Rabu, 14 Januari 2015

Ada PSK Asing, Stok Kondom Habis di Puncak


Foto-Kawasan Puncak, Bogor.





Bogor sudah dipenuhi warga masyarakat yang ingin menghabiskan malam pergantian tahun bersama keluarga dan orang terkasih.  Tempat penginapan baik hotel, villa hingga bungalow telah terisi hampir penuh. Bahkan beberapa hotel sudah menolak reservasi tamu.
Namun ada pemandangan lain dibalik ramainya kunjungan wisatawan. Terlihat wajah-wajah wanita warga asing yang masih berkeliaran di kawasan berhawa sejuk yang dikelilingi hamparan pohon teh ini.
Dari keterangan warga, wanita muda berwajah luar negeri ini, sudah terlihat dikawasan Puncak sejak empat hari lalu. “Mereka menginap menyebar di beberapa kamar villa dikawasan Tugu Utara dan Tugu Selatan. Saya duga, mereka bukan wisatawan,” kata seorang warga Cisarua.
Menurut Endang, seorang warga yang juga tokoh agama ini, razia terhadap pekerja seks komersial (PSK) berkewarganegaraan asing asal Maroko di kawasan Puncak, Cisarua dan Megamendung, oleh petugas Kantor Imigrasi Klas II Bogor, awal Desember lalu, tak lebih dari sebuah ‘Opera Sabun’.
“Dagelan dengan modus razia aja. Ini tak lebih sebagai upaya menyelematkan muka Kantor Imigrasi. Kenapa? Karena sekarang keberadaan wanita penghibur ini, masih dengan mudah ditemui dan berkeliaran di berbagai tempat, mulai dari restoran dan café hingga penyedia jasa bisnis esek-esek yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh segilintir oknum di sini,” ujarnya berang.
Menurut Endang, tokoh masyarakat setempat keberadaan PSK asal Maroko serta para imigran Ilegal itu, sudah sangat meresahkan warga asli puncak. “Wanita muda ini pasti dari luar negeri, kalau lihat fisik hidung mancung, kulit putih,”paparnya.
Ia menduga, wanita kupu-kupu malam asal luar negeri ini sengaja didatangkan ke puncak oleh kelompok yang mengorganisir, untuk memenuhi permintaan layanan seks konsumen di malam pergantian tahun.
“Kita bersama pemerintah unsur Muspika, akan bertindak tegas, jika benar adanya aktifitas mereka yang mencemari atau mengotori kampung asli warga puncak,”ujarnya.
Keberadaan mereka (PSK dan Imigran illegal-red), membuat kawasan wisata ini akan semakin tidak nyaman.  Buntutnya, orang akan enggan berlibur ke kawasan ini, karena opini negatif emberitaan.
“Dan akhirnya usaha warga sini mati karena tidak ada pembeli akibat sepi wisatawan,”kata Dedi, seorang warga.
Lukman, Kepala Desa (Kades) Tugu Selatan, mengaku, wanita muda berkebangsaan asing asal Maroko serta imigran illegal, telah membuat resah warga puncak.
Maraknya PSK asing dan lokal yang sudah memenuhi puncak, berdampak pada meningkatnya pesanan kondom. Beberapa toko serba ada yang ada di puncak, mengaku sudah kehabisan stok kondom karena telah diborong oleh orang tidak dikenal.
“Sudah dua hari ini kami kehabisan kondom. Ada yang borong. Kami sih nggak tau untuk apa. Kami jual dan ada yang borong,”kata Saeful, karyawan sebuah minimarket di Cisarua Bogor.
Endah, kasir minimarket di Gadog bahkan terang-terangan mengakui, jika awal hingga pertengahan bulan Desember pihaknya masih banyak stok kondom.
“Kami kehabisan kondom empat hari lalu. Sekarang belum dikirim. Tadi malam ada seorang ibu ke sini dan nanya kondom juga. Dia langsung pergi, begitu saya bilang habis. Ibu itu hanya nanya kondom aja. Dia nggak beli aa-apa,”katanya. (http://poskotanews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar