Nasib tragis setelah mengalami pelecehan seksual mengantarkan aku pada kehidupan malam. Sebut saja namaku Firna (nama samaran). Kisah ini berawal saat aku menjadi seorang Pemandu Lagu (PL) di tempat karaoke. Aku juga tidak menyangka harus melalui perjalanan hidup sekeras ini.
Aku jadi korban pelecehan seksual dari teman-teman di kampus. Hal itu justru membuatku masuk lebih dalam, bukan lagi sebagai korban melainkan pelaku. Bahkan, aku mengkoordinir perempuan-perempuan lainnya untuk sama-sama menjadi sepertiku.
Aku seperti Mami dari para Pekerja Seks Komersial (PSK) dan PL. Aku memang terjebak dalam kehidupan malam. Lagi-lagi, kebutuhan ekonomi mendesakku melakukannya. Belum lagi, aku ingin mendapat pengakuan dan eksistensi di kalangan teman-teman yang lain. Mereka selalu menggunakan barang-barang bermerek. Untuk itu, aku mensejajarkan diriku dengan mereka. Aku mengikuti kebiasaan mereka dengan menggunakan sejumlah barang bermerek yang tentunya merogoh kocek lebih dalam.
Hanya karena ingin mendapat eksistensi, akhirnya aku jalani pekerjaanku selama empat tahun. Hasilnya aku pergunakan untuk investasi. Dengan begitu, kehidupanku serba kecukupan. Namun, aku merasa masih ada kekurangan. Meski kebutuhan materiku tercukupi, batinku terasa gersang.
Sampai suatu ketika, ekonomiku terpuruk. Investasi dari uang hasil pekerjaan haramku justru membuat aku jatuh dan bangkrut. Ratusan juta rupiah lenyap seketika. Aku tertipu rekan bisnisku dan akhirnya terlilit hutang. Di waktu bersamaan, aku juga di-PHK karena tempat kerjaku mengalami kebangkrutan.
Bertubi-tubi cobaan itu datang. Semua bisnis yang aku jalani dari hasil kerjaku menjadi Mami, raib sudah. Aku tertipu berkali-kali, sampai akhirnya mengalami keterpurukan hidup.
Namun, ternyata Allah masih menyayangiku. Ketika aku menonton sebuah acara televisi yang isinya tentang dunia islami, saat itu aku terketuk untuk mendatangi nara sumber yang ada dalam tayangan itu. Segera aku hubungi kontak person yang ada di layar kaca dan langsung menemuinya.
Saat itulah aku merasa batinku terisi, tak lagi kosong seperti saat aku bergelimang harta. Kini aku tinggalkan dunia malamku dan bergabung dengan komunitas yang dinaungi nara sumberku. Sekarang aku bekerja di tempat itu dengan menangani kaum wanita yang berkeinginan untuk berubah. Seperti aku, dari seorang muncikari kini belajar menjadi muslimah sejati. (http://www.metropolitan.id/)
Aku seperti Mami dari para Pekerja Seks Komersial (PSK) dan PL. Aku memang terjebak dalam kehidupan malam. Lagi-lagi, kebutuhan ekonomi mendesakku melakukannya. Belum lagi, aku ingin mendapat pengakuan dan eksistensi di kalangan teman-teman yang lain. Mereka selalu menggunakan barang-barang bermerek. Untuk itu, aku mensejajarkan diriku dengan mereka. Aku mengikuti kebiasaan mereka dengan menggunakan sejumlah barang bermerek yang tentunya merogoh kocek lebih dalam.
Hanya karena ingin mendapat eksistensi, akhirnya aku jalani pekerjaanku selama empat tahun. Hasilnya aku pergunakan untuk investasi. Dengan begitu, kehidupanku serba kecukupan. Namun, aku merasa masih ada kekurangan. Meski kebutuhan materiku tercukupi, batinku terasa gersang.
Sampai suatu ketika, ekonomiku terpuruk. Investasi dari uang hasil pekerjaan haramku justru membuat aku jatuh dan bangkrut. Ratusan juta rupiah lenyap seketika. Aku tertipu rekan bisnisku dan akhirnya terlilit hutang. Di waktu bersamaan, aku juga di-PHK karena tempat kerjaku mengalami kebangkrutan.
Bertubi-tubi cobaan itu datang. Semua bisnis yang aku jalani dari hasil kerjaku menjadi Mami, raib sudah. Aku tertipu berkali-kali, sampai akhirnya mengalami keterpurukan hidup.
Namun, ternyata Allah masih menyayangiku. Ketika aku menonton sebuah acara televisi yang isinya tentang dunia islami, saat itu aku terketuk untuk mendatangi nara sumber yang ada dalam tayangan itu. Segera aku hubungi kontak person yang ada di layar kaca dan langsung menemuinya.
Saat itulah aku merasa batinku terisi, tak lagi kosong seperti saat aku bergelimang harta. Kini aku tinggalkan dunia malamku dan bergabung dengan komunitas yang dinaungi nara sumberku. Sekarang aku bekerja di tempat itu dengan menangani kaum wanita yang berkeinginan untuk berubah. Seperti aku, dari seorang muncikari kini belajar menjadi muslimah sejati. (http://www.metropolitan.id/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar