Jumat, 16 Oktober 2015

Enam Sebab Perempuan Terjerat Dunia Prostitusi

Enam Sebab Perempuan Terjerat Dunia Prostitusi
Ilustrasi prostitusi/pelacuran. Ian Waldie/Getty Images
 Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia Bidang Pendidikan Susanto mengatakan isu prostitusi meresahkan. "Prostitusi berdampak negatif bagi anak dan generasi, karena perilaku mereka berpotensi ditiru oleh anak," kata dia Kamis 14 Mei 2015.

Menurut dia, hal itu sangat berbahaya karena bisa memicu prostitusi terus tumbuh. "Karenaya semua pihak harus membantu mencegah prostitusi dan menyelamatkan korbannya," kata dia.

Susanto menganalisis ada enam penyebab prostitusi marak.

1. Eksploitasi muncikari



Susanto mengatakan, para muncikari bisa melakukan berbagai tipudaya dan rayuan kepada perempuan bahkan perempuan yang masih berusia anak-anak untuk akhirnya dijadikan pekerja seks.

2. Faktor berpikir instan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi



Susanto mengatakan, karakter berpikir instan seperti ini dapat mendorong seseorang terjun ke prostitusi. "Karakter berpikir instan harus dicegah," ujarnya.

3. Keterpaksaan.



Tidak sedikit pekerja seks yang terjun di dunia itu karena dipaksa atau diperbudak oleh seseorang atau pihak tertentu. "Dalam hal ini, pemerintah harus bisa menyelamatkan mereka yang tak berdaya," kata Susanto.

4. Pengaruh lingkungan atau teman sebaya.



Lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap diri seseorang. "Tak sedikit yang terjerumus ke prostitusi karena pengaruh lingkungannya," ujar Susanto.



5. Pengaruh gaya hidup.



Susanto menuturkan, gaya hidup seperti itu cenderung menafikan nilai agama, kepatutan dan kesusilaan. "Itu terdorong haya hidup hedonis," kata dia.

6. Faktor frustasi.



Kondisi seperti ini dapat memicu orang jatuh ke prostitusi. "Mereka yang berupaya lari dari masalah yang dihadapinya," kata dia.

Intinya, Susanto mengatakan penyelesaian persoalan prostitusi memerlukan dukungan dari semua pihak. Baik pemerintah maupun masyarakat sendiri.

sumber: TEMPO.CO 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar