Selasa, 27 Mei 2014

Waspada, 10 persen PSK Dolly Penular HIV/AIDS

Waspada, 10 persen PSK Dolly Penular HIV/AIDS
Seorang penjaga cafe keluar dari dalamkafe Monggo Mas, yang masih tutup di kawasan Lokalisasi Dolly, Surabaya, Rabu (18/9). Sejumlah wisma di kawasan lokalisasi terbesar di Indonesia ini memiliki nama-nama yang unik untuk menarik pelanggan. TEMPO/Fully Syafi

 Kepala Puskesmas Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Hartati mengatakan, 10 persen pekerja seks komersial di lokalisasi Dolly mengidap virus HIV/AIDS. Penyakit ini tumbuh subur di kawasan Dolly karena banyak lelaki hidung belang menolak memakai kondom saat menyewa PSK. Kondisi ini jelas berbahaya karena PSK aktif ini bisa menjadi penular virus mematikan yang belum ada obatnya itu.

"Mereka belum tahu bahaya jika berhubungan tidak menggunakan kondom. Mereka juga merasa risih kalau memakainya," katanya kepada Tempo usai memberikan penyuluhan tentang bahaya HIV dan Aids di Wisma Barbara, Dolly, Surabaya, 19 September 2013.

Menurut Hartati, sejak Januari - September 2013, sebanyak 73 orang positif terjangkit HIV/ AIDS serta IMS (infeksi menular seksual). Satu di antaranya masih balita, sementara yang lainnya pekerja seks di Lokalisasi Dolly dan Jarak. Adapun pada 2012, sebanyak 118 orang pekerja seks dan para pelanggan terjangkit HIV/AIDS dan IMS.

Meskipun sudah positif terjangkit penyakit menular, namun 70 persen dari mereka masih tetap menekuni pekerjaan sebagai pekerja seks. Mereka tidak mau berhenti menjalankan profesinya dengan alasan untuk mencukupi biaya hidup.

Untuk mencegah penularan HIV/AIDS maupu IMS, puskesmas memberikan 10 kondom kepada setiap pekerja seks yang datang berobat atau konsultasi mengenai kesehatannya. "Biaya berobatnya juga murah, hanya Rp 9 ribu," katanya.

Salah satu pengelola wisma di Dolly, Rinna, mengatakan muncikari dan pemilik wisma tidak tahu apakah pekerja seksnya terjangkit virus HIV/AIDS atau IMS lainnya. Kebanyakan pekerja seks cenderung menyembunyikan penyakitnya.

Untuk tetap menjaga kesehatannya, setiap Senin semua pekerja seks diperiksa kesehatannya. Selain itu, juga mewajibkan para pekerja seks yang bekerja diwismanya agar setiap melayani pelangganya memakai kondom. (www.tempo.co)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar