Rabu, 11 Maret 2015

Viagra Palsu Beredar di Indonesia



 Ilustrasi: Obat. foto: google.com
Ini peringatan keras bagi mereka pelanggan viagra di tempat umum. Karena sebagian besar atau 45 persen obat sildenafil (bahan baku viagra) yang beredar di Indonesia berlabel palsu. Fakta ini merujuk hasil penelitian Victory Project yang dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Dari 157 gerai yang disurvei, termasuk apotek, toko obat, situs online, dan penjual gerobak, ditemukan 518 sildenafil palsu. Parahnya lagi, 100 persen sildenafil palsu ini ada di gerobak-gerobak pinggir jalan. Toko obat sebesar 56 persen, situs internet 33 persen dan apotek 13 persen. Saat dilakukan penelitian terhadap sildenafil palsu, ditemukan beragam jenis komposisi pembentuk pil biru.
Di antaranya: tinta biru, amfetamin, antibiotik, anti diabetes, paracetamol, zat pengikat, kafein, laktosa, dan talk. Peneliti dari Fakultas Kedokteran UI dr Melva Louisa mengatakan, hingga saat ini belum dapat dipastikan secara jelas, mengapa pil biru itu dibuat dengan bahan-bahan yang tidak seharusnya. “Sildenafil 100 mg, ya isinya sildenafil saja.” tandasnya.
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mengklaim sudah memberikan peringatan, peredaran obat-obatan palsu tersebut. Salah satunya adalah viagra. “Sudah banyak kita temukan viagra palsu di pinggir –piggir jalan,” ujar Kasi Perbekalan Kesehatan Pengawasan Obat dan Makanan Dinkes Kota Bogor Nurhaeda kepada Radar Bogor.
Menurut Nurhaeda, sulit membedakan viagra palsu dan asli. Pembelian viagra palsu merugikan konsumen karena tentunya tidak dapat memberikan efek yang sama dengan viagra asli. Karena obat palsu yang selama ini terjaring dinkes, kebanyakan dibuat dari tepung. “Efeknya psikologis aja, dia merasa kuat setelah minum viagra palsu, padahal obatnya cuma tepung,” katanya.
Nurhaeda menjelaskan, pihaknya bersama BPOM sudah menyita sejumlah obat-obatan palsu. Tahun 2014, tercatat 51 obat kuat berbahaya dan palsu sudah disita. Menurut dia, setelah penyitaan, pihaknya tetap melakukan pengawasan kembalinya peredaran obat-obatan palsu. Dia pun meminta masyarakat lebih hati-hati dalam pembelian obat-obatan. (www.indopos.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar