Selasa, 17 Februari 2015

Lokalisasi Kedung Banteng ditutup 9 Juni

* Pemprov Jatim: Lokalisasi picu kemaksiatan lain

Pemprov Jatim: Lokalisasi picu kemaksiatan lain - Lokalisasi Kedung Banteng ditutup 9 Juni - Rapat koordinasi penutupan lokalisasi Kedung Banteng didukung Pemprov Jatim(Foto: Arso)Rapat koordinasi penutupan lokalisasi Kedung Banteng didukung Pemprov Jatim


 Kasubag Bantuan Sosial, Biro Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jatim Syamsuddin mendukung rencana penutupan lokaliasi Kedung Banteng Ponorogo. Ia mengatakan tak ada alasan lagi untuk tidak menutup lokalisasi tersebut.
Selain kepanitiaan dan dana yang sudah siap, menurutnya sudah saatnya situs kemaksiatan seperti lokalisasi ditutup. “Lokalisasi bisa jadi sumber kemaksiatan lain. Bisa perjudian, minuman keras, sampai penjualan manusia alias human traficking. Jadi tidak ada alasan lain untuk menunda-nunda lagi,” ujarnya, Selasa (17/2/2015) ditemui di Pemkab Ponorogo.
Dikatakannya, Pemprov Jatim memberikan dukungan penuh rencana ini. Meski agak mundur dari target penutupan seluruh lokalisasi di Jatim, yaitu pada akhir 2014, namun langkah Pemkab Ponorogo perlu diapresiasi. “Sekarang tinggal dua lokalisasi dari 47 lokalisasi yang pernah ada di Jatim. Satu di Ponorogo dan sudah akan tutup, satu lagi di Kota Mojokerto yang juga sedang melakukan pendekatan. Kami yakin semua bisa tutup, negara tidak boleh kalah dengan kemaksiatan,” ujarnya.
Sebelumnya, di seluruh Jawa Timur terdapat 47 lokalisasi. Dari jumlah tersebut, terdapat 7.127 WTS yang terdata oleh pemerintah. Saat ini jumlah telah menurun jauh. Yaitu tinggal 176 orang di lokalisasi Kedung Banteng Ponorogo dan ratusan WTS di lokalisasi Balong Cangkring di Kota Mojokerto. (http://www.lensaindonesia.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar