Sabtu, 30 Mei 2015

Macao Po, Tempat Pelacuran Pertama di Jakarta


Macao Po, Tempat Pelacuran Pertama di Jakarta
Ilustrasi Pelacuran (MerahPutih/Alfi Rahmadhani)  
Kini berita pelacuran di Jakarta dan sekitarnya sedang marak, mulai dari pelacuran online hingga pelacuran yang berada di kos-kosan. Para lelaki hidung belang pun hanya tinggal memilih siapa pendamping "main". Berbicara mengenai pelacuran, ternyata sudah ada sejak dahulu di Jakarta ini. Macao Po, lokasi bersejarah dalam dunia pelacuran ini merupakan kota yang perlu diingat kembali.
Sebelum melirik pelacuran yang ada di Jakarta ini, tidak ada salahnya bila menengok sejarah pergantian nama Jakarta. Jakarta pada awalnya adalah Sunda Kelapa sebagai kota pelabuhan kerajaan Hindu Pajajaran yang terletak di muara Kali Ciliwung. Banyak kapal dari berbagai belahan dunia dan penjuru Nusantara hilir mudik ke pelabuhan ini, sehingga menyebabkan pelabuhan Sunda Kelapa tidak hanya menjadi tempat transit untuk mengambil air tawar, kayu bakar, dan bahan makanan, tetapi juga menjadi tempat perdagangan komoditas yang dicari dan diminati oleh para pedagang dari Asia Barat dan Cina.
Pada tahun 1527 Sunda Kelapa jatuh ke tangan Demak. Saat itu berganti nama menjadi Jayakarta—yang berarti volbrachte zege atau kemenangan yang nyata— tanggal 22 Juni 1527 dan selanjutnya Jayakarta dimasukkan ke dalam kekuasaan kerajaan Banten. Pada tanggal 30 Mei 1619, VOC berhasil menaklukkan Jayakarta. Setelah Jayakarta berhasil ditaklukkan, kota tersebut kemudian dibakar habis atas perintah J.P. Coen, Gubernur Jenderal VOC saat itu.
Berdasarkan tulisan yang dikutip dari serbasejarah.blogspot.com, di atas reruntuhan kota Jayakarta itu kemudian dibangun sebuah kota baru yang memiliki gaya meniru kota-kota di negeri Belanda dan diperkuat pula dengan bentengbenteng pertahanan. Kota itu kemudian di sebut Batavia. Singkatnya, nama Batavia terus bertahan sampai dengan tahun 1942 pada saat kota Batavia jatuh ke tangan Jepang. Tentara Dai Nipon Jepang kemudian secara resmi mengganti nama Batavia menjadi Jakarta Toko Betsu Shi berdasarkan Maklumat Gunseikanbu tanggal 8 Desember 1942, dan nama itu terus bertahan hingga saat ini.
Sejak masa awal penjajahan Belanda (masa kekuasaan JP Coen) telah berkembang sistem pergundikan di Batavia yang nantinya menjadi salah satu cikal perkembangan prostitusi di Jakarta. Jakarta memiliki sejarah pelacuran yang panjang.
Lalu, di manakah tempat pelacuran pertama yang ada di Jakarta ini? Menanggapi hal ini, Ridwan Saidi menuturkan, jawabnya ialah kawasan Macao Po. Macao Po ini berupa rumah-rumah tingkat yang berada di depan stasiun Beos (Kini stasiun Kota).
Asal-usul Macao Po karena pelakunya didatangkan dari para germo Portugis dan Cina (kini Tiongkok). Tujuannya untuk menghibur tentara Belanda yang berada di kota, tepatnya di stasiun Jakarta Kota yang sekarang. Awalnya yang hanya sebagai persinggahan orang Cina untuk mencari hiburan. Hingga Jakarta pun di penuhi dengan arus urbanisasi yang tinggi, yang tidak terkendali. Dan, Jakarta pun sibuk hingga larut malam. Kondisi inilah yang menimbulkan makin banyaknya pengangguran hingga bermunculan tempat praktik pelacuran kelas rendah seperti di Bendungan Hilir, Bongkaran, Kalimalang dan stasiun Senen. (http://news.merahputih.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar