Rabu, 27 Agustus 2014

Di Bongkaran, Preman dan PSK Berhubungan Harmonis

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOWarga menyaksikan pembongkaran paksa gubuk liar oleh PT Kereta Api Indonesia di kawasan Tanah Abang Bongkaran, Jakarta Pusat, Jumat (8/8/2014). Pembongkaran dilakukan untuk menertibkan kawasan sepanjang rel kereta api.
 Inem (35) adalah salah satu Pekerja Seks Komersial (PSK) yang mangkal di warung remang-remang di pinggiran rel Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. Di usianya yang sudah tak lagi muda, dia terus berjuang untuk bisa menarik lelaki hidung belang dengan memanfaatkan "asetnya" yang masih tersisa.

"Capek juga kerja jadi pembantu. Makanya, gue ke sini. Di sini juga capek. Tapi, enak kan?" katanya dia tertawa.

Dia mengungkapkan, jumlah PSK di Bongkaran bisa mencapai ratusan orang. "Sekarang belum semua keluar. Tunggu saja lebih malam lagi," kata wanita yang saat itu mengenakan kaus putih dengan belahan dada rendah.

PSK Bongkaran pada hari-hari ini sesungguhnya tengah terlanda krisis. Sejak Sabtu (2/8/2014) hingga Senin (4/8/2014), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggusur seluruh kios dan warung remang-remang di sepanjang rel kereta api Stasiun Tanah Abang. Padahal, lapak-lapak itu adalah tempat mereka menggantungkan hidup.

“Dulu ada diskotek ramai banget. Ada lima. Putra Dewa, Dewa Mabok, Aloha, Sahara, sama Rembulan, di pinggiran rel itu. Pokoknya ramai deh kalo udah malam. Bukanya jam 10 malam sampai jam 2 pagi,” ujar seorang penjaja rokok dan kopi, Ida (41) sambil menunjuk ke arah pinggiran rel kereta api Tanah Abang yang tak menyisakan bangunan lagi.

Pinggiran rel kereta yang gelap memang menjadi tempat ideal bagi mereka, lantaran tidak mengganggu warga di perkampungan. Selain itu, mereka juga mendapat perlindungan dari para preman. Kehadiran preman memang dibutuhkan untuk melindungi mereka dari godaan lelaki yang tak serius "jajan".

"Pelanggan yang baru datang ke situ (Bongkaran), harus berhati-hati. Saya sempat ditanya-tanya sama preman," kata mantan pelanggan yang tak ingin namanya disebut.

Ya, lokalisasi Bongkaran sudah sepekan ini kehilangan satu spot. Namun, hal itu tak menyurutkan para perempuan malam yang ingin menyambung hidupnya memburu laki-laki pencari kenikmatan dunia. Sepanjang ada permintaan, mereka tetap memiliki asa. (metropolitan.kompas.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar