Kamis, 29 Mei 2014

Jakarta Islamic Center, Dulu Lokalisasi Kini Pusat Kegiatan Islami

Salah satu kegiatan tausiyah dan zikir di masjid Jakarta Islamic Center (JIC), Jakarta.
Salah satu kegiatan tausiyah dan zikir di masjid Jakarta Islamic Center (JIC), Jakarta.
 
 Jika ada istilah, waktu mengubah segalanya, maka hal ini berlaku bagi Kramat Tunggak, sebuah wilayah di Kecamatan Koja, Jakarta Utara, yang pernah menjadi kawasan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara.

Sepuluh tahun silam kawasan ini merupakan tempat para pria hidung belang lalu lalang, menghampiri para penyedia jasa prostitusi lantas melakukan kemaksiatan.

Seiring berjalannya waktu, pemerintah dan masyarakat setempat tak mau tinggal diam menyaksikan kegiatan kemaksiatan itu. Maka, pada 1999 lokalisasi tersebut pun secara resmi ditutup.

Lalu dirintislah pembangunan Jakarta Islamic Center (JIC). Jadilah hari ini, tak ada lagi kegiatan prostitusi di sana, melainkan kegiatan bernapaskan Islam yang penuh keberkahan.
Dibangun di atas area seluas sekitar 11 hektare, Jakarta Islamic Center berdiri megah dan menjadi pusat kegiatan keislaman.

“Di sini lengkap, ada kegiatan untuk sektor keagamaan, pendidikan, juga ekonomi,” ujar Kepala Seksi Bidang Penyiaran JIC Paimun Karim kepada Republika, akhir pekan lalu.

Ia menjelaskan, secara umum kegiatan umat Islam di JIC dimulai dari pukul empat pagi hingga pukul 12 tengah malam. JIC menyelenggarakan kegiatan harian rutin meliputi kajian majelis taklim, kajian rutin tentang tafsir Alquran dan hadis.

Di bidang pendidikan dasar, JIC membuka sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD), taman pendidikan alquran (TPA), dan madrasah diniyah.

“Kegiatan tersebut membuka komunitas baru bagi warga Jakarta Utara dan masyarakat Islam secara umum agar senang mengunjungi masjid dan berkegiatan yang baik di masjid,” katanya.

Ada pula kegiatan masjid untuk meningkatkan skill dan keterampilan, seperti pelatihan memasak dan membuat kue untuk ibu-ibu.
Tujuan akhir dari pelatihan tersebut, yakni memberdayakan masyarakat agar berinisiatif mengembangkan usaha dari keterampilan yang mereka miliki. (www.republika.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar