Minggu, 08 Juni 2014

Lika-liku Perjalanan Mucikari "Ayam Kampus"

detail Ilustrasi Okezone enlarge this image
 
Fenomena "ayam kampus" di Ibu Kota, menjadi bagian dari kegelamoran wajah kota yang dahulu bernama Batavia. Kendati menjalankan bisnis di "tempat gelap", namun banyak orang yang tertarik dengan mengetahui hal tersebut.

Dari pengakuan sang mucikari, Laka, bukan nama sebenarnya kebanyakan para pria hidung belang, penasaran dengan status mahasiswi yang disandang oleh "ayam kampus".

"Jadi memang bisa dikatakan jaranglah, ada mahasiswi mau kayak begini," singkat Laka, bukan nama sebenarnya, yang ditemui Okezone, baru-baru ini.

Bahkan, lanjut Laka, tak jarang para pria hidung belang meminta untuk menjemput anak-anak (panggilan "ayam kampus") di kampus, dimana mahasiswi tersebut kuliah. "Ada juga yang enggak percaya, jadi mau jemput langsung. Kita meminta agar pelanggan tidak bersikap reaktif saat di kampus dan membocorkan identitasnya," ungkapnya.

Laka menambahkan, para pelanggan yang kerap mem-booking anak-anak, memang sudah kenal, atau rekomendasi dari teman. "Jadi kita tidak mau main jorok, kita lihat background-nya juga. Jangan sampai nantinya malah ada masalah," ucapnya.

Jadi kerjaan seperti ini, sambungnya, bukan seperti pekerjaan tetap. Ini hanya membantu saja. "Kadang ada saja mahasiswi yang menghubungi saya, minta diajak, namun kita tak segampang itu juga mengajak. Kita lihat bagaimana kehidupannya. Bergaul sama siapa, kalau clear ya kita ajak," terangnya.

Pria yang berkulit sawo matang ini telah menggeluti bisnis ayam kampus sejak tujuh tahun lalu. Awalnya dia diajak salah satu senior kampusnya yang berkerja di EO, namun belakangan Laka diperkenalkan bisnis "ayam kampus".
"Awalnya kerja sambil kuliah, di EO nyari mahasiswi untuk mempromosikan produk tertentu. Namun belakangan ternyata ada juga bisnis ayam kampusnya," paparnya.

Selama ini, sambungnya, keluarga tidak mengetahui bisnis haram yang dia jalankan. Sebab selain berprofesi sebagai germo, Laka juga bekerja secara paruh waktu di salah satu perusahan swasta di Jakarta Pusat. "Saya bekerja paruh waktu, bantu teman saja," tukasnya. (Sumber: http://ns1.kompas.web.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar