Sabtu, 01 November 2014

Kisah Pertobatan Masikah Sang Pelacur Idola





Oleh IdaMoerid Darmanto
Gambar diambil dari www.Pulsk.com


Mengikuti berita tentang penutupan gang Dolly di Surabaya oleh srikandi Risma memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Diperlukan tekat dan dukungan penuh dari seluruh lapisan masyarakat untuk dapat mencapai cita cita mulia. Langkah hati-hati Risma dalam penutupan Gang Dolly masih mendapat tentangan dari berbagai pihak. Terutama dari para punggawa yang sudah merasakan nikmatnya aliran uang dari bisnis lendir tersebut.
Bisnis esek-esek sejak jaman Nabi sudah merajalela. Di saat Rasulullah hijrah ke kota Madinah dan diterima dengan tangan terbuka oleh kaum Anshor yang rindu akan kedamaian dan ketentraman di Madinah, bisnis lendir sudah dikelola secara professional oleh Abdullah bin Ubay bin Salul.
Abdullah bin Ubay bin Salul seorang tokoh munafikun yang selalu mengedepankan kebatilan dan kerusakan di bumi. Untuk melawan yang Haq (kebenaran) dia mendirikan rumah bordil di Madinah dengan harapan akan merusak mental generasi penerus disana. Sebagai tanda dipasanglah bendera merah di depan pintu rumah bordil yang dikelolanya. Abdulah bin Ubay bin Salul menyediakan wanita cantik nan seksi dari kaum Yahudi dan lainnya.
Dia mengelola rumah bordil tersebut jauh sebelum Rasulullah berhijrah ke Madinah. Ketika Abudullah bin Ubay bin Salul mengetahui bahwa nabi Muhammad membawa kebenaran ke Madinah, bertambah bencilah kepada Islam. Untuk mewujudkan kedengkian hatinya, Abdullah bin Ubay bin Salul mengumumkan kepada para pelacurnya akan memberikan bonus yang berlimpah bagi siapapun yang sanggup membawa salah satu rombongan muhajirin ke rumah bordil untuk berbuat sesat.
Seorang pelacur cantik jelita bernama MASIKAH at TAIBAH menjadi idola para lelaki hidung belang di rumah bordil Abdullah bertanya dalam hati, apa sebenarnya yang dibawa Muhammad hingga mucikarinya begitu membenci setengah mati. Hingga suatu pagi, Masikah sengaja keluar dan menemui wanita Anshor yang telah menerima kebenaran dan cahaya Islam. Saat Masikah gundah dengan pekerjaan yang dilakoni penuh lumpur dosa, dia mendengar firman Allah : “Katakanlah: “hai, hamba hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa dosa semuanya. Sungguh Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ( az zumar :53)
Cessss…..berasa adem hati Masikah mendengar firman Allah yang menyejukkan. Hidayah Allah telah memenuhi hatinya. Dia bertekad akan berhenti dari pekerjaan yang telah mengharumkan nama dan memberinya harta berlimpah.
Suatu hari tergopoh-gopoh pengawal masuk ke ruangan Abdullah yang sedang bertelekan di sofa dikelilingi para wanita piaraannya. Mengabarkan telah datang rombongan Bani Tamim, kafilah kaya raya pelanggan setia rumah bordil Abdullah. Segera anak buahnya diperintahkan untuk mempersiapkan segala sesuatunya.Disambutnyalah tamu agung yang selalu mengisi penuh pundi pundi Abdullah dengan pesta meriah. Seorang pemimpin yang disegani bertanya kepada Abdullah : “Mana wanita istimewa yang kau janjikan. Sudah gatal semua tubuhku ingin berasyik masuk dengannya”.
Dengan tersenyum Abdullah berkata : “Sabarlah duli tuanku tunggulah sebentar, dia sedang mempersiapkan diri secara istimewa untuk menyambut kehadiran Tuan. Silahkan tuan mencicipi semua wanita yang telah tersedia diruangan ini” (wooow…..)
Abdullah segera memerintahkan kepada pengawalnya untuk memanggil Masikah. Tapi betapa terkejutnya pengawal tatkala Masikah dengan keteguhan hati menolak perintah sang majikan. Akhirnya Abdullah sendiri mendatangi kamar Masikah, terkejutlah melihat Masikah sedang sholat seperti yang diajarkan nabi Muhammad. “Celakalah Muhammad yang telah meracuni dirimu.. “. “Tidak, justru Belaiu yang memberi petunjuk dan hidayah kepadaku.” : tepis Masikah.
Dibujuklah Masikah dengan lemah lembut sampai Abdullah sujud dihadapan Masikah, memohon agar kali ini saja Masikah meladeni tamu. Masikah tak bergeming.. tetap menolak perintah majikan, hingga memuncak kemarahan si mucikari. Dijambak, ditendang dan didera hingga berdarah darah tubuh dan wajah si pelacur piaraannya untuk segera melayani para tamu istimewa…dia tetap menolak dan mengatakan meskipun tubuhku dipotong potong, tidak akan kudurhakai Allah barang sedikitpun.
Dalam kondisi terluka fisiknya, malam hari takkala Abdulah bin Ubay bin Sahul dan para wanita sedang melayani para tamu Masikah nekat keluar dari rumah, dalam pikirannya akan mendatangi seorang wanita tua sebatang kara. Dari wanita tua itulah mula- mula Masikah mendengar Alquran pertama kali dilantunkan.
Pagi hari didampingi wanita tua berhati lembut Masikah mendatangi masjid Rasulullah.Di beranda masjid mereka bertemu Abubakar Assidiq dan diceritakan seluruh peristiwa yang menimpa si pelacur dan niat busuk si Abdullah bin Ubay bin Salul yang berniat memaksanya untuk kembali ke lembah nista. Masuklah Abubakar untuk menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah. Rasulullah terdiam dan tiba tiba turun wahyu dari Allah :
Dan janganlah kamu paksa budak –bukan wanitamu melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Barang siapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa.” (an nur 33 ).
Berita tentang Masikah tersebar di segala penjuru dan menjadi pelajaran berhargabahwa setiap muslim hidup dalam cahaya alquran suci di dalamnya termuat kisah seorang pelacur wanita yang diterima pertobatannya oleh Allah Subhanahuwataa’la
Sungguh Dialah yang mengampuni dosa dan maha menerima tobat lagi maha peyayang.
Maha benar Allah dengan segala firmanNYa. (http://sosok.kompasiana.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar