Minggu, 15 Juni 2014

Jelang puasa, warung remang-remang tetap jual miras dan PSK


Jelang puasa, warung remang-remang tetap jual miras dan PSK
Ilustrasi Prostitusi. ©2014 Merdeka.com 

Warga Haurwangi, Cianjur, Jawa Barat, menyatakan keresahannya dengan keberadaan warung remang-remang yang menjamur di sepanjang Jalan Raya Bandung-Cianjur. Warga meminta agar dinas terkait dan Pemkab Cianjur, segera menertibkan warung tersebut.

"Kami merasa resah karena selain menjual minuman keras, warung remang-remang itu, diduga menyediakan wanita penjaja seks komersial," kata Aep Sutisna (39) tokoh pemuda dilansir dari Antara, Kamis (12/6).

Keberadaan warung remang-remang itu, ungkap dia, beroperasi hingga dini hari bahkan ada yang hingga 24 jam. Sehingga warga merasa terganggu karena hampir tiap malam bising dengan suara musik, bahkan setiap malam minggu dipastikan terjadi keributan.

Ketua Forum Peduli Masyarakat Haurwangi (FPMH) Cianjur Iyung Suhendi, menuturkan, selama ini warung yang berdiri di pinggir eks Jalan Tol Citarum itu, hanya menyediakan kopi, rokok dan makanan ringan bagi pengendara yang beristirahat.

Namun sejak satu tahun terakhir, warung tersebut berubah menjadi warung remang-remang yang menyediakan minuman keras dan wanita penghibur. Meskipun ungkap dia, tidak semua warung seperti itu.

"Untuk itu, atas nama warga Haurwangi, kami meminta jajaran aparat terkait segera menertibkan tempat tersebut karena selain sudah mengganggu dan meresahkan warga hampir setiap malam minggu sering terjadi keributan," katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Haurwangi, Iwan Sulaeman didampingi Polisi Desa (Poldes) Haurwangi Iwan, mengatakan telah beberapa kali memberikan teguran dan peringatan terhadap pengelola warung remang-remang tersebut.

Namun teguran itu, tidak diindahkan sama sekali, bahkan pihak desa telah melaporkan hal tersebut ke Kasi Trantib Kecamatan Haurwangi dan aparat terkait."Tapi hingga saat ini belum ada tindakan dan realisasinya," ucapnya.

Pihaknya dalam waktu dekat akan memusyawarahkan masalah tersebut dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama serta MUI setempat, guna menutup warung remang-remang yang dijadikan lokalisasi terselubung.
[www.merdeka.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar