Ilustrasi prostitusi. (Okssi68/Thinkstock)
Dalam sejarah dunia pelacuran Jakarta, masuknya Jepang semakin menyemarakan bisnis lendir. Budayawan Betawi Ridwan Saidi menyebut, tentara Dai Nippon merupakan pelanggan setia para pelacur Jakarta.
Adanya Gang Kaligot dan Gang Hauber sebagai kawasan pelacuran sangat disukai tentara Jepang. "Mereka mabuk-mabukan dan membuat keonaran," kata Ridwan dalam bukunya Rode Lamp van Batavia tot Jakarta. (Baca: Napak Tilas Bisnis Pelacuran Jakarta)
Tak hanya di dua gang tersebut, komplek pelacuran di bahkan semakin bertambah. Para perempuan penjual jasa kencan menawarkan diri ke pinggir-pinggir jalan. Perbuatan mesum bahkan tak hanya dilakukan di kamar, namun juga ke gerbong-gerbong kereta api di Stasiun Senen. Gubuk seadanya yang terbuat dari kardus juga dimanfaatkan oleh para pria hidung belang bertransaksi seksual dengan para wanita penghibur. (Baca: Rayuan Keroncong Jembatan Batu di Macao Po)
Akibatnya penyakit spilis atau raja singa semakin merajalela. Maklum saat itu antibiotik belum ditemukan sehingga tidak sedikit pelanggan pelacur di kawasan Senen ini harus meregang nyawa.
Era kemerdekaan tidak mengubah wajah Gang Kaligot, Gang Hauber dan beberapa kawasan pelacuran lainnya. Wali Kota Jakarta ke-5 Sudiro sempat mengganti nama Gang Hauber menjadi Gang Sadar, namun praktik pelacuran masih terus terjadi. (Baca: Jilakeng, Benih Pelacuran di Jantung Batavia)
Jakarta pada era awal kemerdekaan adalah magnet bagi para pendatang dari daerah. Menurut Ridwan, saat itu ibu kota butuh banyak tenaga manusia untuk tenaga administrasi birokrasi pemerintahan. Selain itu, pada tahun 1955, partai politik juga membutuhkan suara untuk memenangi pemilu sehingga mobilisasi massa dilakukan.
Dalam arus urbanisasi ini menyelip pula para pekerja di bidang pelacuran. Ridwan mengatakan beberapa tempat yang jadi kawasan pelacuran baru adalah Kramat Tunggak, Rawa Bangke dan jaringan rel kereta api Tanah Abang. (Baca: Ahok: Pelacuran Mirip Sampah)
(www.cnnindonesia.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar