Senin, 26 Mei 2014

“Kiai Prostitusi”, Kisah Sukses Dakwah di Lokalisasi

“Kiai Prostitusi”, Kisah Sukses Dakwah di Lokalisasi
hidayatullah.com/Samsul Bahri
Dr. H. A. Soenarto saat diskusi buku "Kiai Prostitusi"
 


Kiai dan prostitusi merupakan  dua hal yang sangat berbeda, namun dalam buku “Kiai Prostitusi” kedua hal ini disandingkan menjadi trade mark dakwah di daerah lokalisasi prostitusi yang berada di Surabaya.
Demikianlah salah satu cuplikan bedah buku yang berlangsung semarak di Auditorium Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya (UIN-SA) yang dihadiri oleh para da’i dalam komunitas Ikatan Da’i Area Lokalisasi Jawa Timur serta relawan hari Kamis (19/12/2013) kemarin.
“Buku ini adalah hasil desertasi saya yang meneliti langsung sepak terjang KH. Khoiron Syu’aeb dalam berdakwah pada daerah lokalisasi prostitusi di Surabaya,” ujar Dr. H. A.  Soenarto.
Dalam anilasanya, Seonarto menjelaskan  jika saat ini banyak orang yang memandang jijik dan kotor terhadap  dunia prostitusi, tetapi tidak bagi KH. Khoiron.
Ia bahkan terjun langsung ke areal prostitusi memberikan dakwah dan kepeduliaan terhadap para Wanita Tuna Susila (WTS).
“Alhamdulillah meskipun KH. Khoiron, telah terkenal dengan ‘Kiai Prostitusi’ beliau tidak menolak dengan gelar tersebut, karena semua itu demi dakwah. Dan dengan beliau di gelar sebagai ‘Kiai Prostitusi’, belia lebih komunikatif kepada para audiens , dan hasilnya sudah ribuan WTS yang dientas, ” tutur Soenarto.
Dalam buku ‘Kiai Prostitusi’,  Soenarto menggambarkan sosok KH. Khoiron Syu’aeb  sebagai pendakwah yang ikhlas, sabar  dan tahan banting.
Puluhan tahun berdakwah di area prostitusi tanpa mengharap amlop, yang diharapkan hanyalah mengentaskan wanita-wanita yang terjebak dalam dunia pelacuran.
“KH. Khoiron merupakan sosok yang sabar dan ikhlas. Dalam dakwahnya beliau tidak pernah mengharapkan imbalan. Beliau hanya berharap wanita-wanita yang terjebak dalam dunia prostitusi dientas,“ ucap Soenarto.
Godaan Berat
Sedang menurut pembanding dalam acara bedah buku ‘Kiai Prostitusi’, Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag,  tidaklah mudah berdakwah di area lokalisasi karena godaannya sangat berat. Jadi menurutnya KH. Khoiron memiliki ketahanan iman yang kuat.
“Tidak semua kiai bisa berdakwah di dunia prostitusi, karena godaannya berat, namun Kiai Khoiron mampu melakukan itu karena memiliki ketahanan iman,” ujar Ali M. Aziz, selaku pembanding dalam acara bedah buku tersebut.
Menurut M Ali Aziz Kiai Khoiron telah berhasil membuat kesan yang baik di mata audiensnya hingga dakwahnya bisa diterima.
“KH. Khoiron telah membuat kesan pertama dalam dalam setiap dakwahnya,karena kesan pertama dan sentuhan pertama menentukan respon selanjutnya. Jadi Kiai Khoiron dalam melakukan dakwah pasti dengan  menggembirakan audiensnya, membuat senang para peserta pengajian,” tutur.
Menurut Ali M. Aziz, metode dakwah yang diusung KH. Khoiron adalah dakwah tabsyir (dakwah yang memberiakn kabar gembira). Bukan dakwah yang mengancam orang dengan neraka dan siksaan.
Dakwah tabsyir yang di pakai KH. Khoiron telah memberi harapan pada pada WTS untuk hidup lebih baik dan bangkit menjemput ampunan Allah.(www.hidayatullah.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar