Jaringan
bisnis prostitusi online dengan korbannya anak dibawa umur, diungkap Satuan
Reskrim Polres Bogor Kabupaten. Operasi pada Sabtu (13/6/2015) dibeberapa
hotel diwilayah Cisarua Puncak, Cibinong, Parung Cileungsi ini menangkap dua 20
pelacur dan sebelas mucikari.
Puluhan
wanita penjaja cinta ini diamankan saat bersama lelaki yang menjadi teman
kencannya. Dari data yang didapat, mayoritas wanita yang diamankan berusia
masih antara 13-16 tahun.
“Ada yang
tidak tamat SMP. Ada juga yang tidak tamat SMA. Mereka terjerat dalam lingkaran
bisnis prostitusi, karena masalah ekonomi,”kata AKBP Suyudi Ario Seto, Kapolres
Bogor Kabupaten Senin (15/6/2015).
Menurut AKBP
Suyudi, praktik prostitudsi sudah meresahkan. Ironisnya, para mucikari
mengorbankan anak dibawa umur demi meraup keuntungan finansial dari bisnis ini.
Salah satu
mucikari berinisial TN 43, kepada petugas mengaku, anak dibawa umur yang dijual
ke konsumen langganannya, atas perantara wanita lain yang sudah menjadi anak
asuhnya. “Kami kenal dari bbm-an. Janjian ketemu. Saya lihat bagus, saya
langsung tawarin pekerjaan. Dia butuh uang, saya butuh kepuasan konsumen,”kata
TN kepada petugas.
AKBP Suyudi
menegaskan, orangtua dari anak dibawa umur yang menjadi korban prostitusi
online, tidak mengetahui aktifitas anaknya.
Dari sekali
transaksi bertarif Rp1,7 juta untuk wanita dibawa umur, korban hanya diberi
Rp500 ribu oleh mucikari. Sedangkan untuk wanita sudah diatas 18 tahun,
mendapat Rp700 ribu sekali kencan dari germo.
Saat disinggung siapa konsumen dari wanita muda ini, orang nomor satu di jajaran kepolisian Kabupaten Bogor yang didampingi Kasat Reskrim, AKP Auliya Djabar hanya tersenyum.
Saat disinggung siapa konsumen dari wanita muda ini, orang nomor satu di jajaran kepolisian Kabupaten Bogor yang didampingi Kasat Reskrim, AKP Auliya Djabar hanya tersenyum.
“Jadi begini
modus mucikari merekrut korban, dia pakai wanita yang sudah lebih dulu dia
bina. Saling ajak dan buat janji ketemu. Jika tertarik, pin bb atau nomor
telepon dia minta. Selanjutnya dia nawarkan ke konsumen sambil menyebutkan
umur, ciri fisik dan warna kulit serta bentuk tubuh. Jika konsumen setuju,
korban dibawa ke hotel yang sudah disepakati. Mami ambil bayaran di muka dari
lelaki pengguna jasa korban. Saat dalam kamar hotel, maminya menunggu diluar.
Setelah melayani, korban dibawa pulang. Nanti disuatu tempat, korban dikasih
uang,”papar AKBP Suyudi.
Mucikari TN
juga diminta konsumen untuk mencari gadis yang masih perawan. “Tarif yang
ditawarkan ke konsumen untuk perawan, bernilai Rp2 juta sekali
kencan,”ungkapnya sambil menambahkan, untuk korban akan diberi pelatihan,
sementara mucikarinya akan diproses hukum.
Mami TN yang
sudah satu tahun menjalankan bisnis prostitusi online ini, tidak banyak bicara
saat ditanya Kapolres dan Bupati Bogor, Nurhayanti.
“Konsumen
minta umur dan bentuk tubuh serta warna kulit. Karena minta muda, saya cariin.
Lagian anaknya juga mau. Saya nggak paksa. Anaknya butuh uang ya saya kasih dia
pekerjaan. Kalau anaknya nggak mau, ya pasti ngga jadi,”kata TN.
Bupati
Bogor, Nurhayanti meminta, orangtua perhatikan anaknya. Anak sebagai generasi
penerus bangsa juga diminta Bupati, agar menjauhi konsumsi minuman keras
(Miras) apalagi narkoba serta pergaulan bebas.
“Resiko dari miras sangat besar. Anak bisa jadi suka berbohong demi dapat uang untuk beli miras dan narkoba. Atau paling tragis ya menjual diri.
“Resiko dari miras sangat besar. Anak bisa jadi suka berbohong demi dapat uang untuk beli miras dan narkoba. Atau paling tragis ya menjual diri.
Upaya kita
bersama melindungi masyarakat Kabupaten Bogor harus terus diintensifkan. Saya
selaku Bupati, harus cari solusi buat pekerjaan para PSK. Mereka mau jual diri,
karena tekanan ekonomi. Yang kasihan, ada yang belum tamat SMP dan SMA. Saya
akui, mereka yng putus sekolah memang banyak di Kabupaten Bogor yang
berpenduduk 5,3 juta jiwa,”kata Nurhayanti.
(poskotanews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar