Jumat, 29 April 2016

MIRIS… Anak SD di Ciamis Jadi Pelacur Panggilan

MIRIS… Anak SD di Ciamis Jadi Pelacur Panggilan
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Ciamis menggelar razia ke sejumlah hotel yang ada di wilayah Ciamis. Hasilnya sungguh mencengangkan, salah satu siswi kelas VI salah satu SD di Ciamis berinisial SA (14) ditemukan petugas Satpol PP tengah berbuat asusila dengan seorang pria beinisial AP (18) di sebuah hotel kelas melati di daerah Yos Sudarso, Ciamis, Jawa Barat.
Zaenal Abidin, Kasatpol PP Kabupaten Ciamis mengatakan, pihaknya berhasil mengamankan 3 pasangan mesum dalam razia tersebut, termasuk SA yang sebelumnya dikabarkan menghilang karena diculik. “SA ditangkap di Hotel Sodara saat tengah bersama seorang lelaki berinisial AP. Dari tangan AP juga diamankan botol miras,” terang Zaenal, Rabu (27/4/2016).
Saat menjalani pemeriksaan di Kantor Satpol PP Kabupaten Ciamis, pengakuan SA sungguh mencengangkan. Ia mengkui bahwa dirinya terjun ke dunia prostitusi sebagai pemuas lelaki hidung belang. Ia juga mengaku tidak diculik melainkan kabur dari rumah dan memilih hidup bersama dengan anak jalanan.
SA mengatakan, sebelum terjun ke dunia kelam prostitusi dan menjadi anak jalanan ia tinggal bersama dengan neneknya di Pabuaran Ciamis. Namun dirinya memilih kabur dari rumah neneknya lantaran tidak tahan dengan cibiran tetangga yang kerap menyebut dirinya anak jalanan. “Itulah kenapa saya kabur dari rumah nenek, saya malu karena terus dihina tetangga. Sejak itu saya memutuskan untuk tidak sekolah,” ujarnya.
SA melanjutkan, setelah kabur dari rumah, ia tinggal di sebuah kontrakan di daerah Sukajadi, Sadananya, Ciamis, bersama dengan anak jalanan lainnya. “Kalau malam hari saya ikut ngamen di Ciamis kota sama teman-teman anak jalanan,” ucapnya. Sementara itu, awal dirinya terjun ke dunia hitam prostitusi usai dijual temannya kepada anak jalan lainnya. Saat itu, untuk sekali kencan ia dibayar Rp50 ribu. “Saat itu bahkan saya digilir oleh 3 orang anak jalanan,” katanya.
Namun diakui SA, menjalani profesi sebagai pemuas nafsu lelaki hidung belang tidak dijalaninya dengan serius. Ia mengaku menjalani profesi tersebut hanya tiga kali dalam sebulan. “Kadang ada lelaki yang tidak bayar usai kencan, ada juga yang bayar cuma 10 ribu dan 5 ribu,” terang dia.
Awal ia menjadi pelacur panggilan, sebagaimana diakuinya, dilakukan usai mendapat tawaran dengan bayaran mahal dari temannya. Awalnya ia hanya melayani anak jalanan saja, belakangan ia mendapat tawaran menjadi pelacur panggilan di kamar hotel. “Saya bertemu dengan SA baru tadi usai dihubungi petugas hotel yang memberitahukan ada pelanggan yang menunggu di hotel untuk check in dan saya menyanggupinya,” tuturnya.
Sebagaimana dilansir Harapan Rakyat, SA mengaku menyesal telah kabur dari rumah neneknya dan menjadi anak jalanan juga menjadi seorang pelacur. Apalagi saat itu ia kedapatan oleh aparat tengah bersama seorang lelaki yang bukan muhrim dan juga harus berurusan dengan aparat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar