M TAUFIK
PROSTITUSI
- Germo dan para PSK di bawah umur saat di Polda Jatim, Jumat
(12/6/2015). Mereka digerebek polisi di sebuah penginapan di Tretes,
Pasuruan.
Petugas gabungan dari Polsek Porong, Koramil dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kecamatan Porong menggelar razia di Tangkis Kali Porong, Minggu (28/6) dinihari.
Ada tujuh perempuan pekerja seks komersial (PSK) terjaring di kawasan yang populer disebut Tangkis Porong Indah (TPI) itu.
Razia yang dipimpin Kapolsek Porong Kompol Mujiono. Para PSK ini diamankan petugas gabungan dari warung remang-remang yang ada di sana.
Tujuh PSK ini terjaring lantaran terlambat melarikan diri. Puluhan pengunjung TPI berhamburan bersembunyi di semak-semak.
Para PSK itu mengaku nekat tetap mangkal dan melayani tamu meski bulan ramadan. Mereka beralih, kebutuhan di bulan ini jauh lebih banyak. Jadi, tidak ada pilihan lain kecuali tetap melayani tamu hidunh belanh.
"Butuh uang, Mas. Masa mudik tidak bawa apa-apa," kata Wiwiek, seorang PSK yang terjaring.
Perempuan satu anak asal Bojonegoro itu mengaku baru beberapa hari ini beroperasi. Pada awal puasa lalu, perempuan 35 tahun itu memilih berdiam diri di kamar kosnya.
Namun, karena persedian uang semakin menipis, apalagi tahun ini
dia berniat mudik dan membelikan baju anaknya, Wiwiek nekat beroperasi.
Dalih senada diucapkan Icha, perempuan muda asal Balikpapan. Icha yang pernah bekerja di sebuah cafe di Malang itu terpaksa nekat bekerja.
"Aku butuh uang untuk mudik ke Balikpapan. Kan mahal beli tiket kapal atau pesawatnya. Jadi aku harus cari uang," katanya.
Mereka berujar, rata-rata dalam semalam bisa mendapatkan uang antara Rp 300.000 sampai Rp 500.000.
Untuk tarif sekali kencan, para PSK bantaran kali ini mematok Rp 50.000. Mereka bisa melayani 7 sampai 10 tamu permalam.
Malam tadi, keduanya mengaku belum mendapatkan pelanggan.
Kapolsek Porong, Kompol Mujiono mengatakan, para PSK ini selanjutnya diserahkan ke Dinas Sosial untuk dibina.
"Sebelumnya kami mendata mereka. Selanjutnya akan dibina agar tidak kembali lagi ke jalan sebagai PSK," ujarnya.
SURYA.co.idDalih senada diucapkan Icha, perempuan muda asal Balikpapan. Icha yang pernah bekerja di sebuah cafe di Malang itu terpaksa nekat bekerja.
"Aku butuh uang untuk mudik ke Balikpapan. Kan mahal beli tiket kapal atau pesawatnya. Jadi aku harus cari uang," katanya.
Mereka berujar, rata-rata dalam semalam bisa mendapatkan uang antara Rp 300.000 sampai Rp 500.000.
Untuk tarif sekali kencan, para PSK bantaran kali ini mematok Rp 50.000. Mereka bisa melayani 7 sampai 10 tamu permalam.
Malam tadi, keduanya mengaku belum mendapatkan pelanggan.
Kapolsek Porong, Kompol Mujiono mengatakan, para PSK ini selanjutnya diserahkan ke Dinas Sosial untuk dibina.
"Sebelumnya kami mendata mereka. Selanjutnya akan dibina agar tidak kembali lagi ke jalan sebagai PSK," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar