Ketua FPI Kota Depok, Habib Idrus Al
Gadri mengatakan, permintaan penutupan permanen itu sudah dilakukan
pihaknya sejak 2012. Banyaknya pengaduan masyarakat yang menyatakan
tempat itu sebagai lokasi prostitusi. Ditambah, lokasi itu kerap menjadi
tempat keributan antar pengunjung yang telah dipengaruhi minuman keras.
"Ya kami minta ditutup permanen, karena
selama ini hanya disegel saja. Ini bentar lagi menjelang Ramadan. Kalau
tidak kami yang akan bergerak menutup tempat itu," tegasnya kepada
INDOPOS (Grup JPNN), saat dihubungi kemarin (20/6).
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota
Depok, Nur Mahmudi Ismail menyatakan, pihaknya sudah berusaha untuk
menutup warung remang-remang di Pondok Rangon. Namun katanya semuanya
masih dalam proses.
"Proses-prosesnya belum komperehensif.
Kami sedang berupaya menutup secara sistemik," tuturnya di sela-sela
pemusnahan 5.000 botol miras dan narkoba di kawasan GDC, Kota Kembang
Depok, kemarin.
Menurutnya, salah satu yang menghambat
penutupan adalah pemilik lahan di lokasi tersebut. Mereka seperti dia
saja saat Pemkot berencana menutup. "Pemilik lahan juga harus proaktif
menolaknya. Jika pemilik lahan tidak bersama dengan kami, maka agak
sulit juga," ujar Nur Mahmudi.
Sementara itu, Kepala Sub Bagian
Publikasi, Pemerintah Kota Bekasi, Dalfi Hendri mengatakan, selama
Ramadan, arena billiard harus tutup. Sebab, tempat tersebut rentan
dengan perbuatan asusila.
Dalfi menambahkan, billiard sudah banyak
yang beralih dari sebelumnya. Sebagaimana mestinya, billiard seharusnya
dijadikan aktivitas olahraga, akan tetapi dimanfaatkan dengan berbagai
macam.
"Sekarang setiap bermain billiard mereka ditemani pemandu dan juga ada yang bermain judi," jelasnya. (www.jpnn.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar