Siapa seh yang hidupnya tidak ingin menikmati yang namanya kenikmatan. Tetapi jangan salah, ternyata tidak semua hal yang nikmat itu medatangkan kenikmatan.
Nah, suatu hari, malam yang larut, entah kenapa, cacing dalam perut mendadak bernyanyi dengan judul “lapar boz”. Karena ini perut keroncongan setengah mati, mau tidak mau, meski malam sudah larut, akupun bergegas mencari warung yang masih menyediakan makanan.
Eh, namanya juga daerah kampus, warung selalu saja ada yang buka hingga larut malam. Meski Cuma yang ada mie godok dan nasi goreng. Tanpa pikir panjang, satu porsi nasi goreng dan satu gelas teh manis hangatpun menjadi menu yang luar biasa bersama malam yang cerah dengan bintang bertaburan di langit.
Sesaat, ada bapak-bapak (anggaplah namanya “Mr. X”). Yang ngakunya orang satu daerah dengan temenku. Tanpa basi-basi dan dengan gayanya yang tengil n sok dekat, memulai pembicaraan malam itu. “Eh, enak yo dadi mahasiswa?Tanya Mr X. Biasa aja, begitu aku jawab. Lanjut Mr. X bertanya, mas duwe kenalan sing iso buat cem-ceman gak?. Maksudnya pak?, Spontan aku menjawab.
“Halah mas, sok-sok’an gak tahu neh”. Seru Mr. X. Tenane pak aku gak mudeng karepmu (seru aku dengan tegas). Iku lho mas, yang bisa buah ehek…. ehek….?? walah pak-pak, tak pikir apa, gak mudeng, sing ngono-ngono kui.
“Halah, mas. Moso mahasiswa gak pernah ngono kui tha?. Padahal puenak pol lho mas!!! Seru Mr. X dengan wajah tanpa dosa. Opo iyo pak, mang enaknya piye??, balik aku bertanya. Pokoe mak jleb… jawab Mr. X spontan.
“Bapak, punya istri gak pak? “ yo duwe mas, tapi neng kampung kono, lan aku pulangnya yo gak mesti sebulan sekali, padahal kan gituaan itu kan kebutuhan mas. Jadi piye rasane nek gak gitu-gitu.
“Lah nek jarang pulang terus piye pak? Seru aku. Yo mbudal RRI kono mas, (seru Mr. X). Emang piro pak bayarnya? Mr X: Yo 50 ribu dapet mas, tapi kalo mau yang agaak mahalan dikit yo 150 ribu sampe 300-an gitu mas. “Mantep tenan kui pak?” Seru aku sambil mengejek.
“Lah piye tha mas, mang lum pernah tha mas?”, tanya Mr. X balik…ehheheeee, wedi aku pak. Walah leh-leh piye tha koe iki, mumpung masih muda sering-sering kono, po meneh, neng kampus kan wedoane ayu-ayu tur bening tha?”. “wedi aku pak, ndak dosa”, seruku singkat.
“Muda foya, tua kaya raya, mati massuk surga”, ejek Mr. X.. “Hahahaha pak, aku ini kuliah lima tahun neng kesehatan, jadi takut aja, nek dosa kan kui urusannya Gusti, tapi lho kejadianya jadi penyakit n penyakitnya gak bisa di obati piye jal? Opo iyo, muda foya-foya, tua kaya raya n mati masuk surga. Yang ada, muda seneng sesaat, tua penyakitan n mati gak gak ada yang layat… hahaha”
“Wah, koe rung tahu seh mas, nek tahu tak jamin ketagihan “. Bela Mr. X yang merasa tersdutkan. Wis gini wae pak, aku kan kuliahkesehatan, jadi tak cerita tentang “Free Sex” dari presektif kesehatan, yang aku tahu dari belajar di kampusku”. Gimana itu mas?” Tanya Mr. X kebingungan.
“Intinya gini pak, yang namanya jajan sembarangan itu katanya emang nikmat, tapi kalo kejadianya jadi penyakit menular gara-gara sek bebas gimana coba?”. “Emang nama penyakitnya apa mas?” tanya Mr. X penasaran.
Oke, kalo begitu, aku jelasan sama bapak, bapak perhatikan baik baik ya?
Orang yang sering bergonta ganti pasangan (Free Sex), apalagi melakukanya di tampat hiburan malam, katakanlah “Lokalisasi” itu berisiko besar terhadap terjadinya Penyakit Menular Seksual (IMS), dan bahkan bisa sampai dengan penyakit HIV/AIDS, yang namanya sampai sekarangbelum ada obatnya. Apa itu IMS dan apa saja jenisnya?
Penyakit Menular Seksual (PMS) atau Penyakit Kelamin (Venereal Diseases) telah lama dikenal dan beberapa di antaranya sangat populer di Indonesia, yaitu sifilis dan kencing nanah. Dengan semakin majunya peradaban dan ilmu pengetahuan, makin banyak pula ditemukan penyakit-penyakit baru, dan istilahvenereal diseases berubah menjadi sexually transmitted diseases atau infeksi menular seksual (IMS).
Penyakit Hubungan Seksual (PHS) merupakan kelompok penyakit infeksi yang ditularkan melalui kontak seksual. Antara lain Sifilis, Gonore (GO)Chlamydia,Herpes GenitalisKondiloma Akuminata, kutu kemaluan (pubic lice), Vaginitis. Lah kalo, saya saya jajan di tempa n itunya bersih gimana mas?
Meskipun secara fisik itu bersih, tetapi kita tidak tahu pasti bahwa secara medis itu steril atau tidak dari kuma ataupun virus yang menjadi agent penyakit, nah aku lanjutkan pak, penyakit ini atau Penularan Penyakit Hubungan Seksual (PHS) umumnya melalui hubungan seksual, sedangkan cara lainnya yaitu melalui transfusi darah, jarum suntik, ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, dan lain-lain. Sumber penularan utama adalah wanita pekerja seksual atau High Risk Man (resiko tinggi pada lelaki sepeti Gigolo, gay dan penyimpangan seksual lainya. PHS sering juga disebut penyakit kelamin, penyakit veneral, Penyakit Menular Seksual (PMS). Atau yang paling mudah, pokoknya kalo ngesek, bukan sama istri sendiri yang sah bakalan kena deh penyakit ini.
Untuk gejalanya sendiri, natara lain itu seperti Perubahan pada kulit di sekitar kemaluan, Saat membuang air kacil terasa sakit, Gatal pada alat kelamin, Terasa sakit pada daerah pinggul (wanita), Meski tanpa gejala, dapat menularkan penyakit bila sudah terkena, Hanya dokter yang mampu menangani penyakit menular seksual
Untuk lebi dekat atau detail dari varian penyakit ini, bisa lihat di bawah ini:
Gonore (Kencing Nanah, Uretris Spesifik, GO)
Jenis IMS: Dapat diobati
Epidemiologi : Disebabkan oleh kuman neisseria gonorrhea. Menyerang laki-laki maupun perempuan, terutama kelompok dewasa muda di seluruh dunia. Pasien yang tidak diobati selama berbulan-bulan bisa menulari orang lain. Umumnya orang yang terkena Gonore juga terkena Klamidia secara bersamaan.
Masa Tunas : Gonore akan menimbulkan gejala umum atau khusus setelah terinfeksi selama 2-7 hari
Gejala Umum : Nyeri, gatal, panas saat kencing.
Gejala Khusus : Pada laki-laki dan perempuan gejala ini bisa tanpa gejala, namun umumnya baik perempuan maupun laki-laki gejala yang umum terjadi adalah tampak cairan berupa nanah kental pada kemaluan, atau ada perasaan tidak enak ketika pembuangan air kecil. Bila melakukan seks anal maka akan keluar cairan yang sama dari dubur. Jika melakukan oral seks (melalui mulut) maka Gonore akan menginfeksi kerongkongan.
Infeksi kronis yang umum terjadi dari Gonore ini adalah kemandulan. Bayi yang baru lahir dan terinfeksi Gonore akan menunjukkan gejala seperti: mata merah dan bengkak. Dalam kurun waktu 1-5 hari setelah kelahiran, mata itu akan mengeluarkan cairan yang kental. Apabila tidak ditindak lanjuti, maka akan terjadi kebutaan pada si bayi.
Jenis tes: melakukan pemeriksaan nanah dengan pemeriksaan gramstrain atau dengan cara pembiakan.
Klamidia (chlamidya, uretris non-gonore, uretris non-spesifik atau UNS) :
Jenis IMS : Dapat diobati
Epidemiologi : Penyakit kelamin Klamidia 35% hingga 50% diperkirakan disebabkan oleh chlamydia trachomatis. Penularan terjadi lewat senggama. Sama halnya dengan Gonore, penyakit ini bisa menyerang laki-laki dan perempuan semua usia, terutama dewasa muda.
Masa Tunas : 1 – 5 minggu
Gejala Umum : Nyeri saat kencing
Gejala Khusus : Tidak jauh dari gejala dan tanda akibat Gonore, Klamidia juga menimbulkan nyeri  dan bila berkelanjutan akan mengeluarkan cairan lendir dan bening dari kemaluan, terasa gatal berwarna kuning atau kehijauan dan bau. Pada perempuan penyakit ini bisa menyebabkan radang leher rahim mucopurulent. Infeksi Klamidia yang berkelanjutan dapat menyebabkan penyakit peradangan leher rahim kronis dan kemandulan, seperti halnya Gonore. Infeksi mata mungkin terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi Klamidia. Apabila melakukan seks oral tanpa Kondom maka Klamidia pun menginfeksi kerongkongan.
Jenis Tes : Pemeriksaan cairan atau lendir.
Sifilis (Raja Singa) :
 Jenis IMS : Dapat diobati
Epidemiologi : Disebabkan oleh Treponema palladium, yaitu sebuah bakteri yang berbentuk spiral atau disebut dengan spirochete. Menyerang usia 20-35 tahun, lebih lazim di perkotaan. Dilaporkan bahwa jumlah kasus Sifilis meningkat di Negara industry dihubungkan dengan penggunaan Narkoba dan pelacuran. Penularan terjadi melalui kontak langsung antara luka di kulit yang bernanah atau membengkak dengan selaput lendir atau dengan cairan tubuh seperti air mani, darah, dan cairan vagina selama melakukan senggama. Sedangkan, untuk penularan melalui oral seks dapat terjadi jika pada mulut orang yang berkontak dengan genitalia terdapat sobekan luka sehingga virus dan bakteri dapat masuk ke dalamnya.
Transfusi darah pada donor yang berada dalam tahap awal infeksi Sifilis dapat menyebabkan penularan. Selain itu ibu yang hamil dan terinfeksi Sifilis pun dapat menulari bayi yang dikandungnya. Hal tersebut merupakan salah satu penyebab terjadinya kematian bayi saat dilahirkan di daerah endermis.
Masa Tunas : 1-4 Minggu
Gejala Umum : Bintil-bintil berair seperti cacar disertai timbulnya luka yang tidak terasa nyeri di sekitar kelamin yang dikenal sebagai chancre. Umumnya di tempat hubungan pertama kali terjadi (penis, leher rahim, dubur, dinding belakang kerongkongan/faring). Biasanya sembuh tanpa diobati, tetapi bakteri sifilis tetap ada dalam tubuh.
Gejala Khusus : Setelah beberapa waktu, kuman kemudian memasuki darah, dalam waktu 1-3 bulan muncul tahap kedua. Pada tahap ini ditandai dengan munculnya ruam yang menyebar pada kulit, termasuk pada telapak tangan dan kaki, selain itu dapat juga terjadi pembengkakan kelenjar; pasien mungkin mengalami gejala serupa flu. Setelah masa laten selama 5-20 tahun dengan sedikit atau tanpa gejala, Sifilis pada stadium lanjut dapat merusak organ tubuh termasuk jantung dan mata yang mungkin dapat mengakibatkan kebutaan dan demensia. Selain itu Sifilis juga menyerang susunan saraf pusat atau sistem kardiovaskular, yang bisa menyebabkan kelumpuhan dan kematian muda. Pengobatan yang baku untuk sifilis awal adalah suntikan penisilin benzatin satu kali.
Jenis Tes : Tes serologi dari darah atau cairan serebrospinal.
Cankroid (Ulkus mole) :
Jenis IMS : Dapat diobati
Epidemiologi : Disebabkan oleh sebuah bakteri bernama Haemophilus ducreyi. Lebih sering terjadi pada laki-laki. Sangat lazim terjadi di daerah tropis dan sub-tropis di dunia. Luka Cankroid sangat menular.
Masa Tunas: 1-5 hari setelah tertular
Gejala Umum : ditandai dengan pembengkakan yang sakit dari kelenjar setempat
Gejala Khusus : ditandai dengan luka yang bernanah atau memborok yang akut dan sakit di bagian kelamin, biasanya satu luka dan diameternya berukuran kurang dari 1 cm. Pada perempuan umumnya Cankroid terjadi tanpa gejala.
Limfogranuloma Venerum (LGV) :
Epidemiologi : Disebabkan oleh jenis Chlamydia trachomatis yang berbeda dari jenis yang menyebabkan peradangan saluran kencing dan leher rahim. Terjadi di seluruh dunia tapi lebih umum terjadi di daerah tropis dan sub-tropis. Tidak didiagnosis pada perempuan. Namun demikian, hal ini mungkin disebabkan oleh tingginya tingkat infeksi tanpa gejala pada perempuan.
Masa Tunas : 5-30 hari setelah penularan pertama
Gejala Umum : luka kecil yang tidak sakit di daerah kemaluan yang biasanya tidak diperhatikan.
Gejala Khusus : luka kecil yang tidak sakit itu diikuti oleh pembengkakan yang menyakitkan dan parah dari kelenjar dan jaringan-jaringan di sekitarnya.
Infeksi Trikomona (Trikomoniasis vaginalis) :
Jenis IMS : dapat diobati
Epidemiologi : Infeksi ini disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis. Terjadi di seluruh dunia, terutama pada perempuan berusia 16-35 tahun.
Gejala Umum : infeksi umum yang terjadi terus menerus di saluran kencing perempuan
Gejala Khusus : Infeksi ini dapat menyebabkan gejala seperti gatal-gatal, nyeri saat buang air kecil, dan peradangan padqa vagina sehingga mengeluarkan banyak cairan vagina berwarna kuning dan berbau tidak enak, tetapi umumnya tidak menimbulkan komplikasi yang berat. Dalam skala kecil biasanya menunjukkan gejala berupa peradangan saluran kencing, tetapi umumnya tidak memiliki gejala. Pengobatan bakunya adalah dengan metronidazol oral.
Herpes Genitalis (Herpes) :
Jenis IMS : tidak dapat diobati
Epidemiologi : Umumnya disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2). Antibodi tipe 2 ini ditemukan 20-90 persen pada orang dewasa. Keluasan herpes sangat berhubungan dengan usia pertama kali bersenggama serta jumlah pasangan seks selama hidup. Infeksi pertama biasanya terjadi pada masa remaja atau segera setelah dimulainya kegiatan seks. Pengulangan infeksi adalah hal yang biasa. Melahirkan lewat vagina pada perempuan hamil dengan infeksi aktif di kemaluan (terutama yang primer), memiliki risiko tinggi menyebabkan infeksi yang parah pada anak yang baru dilahirkan tersebut.
Masa Tunas : 2-30 hari sesudah bersenggama
Gejala Umum : Badan lemas, nyeri sendi pada daerah terinfeksi, demam. Gejala lain yang umum adalah bintil-bintil kecil berisi cairan yang terasa sakit, di alat kelamin/dubur atau mulut.
Gejala Khusus : Bintil-bintil akan timbul selama 1-3 minggu, dan kemudian menghilang. Beberapa waktu kemudian bintil-bintil akan muncul dan hilang secara berulang. Sebelum bintil-bintil muncul alat kelamin akan terasa gatal atau panas. Pada waktu bintil-bintil tersebut muncul maka kemungkinan besar orang tersebut mengalami gejala seperti flu.
Walaupun infeksi herpes di kemaluan tidak bisa diobati, perkembangan klinisnya bisa dikurangi dengan pengobatan. Penanganan stress dan dan gizi juga telah dibuktikan sebagai hal yang penting dalam usaha mengurangi dampak herpes di kemaluan, dan kemungkinan muncul kembali.
Jenis Tes : Tes darah.
Kutil Kelamin (Kutil anogenital, Jengger ayam) :
Jenis IMS : tidak dapat diobati
Epidemiologi : Infeksi ini disebabkan oleh virus papilloma pada manusia. Kutil-kutil ini ditemukan di daerah kemaluan dan/atau di sekitar dubur. Seperti halnya jenis IMS lainnya, infeksi ini dihubungkan dengan meningkatnya resiko infeksi HIV.
Gejala Umum : Timbul kutil pada daerah yang terinfeksi
Gejala Khusus : dalam kasus lanjut kutil ini akan bergerombol seperti jengger ayam di daerah kemaluan dan daerah anus.
Jenis Tes : Pemeriksaan jaringan dan tes darah
Granuloma Inguinale (Donovanosis)
Epidemiologi : Infeksi diperkirakan disebabkan oleh Donovania granulomatis. Infeksi ini biasanya jarang terjadi di Negara-negara industri, tetapi menjadi endemik di Negara tropis dan sub-tropis (terutama di India bagian selatan, Papua Nugini, Afrika tengah, timur dan selatan, Negara-negara Karibia, Amerika selatan, dan Australia tengah dan utara).
Gejala Umum : luka kecil di kulit di bagian kemaluan
Gejala Khusus : luka yang umumnya terjadi tersebut kemudian menyebar dan membentuk sebuah massa granulomatous (benjolan-benjolan kecil) yang bisa menyebabkan kerusakan berat pada organ-organ kemaluan. Infeksi ini biasanya kebal terhadap pengobatan.
Hepatitis :
Jenis IMS : Tidak dapat diobati
Masa Tunas : 6-7 minggu
Gejala Umum : Badan lemas, kurang gairah dan terkadang demam
Gejala Khusus : Pada kasus kelanjutan, tampak kulit selaput mata berwarna kuning. Hepatitis dapat merusak fungsi hati. Sedangkan apabila melakukan oral seks, Hepatitis A menular melalui anilingus karena virusnya terdapat dalam feces, Hepatitis B dan Hepatitis C menular karena kontak dengan cairan seksual dan darah penderita. Hepatitis B dapat menyebabkan kematian. Walau Hepatitis tidak dapat diobati, ada hepatitis jenis tertentu yang dapat dicegah dengan imunisasi.
HIV/AIDS :
Jenis IMS : Tidak dapat diobati
Masa Tunas : 3-11 tahun
Gejala Umum : Virus walaupun sudah ada di dalam darah tidak menunjukkan gejala sama sekali
Gejala Khusus : Cairan yang berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain. Gejala tidak terlihat walau telah terjangkit virus, bahkan alat kelamin masih terlihat sehat. HIV/AIDS ini sangat berbahaya dan mematikan, karena menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.
Gejala yang ditimbulkan pun sangat kompleks, yang sulit dibedakan dengan penderita kanker stadium lanjut. Namun,umumnya gejala yang ditimbulkan akibat HIV/AIDS adalah demam, keringat malam, sakit kepala, kemerahan di ketiak, paha atau leher, mencret yang terus menerus, penurunan berat badan secara cepat, batuk, dengan atau tanpa darah, dan bintik ungu kebiruan pada kulit.
Penularan HIV selama seks oral juga terjadi seperti pada penularan Hepatitis B dan C, yaitu melalui kontak dengan cairan penderita seperti semen, cairan vagina, dan darah. Resiko ini diperbesar karena adanya luka, sobekan, radang, atau ulcus pada mulut atau kerongkongan.
Bagaimana sekarang, masih mau coba-coba?. Kalao mau ambil resiko, silahkan itu hak  anda, tapi saran saya, mending setia dengan pasangan anda, itu akan lebih nimat dan menjadi ibadah. Wallahua’lam. (http://supriyonoproses.wordpress.com/)