Kamis, 15 Oktober 2015

Lokalisasi Tanjung Elmo yang Terbesar di Jayapura Tamat, PSK Dipulangkan

Lokalisasi Tanjung Elmo yang Terbesar di Jayapura Tamat, PSK Dipulangkan
Prostitusi terus menjadi masalah terselubung yang diperangi oleh setiap daerah, termasuk Jayapura, Papua. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi penutupan tempat prostitusi di Tanjung Elmo, Distrik Sentani Timur, Papua.

Para PSK yang bekerja di lokasi tersebut dipulangkan ke daerah asal mereka. "Hari ini kita bersama-sama menyaksikan komitmen para tokoh agama, masyarakat mendeklarasikan penutupan lokalisasi," ujar Khofifah saat memberi sambutan di Lapangan kantor Bupati Jayapura, Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (21/8/2015).

Khofifah mengatakan ini merupakan penutupan lokalisasi ke-33 dari 166 kota di Indonesia yang dilakukan Kemensos. Penutupan dilakukan oleh Bupati Jayapura Matius Awaitouw pada 17 Agustus lalu.

Dia juga meminta agar Kepala Dinas sosial setempat bisa memberikan dana hibah dari kelompok usaha bersama bagi mereka yang terkena dampak dari lokalisasi tersebut. Menurut data dari Direktorat Rehabilitasi Tuna Sosial Kemensos Sony Manalu ada 191 orang yang menjadi PSK. Di mana, 80 persen di antaranya berasal dari Jawa Timur.

Berdasarkan informasi yang didapat ada sekitar 69 PSK yang dipulangkan siang ini dari Pelabuhan Yos Sudarso menuju daerah asal masing-masing. Rencananya, ada 151 orang dari total PSK yang akan dipulangkan secara bertahap.

Sebelum dipulangkan, 191 eks PSK Tanjung Elmo diberi bantuan berupa modal usaha dengan nilai total Rp 965 juta. Kemensos memberikan bantuan dana sebesar Rp 5,5 juta dan Bupati jayapura sebesar Rp 5 juta untuk masing-masing.

"Saya ingin menyampaikan ke saudara-saudara saya yang kembali ke daerah asalnya mudah-mudahan bisa mendapat tempat yang baik dan sejahtera," lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan Yohana Yambise yang turut hadir juga menilai positif penutupan lokalisasi tersebut. Sebab dengan adanya tempat prostitusi mempengaruhi angka kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan kepala keluarga kepada istri dan anak-anak yang terus meninggi.

Sebab data KDRT tertinggi di Indonesia berada di Papua. Sedikit banyak dipengaruhi oleh perilaku 'jajan' oleh kepala rumah tangga di tempat-tempat prostitusi.

"Data yang ada pada kami dari segala macam LSM kekerasan dalam rumah tangga tertinggi dari tanah Papua. Salah satu pemicunya adalah tempat lokalisasi dan miras. Dengan adanya penutupan ini bisa jadi model yang dipakai di Papua," kata Yohana.


Hadir dalam acara ini antara lain Bupati Jayapura Matius Awaitouw bersama istri, Asisten I bidang Pemerintahan Papua yang mewakili Gubernur Papua, perwakilan DPRD Jayapura dan perwakilan DPRD Provinsi Papua. (http://news.detik.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar