Prostitusi terus menjadi masalah terselubung yang diperangi
oleh setiap daerah, termasuk Jayapura, Papua. Menteri Sosial Khofifah Indar
Parawansa mengapresiasi penutupan tempat prostitusi di Tanjung Elmo, Distrik
Sentani Timur, Papua.
Para PSK yang bekerja di lokasi tersebut dipulangkan ke
daerah asal mereka. "Hari ini kita bersama-sama menyaksikan komitmen para
tokoh agama, masyarakat mendeklarasikan penutupan lokalisasi," ujar
Khofifah saat memberi sambutan di Lapangan kantor Bupati Jayapura, Kabupaten
Jayapura, Papua, Jumat (21/8/2015).
Khofifah mengatakan ini merupakan penutupan lokalisasi ke-33
dari 166 kota di Indonesia yang dilakukan Kemensos. Penutupan dilakukan oleh
Bupati Jayapura Matius Awaitouw pada 17 Agustus lalu.
Dia juga meminta agar Kepala Dinas sosial setempat bisa
memberikan dana hibah dari kelompok usaha bersama bagi mereka yang terkena
dampak dari lokalisasi tersebut. Menurut data dari Direktorat Rehabilitasi Tuna
Sosial Kemensos Sony Manalu ada 191 orang yang menjadi PSK. Di mana, 80 persen
di antaranya berasal dari Jawa Timur.
Berdasarkan informasi yang didapat ada sekitar 69 PSK yang
dipulangkan siang ini dari Pelabuhan Yos Sudarso menuju daerah asal
masing-masing. Rencananya, ada 151 orang dari total PSK yang akan dipulangkan
secara bertahap.
Sebelum dipulangkan, 191 eks PSK Tanjung Elmo diberi bantuan
berupa modal usaha dengan nilai total Rp 965 juta. Kemensos memberikan bantuan
dana sebesar Rp 5,5 juta dan Bupati jayapura sebesar Rp 5 juta untuk
masing-masing.
"Saya ingin menyampaikan ke saudara-saudara saya yang
kembali ke daerah asalnya mudah-mudahan bisa mendapat tempat yang baik dan
sejahtera," lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan
Yohana Yambise yang turut hadir juga menilai positif penutupan lokalisasi
tersebut. Sebab dengan adanya tempat prostitusi mempengaruhi angka kekerasan
dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan kepala keluarga kepada istri dan
anak-anak yang terus meninggi.
Sebab data KDRT tertinggi di Indonesia berada di Papua.
Sedikit banyak dipengaruhi oleh perilaku 'jajan' oleh kepala rumah tangga di
tempat-tempat prostitusi.
"Data yang ada pada kami dari segala macam LSM
kekerasan dalam rumah tangga tertinggi dari tanah Papua. Salah satu pemicunya
adalah tempat lokalisasi dan miras. Dengan adanya penutupan ini bisa jadi model
yang dipakai di Papua," kata Yohana.
Hadir dalam acara ini antara lain Bupati Jayapura Matius
Awaitouw bersama istri, Asisten I bidang Pemerintahan Papua yang mewakili
Gubernur Papua, perwakilan DPRD Jayapura dan perwakilan DPRD Provinsi Papua. (http://news.detik.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar