Senin, 05 Januari 2015

Urus PSK, Kasatpol PP Mengaku Capek



 Maraknya pekerja seks Komersial (PSK) yang ada di kota Makassar membuat satuan polisi pamong Praja (Satpol PP) mengaku capek. Lantaran, ia mengaku PSK yang ada di makassar dinilai banyak. ” Capekma saya, karena tiga kali dalam seminggu lakukan patroli terhadap mereka. Namun, tidak ada habisnya, ” kata Kasatpol PP Makassar Alham Arifin saat sosialisasi Hiburan Malam di Zona Cafe, belum lama ini 31 Desember Kemarin.
Seperti pada pantaun FAJAR,  kawasan jalan Nusantara, persis di depan Pelabuhan Makassar, selalu tampak lengang. Namun ketika malam tiba, kawasan Jalan Nusantara seakan jadi tongkrongan pria yang kerap mangkal di tempat-tempat karaoke yang berjejeran di jalan sepanjang 1 kilometer ini.  Selain di jalan Nusantara, di jalan Sungai Saddang Baru, jalan Veteran Utara, kompleks ruko Topaz di jalan Boulevard dan sungai jalan limboto kerap jadi tempat mangkal para PSK untuk menunggu pelanggannya. Di jalan Sungai Saddang misalnya, dikenal istilah “gadis-becak”, yakni para PSK menunggu pelanggannya dari atas becak, agar aman dari operasi penertiban.
Sebelumnya, Alham Kepada FAJAR mengaku, para PSK yang disita dalam setiap penggerebekan langsung diserahkan ke Dinas Sosial Kota Makassar. ” kami hanya sebatas lakukan razia. Namun, untuk sanksinya instansi terkait yang memberikannya, ” katanya. Seperti dikeatahui, para PSK yang terjaring oleh Satpol PP akan dibawah ke Maros untuk diberikan pembinaan.
Sementara, Yayasan Pengkajian pemberdayaan Masyarakat (YKPM) menilai, perempuan yang terjaring dalam penggerebekan sebaiknya diberikan sanksi yang tegas terhadap para pekerja malam tersebut. ” Kenyataannya hanya orang-orang itu saja yang sering terjaring. Berarti, sanksi yang diberikan oleh dinas terkait masih dianggap lemah. Utuk itu, hal ini harusnya yang di perkuat supaya ada efek jerah terhadap itu, ” kata Ketua YKPM Mul Prayitno, Sabtu 3 Januari.
Bahkan pantauan FAJAR, di jalan Veteran Utara, para wanita malam ini kerap mangkal di emperan ruko ditemani tukang ojeknya. Mirisnya, di jalan Veteran para PSK banyak dari kalangan masih di bawah umur. Sedangkan di kompleks Ruko Topaz sendiri pada malam hari para PSK menggunakan modus dengan melambaikan tangan pada setiap mobil yang berjalan pelan.
Lanjut Mul (nama sapaaan) berharap, agar pemerintah kota bisa hal ini juga menjadi perhatia penuh. Lantaran, saat ini Kota Makassar memiliki mimpi akan menjadikan kota daeng ini menuju kota Dunia. ” Fenomena kota  industri salah satu ditandai dengan maraknya industri seks oleh karena itu Pemerintah kota perlu melakukan penataan agar tidak merebak masuk kekeluarga. Tindakan tegas sesuai sanksinya dapat diberlakukan jika sudah ada kebijakan yang mengatur, salah satu panti sosial untuk PSK untuk pembinaan keterampilan,” harapnya.
Menurutnya, banyak pihak yang terkait dengan kehidupan PSK sehingga sangat sulit menghilangkan. Ia mencontohkan, lokalisasinya bisa saja di tutup seperti di Dolly Surabaya.” Tapi, PSK di jalanan ataupun ditempat tertutup lainnya sulit diberantas karena menyangkut soal keberlangsungan hidup sementara lapangan kerja terbatas keterampilan tidak ada dan kebutuhan makan mendesak inilah tantangan menangani PSK,” tandasnya. (http://fajar.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar