Terdapat 158 ibu
asuh (mucikari) di Resosialisasi Argorejo, Kalibanteng Kulon, sepakat
menolak kemungkinan adanya pendatang yang merupakan limpahan warga
binaan Dolly Surabaya, pascaresos itu ditutup pemerintah Jawa Timur
pekan lalu.Kesepakatan itu, menurut Suwandi Eko Putranto, Ketua
Resos Argorejo, sebagai bentuk komitmen para mucikari atau pemilik wisma
di lokalisasi yang terkenal dengan nama Sunan Kunng (SK) itu, untuk
tidak menambah warga baru, baik itu dari Dolly atau resos lain.
"Jika
ketahuan ada pemilik wisma yang menerima warga baru, terutama dari
Dolly, kami akan langsung tutup usahanya," tegas Suwandi, Rabu (25/6)
pagi.
Upaya pengurangan warga binaan telah dilakukan Resos SK.
Bahkan sebelum Dolly ditutup pun, kata Suwandi, pihaknya sudah
mengurangi warga binaannya, dengan cara memulangkan mereka yang tidak
disiplin melakukan screening kesehatan.
"Tiga kali tidak ikut tes kesehatan, kami terpaksa memulangkan mereka ke daerahnya," ujar dia.
Peraturan
pemulangan bagi warga binaan yang indisipliner itu berlaku sejak
Pebruari 2014 lalu. Sehingga dari 720 orang warga binaan, sampai Juni
ini jumlahnya penguni SK menjadi 560 orang. (www.suaramerdeka.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar