Senin, 07 Juli 2014

Satpam-satpam Wisma di Dolly Ditarik Jadi Anggota Linmas

AP PHOTO / DITA ALANGKARAWarga Gang Dolly Surabaya menutup jalan masuk ke kawasan mereka, memprotes penutupan Dolly, Rabu (18/6/2014) malam.
Puluhan tenaga keamanan sejumlah wisma Dolly ditarik menjadi tenaga kontrak Pelindung Masyarakat (Linmas) Kota Surabaya. Penghasilan yang semula Rp 750.000 per bulan, kini bertambah menjadi Rp 2,2 juta per bulan sesuai upah minimum Kota Surabaya.

"Sejak awal Juli lalu, sekitar 24 mantan tenaga keamanan wisma itu sudah efektif bekerja di Linmas, bahkan semalam mereka sudah bertugas merazia alat peraga capres-cawapres di Surabaya," ujar Kabag Humas Pemkot Surabaya, Muhammad Fikser, Senin (7/7/2014).

Pihak Linmas sendiri, lanjutnya, menyediakan sekitar 100 posisi yang diprioritaskan bagi warga terdampak langsung penutupan lokalisasi Dolly-Jarak.

"Perekrutan sampai saat ini masih terus berlangsung. Selain di Linmas, beberapa warga terdampak dengan spesifikasi tertentu juga ditampung di sejumlah instansi seperti Diskominfo, Dinsos, dan Dinas Kesehatan," tambahnya.

Fikser mengatakan, peluang tenaga kontrak bagi warga terdampak lokalisasi Dolly-Jarak khususnya bagi penjaga wisma, diprioritaskan bagi kepala keluarga atau tulang punggung keluarga berusia di bawah 50 tahun. Sementara yang berusia di atas 50 tahun, bisa direkomendasikan kepada anak atau menantunya.

Pemkot Surabaya mencatat, ada sekitar 600 warga di lima RW di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, yang mengalami dampak ekonomi langsung penutupan lokalisasi Dolly 18 Juni lalu. Mereka bekerja di sektor ekonomi di lokalisasi seperti penjaga wisma, bagian kebersihan, dan pengusaha kecil. (regional.kompas.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar