Rumah bordil tertua di Jerman akhirnya tutup. Peristiwa bersejarah dalam dunia bisnis syahwat ini terjadi, karena kian merebak rumah hiburan disko yang juga siap memuaskan para pria hidung belang.
Selain di rumah disko memberikan sarana hiburan lebih enjoy, rata-rata diskotik yang beroperasi di Hamburg juga menawarkan hiburan syahwat secara terselubung. Daya tariknya lagi, pelacur yang beroperasi mayoritas masih kinyis-kinyis dan harganya lebih murah.
Harian Hamburg Morgenpost dan Bildmelaporkan, Jumat (14/3), hotel Luxor yang dibangun pada 1948, dijual kepada seorang investor dan akan ditutup selamanya mulai bulan depan, kata sang germo, Madam Waltraud Mehrer.
Harian Hamburg Morgenpost dan Bildmelaporkan, Jumat (14/3), hotel Luxor yang dibangun pada 1948, dijual kepada seorang investor dan akan ditutup selamanya mulai bulan depan, kata sang germo, Madam Waltraud Mehrer.
Atas suramnya bisnis kenikmatan itu, Mehrer menyalahkan internet yang juga menyediakan bisnis yang sama, meningkatnya pelayanan gadis panggilan dan bisingnya klub-klub disko dan ba-bar di sekitar itu.
“Anda tidak akan bisa lagi menghasilkan uang banyak dengan menjual seks di St Pauli. Bisnis yang masih berjalan adalah tarian di atas meja,” katanya menyebut nama kawasan lampu merah itu.
Masa kejayaan hotel ini terjadi pada1970-an, ketika masih bisa buka tujuh hari seminggu dengan tenaga andalan 12 orang pekerja seks. “Para pelanggan kami lari, mereka tidaka kembali. Semuanya sudah berubah sekarang,” kata Mehrer.
Hotel Luxor saat ini hanya mengandalkan goyangan empat pekerja seks yang bekerja hanya mulai Selasa hingga Jumat malam. “Dulu kami bisa mengantongi 2.000 euro semalam. Sekarang saya hanya bisa bermimpi, karena sekarang hanya bisa mendapat 200 dolar AS per shift,” kata salah satu perempuan yang mengaku bernama Nicole.(ma/Kmp, AP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar