Senin, 15 Juni 2015

20 Pelacur dan 11 Mucikari Ditangkap di Puncak




Jaringan bisnis prostitusi online dengan korbannya anak dibawa umur, diungkap Satuan Reskrim Polres Bogor Kabupaten. Operasi pada Sabtu  (13/6/2015) dibeberapa hotel diwilayah Cisarua Puncak, Cibinong, Parung Cileungsi ini menangkap dua 20 pelacur dan sebelas mucikari.
Puluhan wanita penjaja cinta ini diamankan saat bersama lelaki yang menjadi teman kencannya. Dari data yang didapat, mayoritas wanita yang diamankan berusia masih antara 13-16 tahun.
“Ada yang tidak tamat SMP. Ada juga yang tidak tamat SMA. Mereka terjerat dalam lingkaran bisnis prostitusi, karena masalah ekonomi,”kata AKBP Suyudi Ario Seto, Kapolres Bogor Kabupaten Senin (15/6/2015).
Menurut AKBP Suyudi, praktik prostitudsi sudah meresahkan. Ironisnya, para mucikari mengorbankan anak dibawa umur demi meraup keuntungan finansial dari bisnis ini.
Salah satu mucikari berinisial TN 43, kepada petugas mengaku, anak dibawa umur yang dijual ke konsumen langganannya, atas perantara wanita lain yang sudah menjadi anak asuhnya. “Kami kenal dari bbm-an. Janjian ketemu. Saya lihat bagus, saya langsung tawarin pekerjaan. Dia butuh uang, saya butuh kepuasan konsumen,”kata TN kepada petugas.
AKBP Suyudi menegaskan, orangtua dari anak dibawa umur yang menjadi korban prostitusi online, tidak mengetahui aktifitas anaknya.
Dari sekali transaksi bertarif Rp1,7 juta untuk wanita dibawa umur, korban hanya diberi Rp500 ribu oleh mucikari. Sedangkan untuk wanita sudah diatas 18 tahun, mendapat Rp700 ribu sekali kencan dari germo.
Saat disinggung siapa konsumen dari wanita muda ini, orang nomor satu di jajaran kepolisian Kabupaten Bogor yang didampingi Kasat Reskrim, AKP Auliya Djabar hanya tersenyum.
“Jadi begini modus mucikari merekrut korban, dia pakai wanita yang sudah lebih dulu dia bina. Saling ajak dan buat janji ketemu. Jika tertarik, pin bb atau nomor telepon dia minta. Selanjutnya dia nawarkan ke konsumen sambil menyebutkan umur, ciri fisik dan warna kulit serta bentuk tubuh. Jika konsumen setuju, korban dibawa ke hotel yang sudah disepakati. Mami ambil bayaran di muka dari lelaki pengguna jasa korban. Saat dalam kamar hotel, maminya menunggu diluar. Setelah melayani, korban dibawa pulang. Nanti disuatu tempat, korban dikasih uang,”papar AKBP Suyudi.
Mucikari TN juga diminta konsumen untuk mencari gadis yang masih perawan. “Tarif yang ditawarkan ke konsumen untuk perawan, bernilai Rp2 juta sekali kencan,”ungkapnya sambil menambahkan, untuk korban akan diberi pelatihan, sementara mucikarinya akan diproses hukum.
Mami TN yang sudah satu tahun menjalankan bisnis prostitusi online ini, tidak banyak bicara saat ditanya Kapolres dan Bupati Bogor, Nurhayanti.
“Konsumen minta umur dan bentuk tubuh serta warna kulit. Karena minta muda, saya cariin. Lagian anaknya juga mau. Saya nggak paksa. Anaknya butuh uang ya saya kasih dia pekerjaan. Kalau anaknya nggak mau, ya pasti ngga jadi,”kata TN.
Bupati Bogor, Nurhayanti meminta, orangtua perhatikan anaknya. Anak sebagai generasi penerus bangsa juga diminta Bupati, agar menjauhi konsumsi minuman keras (Miras) apalagi narkoba serta pergaulan bebas.
“Resiko dari miras sangat besar. Anak bisa jadi suka berbohong demi dapat uang untuk beli miras dan narkoba. Atau paling tragis ya menjual diri.
Upaya kita bersama melindungi masyarakat Kabupaten Bogor harus terus diintensifkan. Saya selaku Bupati, harus cari solusi buat pekerjaan para PSK. Mereka mau jual diri, karena tekanan ekonomi. Yang kasihan, ada yang belum tamat SMP dan SMA. Saya akui, mereka yng putus sekolah memang banyak di Kabupaten Bogor yang berpenduduk 5,3 juta jiwa,”kata Nurhayanti.
(poskotanews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar