Aparat Satpol PP Karanganyar kesulitan mengungkap praktik prostitusi terselubung di Pasar Karangpandan. Para pelaku penyakit masyarakat (pekat) itu seringkali menyaru sebagai pembeli di warung remang-remang hingga terlibat kucing-kucingan dengan petugas saat razia berlangsung.
Kepala Kantor Satpol PP dan Linmas Karanganyar, Mei Subroto menduga, pelaku pekat cukup lihai menyamarkan praktik prostitusi sehingga luput dari razia aparat. Dalam beberapa kali operasi, aparat gagal menangkap basah pelaku berikut pengguna jasanya.
“Banyaknya laporan masyarakat tentang adanya pelacuran di Pasar Karangpandan sudah kami tindaklanjuti dengan dengan razia. Tapi selalu gagal menangkapnya. Bahkan meski aparat melakukannya secara hati-hati dengan tidak memakai atribut dan mobil Satpol,” katanya kepada wartawan, Selasa (23/12).
Dikatakan Mei, praktik prostitusi di Pasar Karangpandan diduga berlangsung sejak lama. Untuk melayani pengguna jasanya, wanita penjaja cinta memanfaatkan kios-kios di dekat area Pasar Karangpandan bagian penjualan hewan ternak. Praktik itu tanpa mengenal waktu dengan sasaran pengguna jasa dari kalangan menengah ke bawah. Berdasarkan informasi yang diperoleh Satpol PP, wanita penjaja cinta itu tidak lain adalah pasangan para pedagang pasar yang ‘nyambi’ menjual diri. Informai lain menyebutkan, dua orang wanita penjaja cinta di Pasar Karangpandan mengidap HIV/AIDS.
“Ada dua orang yang mengidap HIV/AIDS, berdasarkan keterangan dari KPA (Komisi Penanggulangan AIDS). Jika praktik prostitusi ini tidak segera diberangus, dikhawatirkan virus mematikan itu terus menyebar,” katanya. (www.timlo.net)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar