Selasa, 03 Februari 2015

Siswa Ini Menabung Agar Bisa Jajan di Lokalisasi Sarkem

Siswa Ini Menabung Agar Bisa Jajan di Lokalisasi Sarkem
NET
ILUSTRASI : Pekerja Seks Komersial 

Dunia esek-esek rasanya tak pernah habis dikupas dan diselami. Selalu ada hal-hal menarik di dalamnya.
Tak terkecuali di Kota Yogya dan sekitarnya yang tumbuh jadi metropolitan.
Bisnis esek-esek ini tak lagi hanya bisa diselami kala malam, siang bolong pun ternyata juga semarak. Mulai segmen bawah hingga yang kelas atas (high class), terendus marak di hotel-hotel, apartemen, hingga kos-kosan ekslusif.
Kawasan Pasar Kembang, atau lebih terkenal dengan sebutan Sarkem, masih eksis dengan semua keunikannya. Komplek esek-esek itu berdampingan dengan kawasan hunian turis kelas tas ransel (backpacker), pusat bisnis dan wisata yang sibuk, serta stasiun kereta yang ramai.
Penelusuran lika-liku dunia esek-esek dimulai dari kawasan Sarkem. Konsumen di lokalisasi ini secara umum ya mereka pria dewasa yang berkantong tipis tapi ingin menyalurkan hasrat seksualya secara bebas.
Namun temuan Tribun Jogja (Tribunnews.com Network) ketika menelusuri ke Sarkem beberapa waktu lalu ini cukup mengejutkan. Seorang siswa SMA, yang belum genap 17 tahun, kecanduan ngeseks di Sarkem. Tentu, pasangannya pekerja seksual yang usianya jauh lebih dewasa ketimbang dirinya.
Sebut saja namanya Totok, ia mengaku awalnya cuma iseng. "Awalnya saya kemari ya sekadar jalan bareng teman-teman. Tapi lama-lama kok kepingin," aku Totok yang enggan ditanya nama sekolahnya.
Sembari menghisap asap rokok dalam-dalam, Totok mengaku harus menyisihkan uang dari bekal harian yang diberikan orangtuanya. Jika sudah dirasa cukup, ia baru berani ke Sarkem, dan itu dilakoni sendirian saja.
Ia tak ingin teman dan tetangganya ada yang tahu kebiasannya itu. Motornya pun ia parkir jauh dari Sarkem, supaya menghindari ada yang mengenali dirinya. "Biasanya saya parkir dekat angkringan kopi jos," katanya.
Totok merasa cukup puas sekalipun ngeseks hanya di Sarkem dengan orang yang relatif lebih tua darinya. Sejauh ini ia merasa nyaman belum ada yang mengenali kebiasannya jajan ke Sarkem. "Yang penting enggak ketahuan," imbuhnya. (Tribunjogja.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar