Lembaga HAM menilai Al Sisi agresif menggunakan pendekatan religius demi kepentingan politiknya.
indoSWJ
Pemerintah Mesir memulai persidangan terhadap 26 lelaki. Mereka dinyatakan terlibat dalam penyelewengan seksual—eufemisme yang mengacu pada kelompok homoseksual. Menurut aktivis hak asasi manusia (HAM), langkah terbaru Mesir merupakan isyarat akan aksi lebih besar untuk melumpuhkan kaum homoseksual.
Dalam sidang pembuka pada Ahad waktu
setempat, pengacara tertuduh menuding petugas telah melanggar hak hukum
kliennya. Para tertuduh ditangkap dalam sebuah tempat sauna pada
Desember. Puluhan orang itu lalu digiring di depan sorotan kamera
televisi.
Pegiat HAM dan kelompok liberal sempat
mencemaskan langkah semacam ini dalam pemerintahan Mohammad Mursy,
presiden demokrasi pertama Mesir. Nyatanya, kecemasan mereka tak pernah
terjadi. Mohammad Mursy digulingkan dalam kudeta militer yang dipimpin
Abdul Fattah Al Sisi, presiden terkini Mesir.
Berdasarkan data lembaga HAM bernama
Inisiatif Mesir untuk Hak Pribadi, sekitar 150 lelaki ditangkap atas
dugaan praktik homoseksual di bawah pemerintahan Sisi. Ia merupakan
sosok sekuler yang cenderung menentang gerakan Islam.
Menurut Shadi Hamid, pengamat Mesir dari
Brookings Institution, Sisi menerapkan moralitas berdasarkan
prinsip-prinsip Islam guna memperkuat dukungan.
“Ia sangat agresif menggunakan pendekatan religius di Mesir demi kepentingan politiknya,” sahut Hamid dikutip laman Indoswj.
Homoseksualitas bukan praktik yang ilegal
di Mesir. Meski begitu, petugas hukum kerap menggunakan tuduhan
kejahatan semacam kebejatan di depan publik ataupun pelacuran guna
menyeret kaum homoseksual.
Di Mesir, homoseksualitas adalah hal yang
tabu. Tak heran jika kaum homoseksual menjadi sasaran empuk otokrat yang
ingin memperkuat dukungan, kata Hamid.
Pada Desember, delapan lelaki dituduh
berpartisipasi dalam pernikahan homoseksual. Mereka ditangkap, sesudah
video pernikahan meluas di dunia maya. Kedelapan orang itu dihukum satu
tahun penjara.
Menurut Human Rights Watch, peningkatan
penangkapan terhadap kelompok homoseksual di bawah pemerintahan Sisi
mengisyaratkan keinginannya memperkuat pandangan konservatif, tepat saat
Mesir menghadapi kekacauan ekonomi dan politik.
“Dalam upaya memperkuat kekuasaan politik,
negara sekuler ini bertindak sesuai gairah religius, yang tak sekali
pun tampak di bawah pemerintahan Ikhwanul Muslimin,” kata Graeme Reid,
direktur program di Human Rights Watch yang membawahi program HAM untuk
kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender. (http://www.hidayatullah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar