Resah dengan keberadaan pelacur-pelacur
yang mulai bermunculan di Mojosari, Jawa Timur, warga setempat meminta
bantuan Front Pembela Islam (FPI) untuk menyelesaikan kasus tersebut.
"Sepertinya wilayah Mojosari sedang diprospek untuk jadi lokalisasi. Saat ini mereka ada yang sudah membuka kafe dengan 51 kamar dan itu menyediakan PSK," ungkap Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Front Pembela Islam (FPI) Jawa Timur, Ustadz Khoirudin Hafidzahullah (In syaa Allah) kepada Suara Islam Online.
Saat ini, warga dari 7 desa di Mojosari sudah melaporkan keadaan ini ke Bupati dan Camat. "Rencananya kita juga akan mendampingi mereka ke Polda, Gubernur, dan MUI. Dan ormas-ormas Islam yang tergabung dalam Gerakan Ummat Islam Bersatu (GUIB) juga akan kita libatkan," kata Ustadz Khoirudin Hafidzahullah (In syaa Allah).
Beliau Hafidzahullah (In syaa Allah) mensinyalir bahwa para wanita murahan tersebut merupakan pelarian dari tempat pelacuran Dolly yang sebelumnya sudah ditutup oleh Pemkot Surabaya. "Jumlah PSK ini sekitar 100 orang, mereka adalah pelarian dari Dolly dan tempat lainnya. Selain itu, keberadaan mereka di tempat-tempat kosan juga membuat warga resah," ujar Ustadz Khoirudin Hafidzahullah (In syaa Allah).
Ditambahkannya, tuntutan warga untuk menutup segala tempat pelacuran di Jawa Timur sudah ada payung hukumnya yaitu Surat Gubernur Jawa Timur tanggal 20 Oktober tahun 2011 no 460 tentang "penanganan lokalisasi dan wanita tuna susila (WTS)".
"Kita akan mengawal masyarakat, apalagi sudah ada Pergub yang mengatur masalah ini. Dan kalau perlu, kita juga akan melakukan demo bersama masyarakat," pungkas beliau Hafidzahullah (In syaa Allah).
"Sepertinya wilayah Mojosari sedang diprospek untuk jadi lokalisasi. Saat ini mereka ada yang sudah membuka kafe dengan 51 kamar dan itu menyediakan PSK," ungkap Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Front Pembela Islam (FPI) Jawa Timur, Ustadz Khoirudin Hafidzahullah (In syaa Allah) kepada Suara Islam Online.
Saat ini, warga dari 7 desa di Mojosari sudah melaporkan keadaan ini ke Bupati dan Camat. "Rencananya kita juga akan mendampingi mereka ke Polda, Gubernur, dan MUI. Dan ormas-ormas Islam yang tergabung dalam Gerakan Ummat Islam Bersatu (GUIB) juga akan kita libatkan," kata Ustadz Khoirudin Hafidzahullah (In syaa Allah).
Beliau Hafidzahullah (In syaa Allah) mensinyalir bahwa para wanita murahan tersebut merupakan pelarian dari tempat pelacuran Dolly yang sebelumnya sudah ditutup oleh Pemkot Surabaya. "Jumlah PSK ini sekitar 100 orang, mereka adalah pelarian dari Dolly dan tempat lainnya. Selain itu, keberadaan mereka di tempat-tempat kosan juga membuat warga resah," ujar Ustadz Khoirudin Hafidzahullah (In syaa Allah).
Ditambahkannya, tuntutan warga untuk menutup segala tempat pelacuran di Jawa Timur sudah ada payung hukumnya yaitu Surat Gubernur Jawa Timur tanggal 20 Oktober tahun 2011 no 460 tentang "penanganan lokalisasi dan wanita tuna susila (WTS)".
"Kita akan mengawal masyarakat, apalagi sudah ada Pergub yang mengatur masalah ini. Dan kalau perlu, kita juga akan melakukan demo bersama masyarakat," pungkas beliau Hafidzahullah (In syaa Allah).
Sumber : Suara Islam Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar