Minggu, 31 Januari 2016

Kembali ke Jalan Benar adalah Hidayah dan Anugerah


Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi |
Kembali ke Jalan Benar adalah Hidayah dan Anugerah
(Foto: Ilustrasi)
SAYA kemarin berada di acara pengajian akbar di eks kompleks pelacuran besar di Surabaya, yaitu kompleks Bangunsari. Jamaahnya adalah mantan muncikari, mantan pelacur dan mantan preman kompleks.
Ada banyak kisah yang saya dapatkan, ada banyak cerita dan fakta yang saya peroleh. Ternyata, dunia pelacuran ini adalah dunia yang penuh dengan kisah tersembunyi (hidden story), underground activites.
Sahabat baru saya, Pak Gatot namanya, adalah mantan preman kompleks yang paling disegani. Dulunya beliau adalah peminum, tukang seleksi para calon pelacur yang datang ke kompleks. Beliau cerita bagaimana caranya menyeleksi dan apa saja syarat-syaratnya. Tak layak saya sampaikan di forum ini. Beliau sekarang tobat, sudah umroh dan tahun depan akan naik haji. Saat ini beliaulah yang menjadi pelopor utama penutupan lokalisasi.
Menurut beliau, di Jawa timur ini alhamdulillah lokalisasi semua sudah tutup, kecuali di sebuah kota saja yang masih belum mau ditutup. Kata beliau, kunci semua lokalisasi dan aktifitas pelacuran di Indonesia ini ada di para muncikarinya. Mucikari adalah perbuatan paling jahat di muka bumi ini, sambung beliau. Muncikarilah yang banyak menjerumuskan wanita baik-baik menjadi pelacur dan menjerumuskan laki-laki baik menjadi pelanggannya.
Lebih jauh, beliau yang saat ini istiqamah berbaju takwa dan istiqamah shalat lima waktu di masjid ini berkata bahwa perlu ketegasan total pemerintah dan kesepakatan hati masyarakat untuk bersama-sama menuntaskan penutupan lokalisasi. Di tempat saya ceramah ini, beberapa bangunan telah dibeli pemkot dan dialihfungsikan untuk aktivitas ekonomi produktif.
Mendengar kata "mantan pelacur" dan "mantan muncikari" sepertinya masih tak bisa diterima enak oleh telinga. Namun, kembalinya mereka ke jalan yang benar adalah sebuah hidayah dan anugerah besar. Semoga dosa dan kesalahan mereka diampuni Allah. Salut saya kepada K. Choiron dan K. Sunarto yang mengabdikan diri pada lembaga pembinaan mental para mantan-mantan itu dan anak cucunya. Salam, AIM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar