Kamis, 23 Oktober 2014

Setahun, 80 Ribu Pria Mampir ke Lokalisasi di Bali


blogspot
Setahun, 80 Ribu Pria Mampir ke Lokalisasi di Bali
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan data sebanyak 80 ribu pria di Bali pergi melampiaskan hajat ke berbagai tempat lokalisasi.  
 
"Tentunya, survei kami tidak menghitung satu per satu jumlah pria yang membeli seks namun berdasar wawancara wanita-wanita pekerja seks komersial terhadap pria-pria yang dilayani," tegas Pakar epidemologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar, Prof Dr Dewa Nyoman Wirawan dalam diskusi dengan Komunitas Jurnalis Peduli Aids (KJPA) di Denpasar, Sabtu (19/1/2013).
 
Dari jumlah itu, lanjutnya, 50 persen adalah para pendatang atau wisatawan yang tengah berlibur sedangkan 50 persen sisanya adalah warga yang menetap atau tinggal di Bali.
 
Penelitian dilakukan dengan cara wawancarai para PSK terkait berapa rata-rata pria yang dilayaninya dalam sehari. Jawaban mereka, rata-rata ada yang melayani tiga pelanggan dalam semalam sehingga dia memperkirakan, ada sekira 80 ribu setahunnya pria datang ke tempat mesum.
 
Survei juga memakai pola pertanyaan standar sama di banyak negara. Pertanyaan ditujukan kepada pelanggan atau kaum laki-laki dan PSK.
 
"Kami tanyakan juga kepada pelanggan, apakah saat membeli seks mereka membeli kondom dan apakah setiap kali membeli seks selalu memakai kondom,"ucapnya.
 
Sementara pertanyaan kepada PSK, apakah saat melayani tamu terakhir memakai kondom serta apakah dalam melayani tamu mereka selalu pakai kondom.
 
Dikaitkan upaya mengurangi kelompok berisiko, penggunaan kondom sangatlah penting. Idealnya, penggunaaan kondom bagi kelompok berisiko sebanyak 80 persen, namun faktanya hasil survei diketahui hanya 30 persen yang memakai kondom sehingga berpotensi tertular HIV/AIDS.
 
Dengan hasil tersebut, dalam perhitungannya, setahun Kemungkinan ada sekira 1.000 orang laki-laki tertular HIV/AIDS.
 
Untuk tingkat prevalensi HIV Aids di lokalisasi Sanur atau probabilitas tertular mencapai 1,6 persen. Sedangkan untuk PSK, sampai tahun 2011 tercatat 19 persen.
 
Diketahui, ada 30 persen pelanggan yang menggunakan kondom dan sisanya tidak menggunakan kondom dengan alasan lupa, tidak enak saat berhubungan dan sebagainya.
 
"Angka ini sangat memprihatinkan sebab target kita 80 persen harus memakai kondom saat berhubungan seksual berisiko guna mengurangi risiko penularan HIV/AIDS.
 
Adapun sampel penelitian diambil, beberapa lokalisasi yang cukup dikenal di Bali seperti di kawasan Sanur. Untuk lokasi lain yang rawan terjadi transaksi seks, seperti di kafe, karaoke, tempat pijat, SPA dan sejenisnya, belum ada penelitian soal itu meskipun diyakini di lokasi dimaksud kerap terjadi transaksi seks.
 
(http://news.okezone.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar