Rabu, 22 Oktober 2014

Jatuh dari Pucuk Jambi itu Enak


Jatuh dari pucuk Jambi itu enak, kalau jatuh dari pucuk Palembang bisa mati. Ungkapan ini merupakan sebuah ungkapan kiasan untuk menyebut sebuah lokalisasi prostitusi yang legal di Jambi yang dikenal dengan sebutan “Pucuk”.
1325782208993438352
Kawasan Pucuk/foto : jambiekspress.blogspot.com
Entah bagaimana nama pucuk  dilekatkan untuk lokalisasi yang memiliki nama asli  Payo Sigadung, apakah untuk menggambarkan lokasi ini  berada di bebukitan atau mencomot dari motto Provinsi  Jambi “Sepucuk Jambi Sembilan Lurah”, mungkin juga tidak keduanya. Saya tidak berharap nama pucuk berasal dari kemungkinan yang kedua.
Nama Pucuk tetap menjadi icon prostitusi di Jambi, sejak  berdiri lebih kurang 40 tahun yang lalu, hampir seluruh penduduk Jambi mengetahui pucuk sebagai prostitusi, sehingga hal yang wajar saat ada suksesi pemilihan Gubernur maupun Walkota isu penutupan Pucuk  akan merebak yang pasti akan menimbulkan Pro dan Kontra.
Kelompok yang pro penutupan memiliki alasan bahwa lokasi ini sudah tidak strategis, karena sudah berada dalam kota sekaligus berdampingan dengan perkampungan masyarakat dan menginginkan Kota Jambi bebas prostitusi, namun kelompok yang kontra tidak ingin para PSK berkeliaran di tengah kota untuk mencari pelanggan di jalanan dan menginginkan agar lokalisasi ini di pindahkan ke luar kota.
Semua alasan tersebut rasional, pada awalnya letak lokalisasi ini adalah hutan yang jauh dari pemukiman masyarakat, namun seiring perjalanan waktu kawasan yang di dekat pucuk ini terus berkembang untuk tempat pemukiman masyarakat biasa seiring kemudian perkembangan kota semakin pesat, sehingga ada keinginan yang kuat dari masyarakat untuk memindahkan lokalisasi ini ke luar kota.
Dengan jumlah penghuni (PSK) lebih kurang 700 orang (Desember, 2010; jambimedical.blogspot.com) maka potensi suara untuk pemilihan kepala daerah tentunya menjadi perebutan para kandidat, maka jangan heran bila ada kandidat yang memiliki misi ingin memindahkan atau menutup lokalisasi ini  tidak akan mendapatkan suara, hal ini sudah terbukti pada pemilihan Gubernur Tahun 2010 yang lalu.
Ditutup atau tidak,  pucuk akan tetap menjadi leganda sebagai kawasan lokalisasi terbesar di Jambi yang merupakan kawasan wisata esek-esek yang cukup dikenal di Sumatera. Dirgahayu Provinsi Jambi,  6 Januari 2012, tetaplah berdiri  kokoh dengan Motto Sepucuk Jambi Sembilan Lurah. (http://lifestyle.kompasiana.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar