Jumat, 30 Mei 2014

Bupati Banyuwangi larang pembangunan hotel melati



Bupati Banyuwangi larang pembangunan hotel melati
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dapat penghargaan. ©2014 Merdeka.com

Sejak dipimpin Abdullah Azwar Anas, Banyuwangi menjadi kabupaten yang berkembang pesat di sektor pariwisata. Pertumbuhan ekonomi berbasis wisata terus menggeliat menyemarakkan Bumi Blambangan, nama lain Banyuwangi.

Alhasil, di kalangan pengusaha pun banyak yang tertarik untuk mengembangkan bisnis perhotelan di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java itu. Terlebih lagi, menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi, Marie Elka Pangestu, Banyuwangi sangat dekat dengan Pulau Dewata, Bali dan Surabaya, sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Timur.

"Banyuwangi sangat dekat dengan Bali dan Surabaya. Dan Pak Bupati (Abdullah Azwar Anas) begitu jeli menangkap potensi pariwisata di Bumi Blambangan ini. Pariwisata dan ekonomi kreatif bisa berkembang pesat di sini. Ini akan semakin menarik pariwisata yang langsung bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat," kata Marie Elka Pangestu saat membuka Banyuwangi Surfing International Competition di Pantai Pulau Merah, Jumat sore (23/5).

Sementara itu, Abdullah Azwar Anas sendiri yang telah membangun potensi Banyuwangi menjadi daerah pariwisata yang layak dikunjungi turis-turis baik mancanegara maupun lokal, tidak ingin bisnis prostitusi berkembang di daerahnya.

Sebab, kata dia, dengan perkembangan pariwisata yang begitu pesat, termasuk sektor perekonomian berbasis kerakyatan, akan menyedot perhatian banyak kalangan, termasuk potensi berdirinya tempat prostitusi. Terlebih lagi, sebentar lagi, lokalisasi Gang Dolly dan Jarak yang berada di Kota Surabaya akan ditutup oleh pemerintah setempat pada 19 Juni mendatang.

Sebagai daerah berkembang di sektor pariwisata, Banyuwangi tentu akan menjadi daerah alternatif yang menjadi jujugan para pengusaha prostitusi untuk mendirikan tempat-tempat hiburan maupun hotel melati.

"Dengan perkembangan industri pariwisata di Banyuwangi, akan banyak didirikan hotel-hotel kelas murah yang berpotensi dijadikan sebagai hotel esek-esek. Nah, untuk menghindari menjamurnya bisnis prostitusi di Banyuwangi, saya melarang didirikannya hotel-hotel melati. Minimal hotel bintang tiga yang boleh dibangun di Banyuwangi," kata Aswar Anas.

Sementara itu, agar pariwisata di Banyuwangi, khususnya di Pulau Merah, di Kecamatan Pasanggrahan, juga bisa dirasakan masyarakat sekitar, Azwar Anas menegaskan agar Pulau Merah steril dari bangunan hotel. "Hanya Home Stay milik warga sekitar yang diberdayakan. Tujuannya agar masyarakat bisa merasakan manfaat kepariwisataan di daerahnya. Hotel tidak boleh di bangun di sini (Pulau Merah), apalagi hotel melati yang berpotensi menjadi tempat prostitusi," tandas dia.(www.merdeka.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar