Pria yang belum diketahui identitasnya
itu dipastikan pasangan kencan korban yang dua malam dilayani korban di
Wisma Sumber Hidup, Lokalisasi Malanu.
Keterangan yang dihimpun Radar Sorong (Grup JPNN), antara pelaku dan korban selama ini diduga menjalin hubungan asmara.
Selain menghabisi nyawa korban, Ketua RT
Lokalisasi Malanu, Sadikun mengatakan, diduga pelaku juga merampok
korbannya. Karena handphone, uang simpanan serta perhiasan milik korban
yang kerap dipakai hilang.
Bahkan, cincin yang dipakai juga lenyap
dari jari-jari tangan yang diduga patah akibat dipaksa pelaku saat
mengeluarkan cincin korban.
“Anak itu (korban,red) ada uangnya mas,
karena memang dia pekerja keras yang memang bekerja untuk menyimpan
uang, perhiasan juga punya tapi hilang semua,” tutur Sadikun kepada
Radar Sorong.
Diakui Sadikun, semasa hidupnya, Ririn
dikenal wanita yang pendiam dan tidak suka sembarang bergaul dengan
sesama PSK lainnya. Ia lebih banyak diam saat menghadapi masalah
termasuk soal urusan keluarga.
Sehingga, tidak ada yang mengetahui jika wanita tersebut ternyata menyimpan kekasih gelap yang justru menyebabkan kematian.
Namun, menurut teman sesama PSK yang tinggal satu Wisma, sering pelanggannya mengeluh dan menceritakan jika korban dikenal sebagai pemberi harapan palsu (PHP).
Namun, menurut teman sesama PSK yang tinggal satu Wisma, sering pelanggannya mengeluh dan menceritakan jika korban dikenal sebagai pemberi harapan palsu (PHP).
“Kadang ngajak nikah tapi giliran diajak
nikah tidak mau, begitu-begitu mas, tapi ya kalau yang sampai begini
saya juga tidak tahu,” kata teman korban.
Cara pelaku menghabisi nyawa korban terbilang sadis, karena tidak saja wajah korban ditikam dengan menggunakan alat tajam.
Pelaku juga mematahkan leher korban dan
setelah itu diduga kepala korban dibenturkan ke dinding hingga wanita
malang itu benar-benar tak berdaya dan akhirnya tewas di tangan
pasangan kencannya. Lebih sadisnya lagi, mayat korban disembunyikan di
bawah kolong tempat tidur.
Usai membunuh korban, pelaku masih
menghubungi nomor-nomor yang ada di Handphone korban. Tidak hanya
pemilik Wisma, pelaku juga menghubungi anak korban yang tinggal di
Jawa.
Informasi dihimpun, pelaku bahkan masih
sempat menghubungi pemilik Wisma saat memberikan keterangan di Polres
Sorong Kota, malam setelah jenasah korban ditemukan.
Namun, ia buru-buru memadamkan HP
setelah mengetahui pihak kepolisian yang berbicara. Pelaku yang
diketahui 2 malam menginap di kamar korban, sempat mengancam agar tidak
mencarinya.
Guna mengungkap dan memburu pelaku pembunuhan sadis ini, polisi masih mengumpulkan bukti-bukti dengan memeriksa sejumlah saksi.
“Kita masih melakukan penyelidikan
dengan memintai keterangan saksi-saksi, pelakunya masih kita lidik
(selidiki,Red),” kata Kasat Reskrim AKP Dodik Tri Hendro,SH.
Diakuinya, polisi telah mengamankan
barang-barang dari TKP (tempat kejadian perkara) yakni sebuah tang kecil
yang diduga dipakai menganiaya, BH korban yang ditemukan di lantai,
serta seprei yang berlumuran darah. Barang bukti itu diamankan guna
kepentingan penyelidikan lebih lanjut.
Sementara itu, jenasah yang kemarin
diinapkan di kamar Mayat RSUD Sorong, setelah dilakukan visum, akan
diberangkatkan ke kampungnya dengan menumpang Sriwijaya Air pagi ini
(Rabu, 24/12).
Keluarga korban juga telah menunggu di
rumahnya dan menyiapkan proses pemakaman. Kamar korban masih dibatasi
garis polisi karena proses penyelidikan masih berlanjut. (www.jpnn.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar