Sabtu, 07 Februari 2015

Pelacur-pelacur Politik

Pengantar
Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan.
(QS at-Taubah [9]: 9).

Mereka menjual ayat-ayat Allah, al-Quran, dengan harga murah, berupa dunia ini.
 
Kisah Sengkuni
Dalam pewayangan jawa, salah satu sifat yang paling harus diwaspadai adalah Sengkuni.
Sisi gelap jiwa Sengkuni selalu menyimpan suatu dorongan sadis, yaitu “biarlah orang lain menderita.”  Cenderung berbuat licik, senang menipu, senang memfitnah, senang menghasut, senang mencelakakan orang lain. Asalkan kepentingan diri dan kelompoknya tercapai.
Tokoh sengkuni sangat cocok dengan peribahasa “Fitnah lebih kejam dari pembunuhan”. Dengan ketajaman lidahnya dia bisa membuat seseorang menderita atau terbunuh.
Pelacur Politik
Ajian yang terkenal dari sengkuni adalah Pancasona, dimana dia akan menjadi kebal terhadap senjata apapun.
Sama dalam dunia Politik, seorang Politikus handal biasanya dapat mengelak dari serangan apapun yang dilancarkan. Padahal sudah jelas bahwa dia berbuat salah.
Dengan bersilat lidah dia mampu berkelit lalu menyerang balik. Straight!!
Namun diantara sengkuni-sengkuni Politik, yang paling menakjubkan adalah orang yang melacurkan agamanya demi kepentingan duniawi. Dia bungkus kepentingan dunianya dengan ayat-ayat Allah.
Orang seperti ini biasanya punya keahlian yang luar biasa untuk mengelak.
Misalnya : Sudah ketahuan ke gap dengan perempuan di sebuah ruangan. Lalu misalnya dia bilang “kami sudah nikah siri, dan bercerai saat itu”.
- Setelah “crot” lalu cerai. Lu pikir WC umum!! -
Lalu dilain waktu dia kembali “berdakwah” menggunakan ayat-ayat Allah untuk memojokkan lawan politiknya. Dibumbui lah dengan fitnah, karena tanpa fitnah kurang sedap rasanya. :kiss:
Tapi inilah Indonesia, Anggota dewan partai dakwah bisa bikin pidio bokep, Anggota dewan dari partai dakwah yang lain pun ada  juga yang penikmat bokep.:hammer:

Penutup
Tulisan ini saya tutup dengan sebuah kisah dimana, konon pada bulan puasa ini Pelacur-pelacur yang beriman ikut menjalankan ibadah puasa. Menutup praktek setelah imsak/subuh. Buka praktek kembali setelah berbuka/adzan maghrib. Dan dipintu-pintu tempat praktek mereka ditempelkan striker “selamat menjalankan ibadah puasa” dan dibawah striker itu ditulis : buka kembali sehabis tarawih. :D
Luar biasa.
wassalam.
(http://politik.kompasiana.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar