puluhan pekerja seks komersial (PSK) yang masih beroperasi di tempat itu.
"Prinsipnya sudah ada kata sepakat menutup lokalisasi Balongcangkring, asalkan ada kompensasi, nah sekarang sedang dirundingkan kompensasinya," kata Wali Kota Mojokerto, Mas'ud Yunus di Surabaya, Selasa (22/12/2015).
Dia mengakui, penutupan lokalisasi di kota yang dipimpinnya itu terbilang lambat, karena kompleks lokalisasi itu adalah milik sebuah yayasan sosial.
"Dulu yayasan sosial itu menghimpun dan mengumpulkan anak-anak jalanan, namun kemudian berubah fungsi menjadi lokalisasi," kata dia.
Mas'ud memastikan, awal tahun depan lokalisasi tersebut sudah tidak beroperasi lagi.
Pihaknya bersama Pemprov Jatim dan Kementerian Sosial akan terus berkoordinasi terkait penanganan 83 PSK setelah lokalisasi Balongcangkring ditutup.
"Masyarakat di sekitar lokalisasi juga akan kami pikirkan bagaimana penanganannya pasca-lokalisasi ditutup," ujar Mas'ud.
Baloncangkring adalah lokalisasi terakhir di Jawa Timur yang akan ditutup. Seharusnya semua lokalisasi di Jawa Timur sudah ditutup tahun ini.
Pada 2010, di Jawa Timur terdapat 47 lokasi prostitusi dengan jumlah PSK lebih dari 7.000 orang.
Penutupan lokalisasi di Dolly Surabaya dinilai sebagai penutupan lokalisasi paling fonemenal di Jawa Timur.
sumber: KOMPAS.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar